Ada Apa dengan Gas Elpiji 3 Kg?

198
ilustrasi gas elpiji langka
Ilustrasi
ilustrasi-gas-elpiji-langka
Ilustrasi

 

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Sudah lebih 5 tahun sejak Pemerintah Indonesia memberlakukan konversi minyak tanah ke gas elpiji 3kg. Dengan berbagai pro dan kontra dari masyarakat, namun kebijakan pemerintah tersebut tetap dilakukan.

Setelah kebijakan konversi minyak ke gas dilakukan, kelangkaan gas elpiji, terutama yang 3 kg terus terjadi. Padahal masyarakat sudah terlanjur ketergantungan dengan gas elpiji, sehingga banyak masyarakat yang mengeluh hingga memprotes kepada pemerintah karena biasanya setelah kelangkaan gas diikuti dengan kenaikan harga gas tersebut.

Ada beberapa asumsi dari pihak-pihak terkait dari persoalan kelangkaan gas elpiji ini. Dimulai dari adanya kendala di transportasi hingga adanya dugaan terjadinya penimbunan gas elpiji menjadi sebuah perbincangan hangat yang terjadi di Kota Kendari saat ini.

(Baca Juga : Gas Elpiji 3 Kg Langka, Disperindagkop Kendari Sidak Distributor)

Saat ini masyarakat ibukota Sulawesi Tenggara mulai diresahkan dengan kenaikan harga eceran dan kelangkaan gas elpiji ukuran 3 kg menjadi Rp 25.000 per tabung sejak sepekan ini. Kenaikan harga gas bersubsidi sebesar Rp 3.000 sampai Rp 5.000 per tabung itu cukup merepotkan warga, terutama para pedagang gorengan dan warung makan skala kecil di Kota Kendari

Lilis, pemilik warung makan di Pasar Sentral Kota Kendari contohnya, mengatakan penaikan harga gas bersubsidi cukup membebani biaya modalnya karena kebutuhan gas itu cukup banyak untuk memasak. Dan bukan hanya penaikan harganya, stok gas elpiji 3 kg ternyata juga langka sehingga dapat merepotkan mereka para pedagang.

BACA JUGA :  Realisasi Belanja Negara di Sultra Tahun 2023 Sebesar Rp29 Triliun
8 Miliar Untuk Pembinaan UKM
Syam Alam

Kondisi para pedagang maupun pelaku usaha lainnya pun semakin dipersulit dengan harga gas elpiji tabung 12 Kg di tingkat eceran juga mengalami kenaikan dari yang sebelumnya Rp 150 ribu per tabung saat ini menjadi Rp 165 ribu per tabungnya.

Para pelaku usaha dan ibu-ibu rumah tangga di Kota Kendari pun semakin diresahkan bukan hanya dari harga yang melonjak. Tetapi untuk mendapatkan gas elpiji 3 Kg di tingkat pengecer sangat sulit. Dengan kondisi ini bagaimana sikap Pemerintah Kota Kendari dalam menyikapi persoalan tersebut.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Kendari Syam Alam mengungkapkan, untuk persoalan gas elpiji ini memang saat ini menjadi hal yang banyak dikeluhkan masyarakat. Langkah yang dilakukan pihaknya saat ini adalah bagaimana terus melakukan pengecekan di tingkat distributor hingga pangkalan gas elpiji 3 kg yang ada di Kota Kendari.

(Baca Juga : Mengatasi Kelangkaan Elpiji 3 Kg, ESDM dan Pertamina Lakukan Operasi Pasar)

Sejauh ini langkah yang dilakukan oleh Disperindag memang belum menunjukkan hasil yang maksimal dalam menormalkan harga dan stok gas elpiji di Kota Kendari. Keadaan seperti ini tentunya tidak dikehendaki oleh masyarakat Kota Kendari, sehingga diperlukan solusi tepat guna menuntaskan persoalan ini.

BACA JUGA :  Indosat membukukan pendapatan sebesar Rp51,2 triliun di tahun 2023

Wakil Ketua Komisi II DPRD Kota Kendari Subhan mengungkapkan, persoalan gas elpiji ini tidak boleh berlarut-larut terjadi. Pihaknya akan segera melakukan kunjungan ke distributor maupun pangkalan gas elpiji di Kota Kendari. Sebab, saat ini sudah banyak laporan telah terjadi indikasi penyelewengan kuota gas di Kota Kendari.

Ketua Forum Kerukunan Pasar yang juga anggota DPRD Kota Kendari Subhan
Subhan

Untuk itu, kata politisi Partai Keadilan Sejahtera ini, harus ada tindakan yang jelas dan nyata dari pemerintah Kota Kendari terkait kelangkaan ini. Kalaupun nantinya benar-benar ada oknum yang bertindak tidak sesuai dengan aturan maka harus ada tindakan tegas berupa pencabutan izin.

Kasus kelangkaan gas ini sangat sering terjadi semenjak kebijakan konversi minyak tanah ke gas dilakukan oleh pemerintah, entah siapa yang harus bertanggung jawab namun sering juga beredar rumor di kalangan masyarakat, oknum tidak bertanggung jawab menimbun pasokan gas elpiji tersebut sehingga menjadi kelangkaan dan ada juga kelangkaan ini terjadi karena cadangan gas bumi semakin menipis.

Tetapi apapun rumornya tidak seharusnya masyarakat yang menjadi korban, yang diinginkan masyarakat walaupun harga elpiji naik tetapi kelangkaan gas sebaiknya tidak terjadi. (B)

 

Reporter : M Rasman Saputra
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini