Kepala Dinas Pendidikan (Diknas) Butur, Fahrul Muhammad menjelaskan ujian tahun ini berbeda dengan ujian tahun seblumnya. Sebabnya, ujian sekolah kini sudah dijadikan penentuan kelulusan siswa. Sedan
Kepala Dinas Pendidikan (Diknas) Butur, Fahrul Muhammad menjelaskan ujian tahun ini berbeda dengan ujian tahun seblumnya. Sebabnya, ujian sekolah kini sudah dijadikan penentuan kelulusan siswa. Sedangkan ujian nasional (UN) tidak lagi dijadikan lagi standar kelulusan siswa. Namun, UN hanya digunakan untuk pemetaan mutu untuk masuk di perguruan dan untuk pengambilan kebijakan dari pemerintah pusat.
Hanya saja, nilai hasil UN tetap dikirim ke pusat melalui perguruan tinggi. “Jadi tidak ada lagi keterangan lulus atau tidak lulus dari hasi UN, tapi sekolah sendiri yang bisa menentukan lulus atau tidak lulus dari peserta ujian,” kata Fahrul Muhammad kepada zonasultra.id, Selasa (17/3/2015).
Adapun kriteria penilaian dari US ada tiga yakni, peserta didik harus menyelesaikan seluruh pembelajaran yang ditandai dengan nilai rapor dari semester I hingga sampai semester enam. Kemuidan siswa harus memiliki perilaku atau ahlak yang baik, serta ketiga lulus ujian sekolah.
Ujian sekolah ini, lanjut Fahrul pihak daerah tidak boleh mengintervensi karena petunjuk teknis operasional langsung ditentukan sekolah. Dimana, di dalam petunjuk teknis itu, nilai sekolah diperoleh dari rata-rata nilai rapor 3,45 untuk tingkatan SMA/SMK/ pendidikan kesetaraan. Dan nilai rata rapor 1,2 3,4,5 untuk SMP/SD. Kemudian perkaliannya 50 sampai 70 persen ditambah dengan hasil ujian sekolah dikali 30 sampai 50 persen.
“Dari kriteria dan petunjuk ini maka diperoleh nilai siswa lulus atau tidak,” ujarnya.
Melihat pentingnya US, pihaknya selalu melakukan sosialisasi di sekolah-sekolah, agar sekolah dan siswa lebih siap menghadapi US tersebut.
Fahrul optimis tahun ini Butur kembali meraih prestasi yang terbaik dengan meluluskan siswanya seratus persen seperti tahun-tahun sebelumnya.(Darso)
