30 Pelajar di Kendari Masuk RS Akibat Narkoba, DPRD Sultra: Ada Mafia Bisnis yang Bermain

89
Ketua Komisi IV DPRD Sulawesi Tenggara (Sultra) Yaudu Salam Ajo
Yaudu Salam Ajo

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Ketua Komisi IV DPRD Sulawesi Tenggara (Sultra) Yaudu Salam Ajo angkat bicara terkait kasus yang menimpa 30 pelajar di Kota Kendari yang dilarikan di rumah sakit, akibat mengonsumsi obat berbahaya yang tergolong narkotika.

Ketua Komisi IV DPRD Sulawesi Tenggara (Sultra) Yaudu Salam Ajo
Yaudu Salam Ajo

Dikatakan, berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Sultra, pelajar menduduki urutan pertama di daerah ini dalam hal penggunaan narkoba. Diperkirakan kondisi ini akan terus berkembang bila tidak ada tindakan preventif dari pemerintah.

“Harus ada tindakan preventif dari pemerintah agar pengunaan narkoba dikalangan pelajar diminimalisir. Artinya kita harus melihat ini adalah suatu persoalan besar, karena kalau tidak ditangani anak-anak penerus bangsa ini menjadi rusak,” kata Yaudu di Sekretariat DPRD Sultra, Rabu (13/9/2017).

Politisi PKS ini mengungkapkan, banyak yang menyebabkan maraknya peredaran narkoba dikalangan pelajar. Pertama dari sisi potensi bisnis. Dikatakan, ada mafia bisnis yang bermain disini.

“Ada mafia bisnis bermain, karena dilihat potensi pasarnya besar. Jadi bisnis dibawah tanah. Potensi bisnis ini juga di backup oknum-oknum tertentu, yang kita sama sekali tidak tau,” tuturnya.

(Berita terkait : Korban Penyalahgunaan Obat Bertambah Jadi 50 Orang)

Kedua, kelemahan dari pelajar itu sendiri. Menurutnya sekarang basis penguatan karakteristik moral pelajar lemah. Jadi gampang di rayu, di ajak, di tipu, di manipulasi dan di bohongi, untuk mencoba barang haram tersebut.

Kemudian, pengawasan dari pemerintah, BNN, dan aparat. Menurutnya, saat ini harus ada konsolidasi antara pemerintah dengan pihak terkait untuk melakukan pengawasan dan langkah pencegahan.

“Saya juga sebenarnya agak prihatin, karena hampir setiap kita rapat itu memang pembahasan mengenai penanggulangan penyalahgunaan narkoba itu kurang optimal. Kalau BNN provinsi sebenarnya dulu banyak sekali sosialisasi ke sekolah SD, SMP, dan SMA. Tapi akhir-akhir ini saya belum lihat lagi,” pintanya.

Lanjutnya, sekolah juga harus intensif melakukan sosialisasi bahaya narkoba dikalangan pelajar. Sebab peredaran narkoba ini sudah menyasar anak sekolah dasar, dan ini harus di tangani dengan serius.

Sekedar informasi, sedikitnya 30 pelajar di Kota Kendari di rawat di rumah sakit usai mengonsumsi obat yang diduga mengandung zat berbahaya yang tergolong jenis narkotika. Dari 30 orang tersebut, satu orang diantaranya meninggal. Korban diketahui merupakan murid di bangku Sekolah Dasar (SD).

Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Kendari, Murniati menyebutkan, 30 orang yang dirawat itu tersebar di beberapa rumah sakit yang ada di Kota Kendari seperti Rumah Sakit Jiwa (RSJ), Rumah Sakit Bhayangkara, Rumah Sakit Umum Kota Kendari, Rumah Sakit Ismoyo, dan Rumah Sakit Bahteramas.

Sementara, kata Direktur RSJ Abdul Razak, pasien yang masuk di UGD RSJ sejak Selasa malam (12/9/2017) kemarin, hingga rabu Pagi (13/9/2017) tadi. (A)

 

Reporter: Ramadhan Hafid
Editor: Abdul Saban

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini