Air Terjun Tetewa, Wisata Alam Koltim Yang Terabaikan

978
air-terjun-tetewa
KET.GAM AIR TERJUN TETEWA- Air terjun tetewatu merupakan salah satu potensi destinasi pariwisata di Desa Alaha, Kecamatan Ueesi, Kabupaten Kolaka Timur (Koltim), Sabtu (8/10/2016). Wisata ini berjarak sekitar 132 Kilometer dari pusat kota Unaaha, Kabupaten Konawe. ILHAM SURAHMIN/ZONASULTRA.COM

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Potensi wisata alam di Sulawesi Tenggara (Sultra) memang tidak ada habisnya, sebagai salah satu provinsi dengan kondisi geografis yang terdiri dari berbagai kepulauan serta kondisi cuaca yang cukup unik menyebabkan setiap wilayah yang ada di Sultra memiliki keanekaragaman wisata alam yang mampu membuat Anda tertarik.

Pada kesempatan kali ini, zonasultra.id akan mengulas wisata alam yang berada di sebuah kabupaten baru yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Kolaka yaitu Kolaka Timur (Koltim), tepatnya di Desa Ahilulu, Kecamatan Ueesi yang berjarak sekitar 70 km dari pusat kota Kabupaten Koltim dan sekitar 132 km dari kota Unahaa, Kabupaten Konawe.

Ada dua pilihan untuk mencapai lokasi Air Terjun Tetewa yaitu melalui Kabupaten Koltim, Tirawuta atau melewati Kabupaten Konawe, Abuki. Tapi untuk mencapai lokasi lebih cepat alangkah baiknya Anda melewati jalur kedua yakni melewati kecamatan Abuki.

Mengawali perjalanan, persiapkan segala keperluan dan kebutuhan Anda selama perjalanan karena setelah dari kecamatan Abuki, Anda akan memasuki wilayah yang tidak memiliki signal operator, kondisi jalan yang cukup parah. Sehingga ada baiknya mengunakan kendaraan roda empat yang memiliki ban yang besar. Untuk kendaraan roda dua tidak ada masalah, selama Anda memiliki stamina yang kuat.

Sebelum memasuki daerah perbatasan yang berada di Desa Ambekaeri Kecamatan Latoma, sepanjang perjalanan Anda akan dimanjakan dengan pemandangan hutan alam, pegunungan dan salah satu sungai terbesar di Sultra yaitu Sungai Konaweeha. Sejumlah hewan liar seperti monyet dapat dijumpai dengan muda di sekitaran daerah Latoma. Kendati demikian, satu hal yang akan membuat rasa nyaman itu hilang sebab 70 persen kondisi jalan rusak parah, apalagi mendekati daerah perbatasan antara Kabupaten Konawe dan Kolaka Timur, jalur lumpur dengan ketinggian sekitar 20 cm akan membuat adrenalin Anda terpacu, sebab sisi kiri dari jalan tersebut merupakan jurang.

(Baca Juga : 7 Surga Wisata Tersembunyi di Sulawesi Tenggara)

Memasuki daerah perbatasan, tepatnya di Desa Ambekaeri anda dapat beristirahat sejenak karena di sini terdapat sejumlah rumah singgah untuk sedikit mengisi kekosongan perut setelah kurang lebih menempuh perjalan 2 jam. Kondisi alam masih begitu terasa suara-suara hewan dan binatang hutan dapat terdengar jelas.

akses-jalan-menuju-air-terjun-tetewa
Jembatan Ambekaeri

Sebelum memasuki perbatasan, ada salah satu tempat yang menjadi lokasi untuk berfoto yakni Jembatan Ambekaeri. Jembatan ini merupakan satu-satunya jembatan yang memiliki panjang sekitar 350 meter dengan lebar sekitar 12 meter yang menghubungkan antara Kabupaten Konawe dan Koltim, uniknya lagi sungai yang memisahkan kedua wilayahnya ini adalah Sungai Konaweeha.

Pemandangan hijau pegunungan dan perkebunan masyarakat memberikan kesan segar bagi setiap mata yang memandanganya, terlihat sejumlah masyarakat memamfaatkan sungai terpanjang ini sebagai tempat untuk mencuci dan mandi.

BACA JUGA :  Tenunan Khas Daerah Sultra Tampil di Ajang Indonesia Fashion Week 2024

Dari perbatasan menuju ke Desa Ahilulu, Kecamatan Ueesi membutuhkan waktu sekitar 3 jam dengan jarak tempuh sekitar 50 km sama dengan perjalanan dari kota Unaaha menuju perbatasan. Kondisi jalan 80 persen rusak total banyak lubang dan berlumpur, sehingga anda perlu berhati-hati karena kondisi medan yang begitu terjal. Ditambah lagi hampir semua sungai tidak ada jembatan, sehingga kendaraan roda empat dan roda dua harus melewati sungai untuk sampai keseberang.

Ada sekitar 9 anak sungai yang harus Anda lewati dari perbatasan hingga sampai di Desa Ahilulu. Bagi anda pecinta wisata yang menguji adrenalin sangat cocok berkunjung ke wisata Air Terjun Tetewa. Desa Ahilulu merupakan desa ke delapan dari 11 desa yang berada di Kecamatan Ueesi. Sebelum memasuki desa Ahilulu anda akan melewati Desa Watumendonga yang merupakan salah satu desa dengan jalan yang sangat parah.

Dari Desa Ahilulu menuju ke lokasi Air Terjun Tetewa yang berada tepat di Desa Alaha, Kecamatan Ueesi anda perlu menempuh jarak sekitar 20 km dengan jarak tempuh sekitar 1 jam karena lagi-lagi kondisi jalan yang begitu licin dan diperparah medan yang begitu terjal, sehingga perlu ekstra hati-hati demi keselematan.

Sepanjang perjalanan pohon coklat, kakao, pohon jati dan pinus akan mudah ditemukan di daerah ini. Sebab, sebagian besar masyarakat di sini bekerja sebagai petani kakao selain bertani nilam. Kondisi alam yang masih begitu terasa dan udara yang terasa cukup dingin, karena desa ini dikelilingi oleh pegunungan yang menjulang tinggi.

Arti Tetewa

Berdasarkan bahasa warga Ahilulu, Air terjun Tetewa sendiri berasal dari dua kata tete yang artinya “titian” dan wa yang artinya “mengalir”, hingga bisa disebutkan bahwa air terjun tetewa adalah ari terjun titian yang mengalir. Konon kabarnya di jaman kerajaan dulu, banyak masyarakat yang menebang pohon besar untuk menggunakannya sebagai titian guna menyeberangi sungai Konaweeha untuk mencapai kesebrang. Sedangkan kata Ueesi juga berasal dari dua kata yakni Uee yang artinya “rotan” dan si yang artinya “kecil” sehingga dikatakan Ueesi adalah rotan kecil.

air-terjun-tetewa-kolut

Salah seorang warga desa Ahilulu Gun (46) yang mengaku sejak lahir berada di desa Ueesi menjelaskan, keunikan yang dimiliki oleh Air Terjun Tetewa adalah karena sumber air yang mengalir dari sisi kiri air terjun berasal dari sungai yang berbeda yakni sungai Konawendekale yang kemudian air itu ikut bergabung dengan aliran air Sungai Konaweeha. Lebar sungai Konaweeha sekitar 35 meter dengan kedalam air disaat disurut sekitar 10 meter.

BACA JUGA :  Tenunan Khas Daerah Sultra Tampil di Ajang Indonesia Fashion Week 2024

Keindahan air terjun ini dapat dinikmati dengan melihat pancuran air jatuh yang berasal dari sisi tebing kanan sungai Konaweeha yang berjejer sekitar 20 aliran air di atas ketinggian sekitar 20 meter. Airnya begitu jernih dan terasa sangat dingin ditambah dengan rindangnya pepohonan yang berada disekeliling permandian Air Terjun Tetewa, suara air yang berjatuhan seakan memecah keheningan hutan.

Pemandangan lain yang tak kalah menariknya adalah sekeliling wisata ini sangat mudah anda jumpai gerombolan kupu-kupu yang memiliki warna beragam ada yang kuning, orange, hitam dan putih. Hewan hutan lainnya juga dapat dengan mudah dilihat di lokasi ini seperti babi, selain itu binatang liar yang masih berada di lokasi ini yaitu jonga dan anoa.

Di samping itu salah seorang pengunjung yang juga merupakan salah satu Dosen Fakultas Pertanian Universitas Islam Makassar, Andi Kasirang T. Baso mengungkapkan Desa Ahilulu merupakan suatu daerah yang memiliki potensi kedepan jika dikembangkan dengan baik, salah satunya yaitu potensi wisata air terjun Tetewa. Menurutnya, kondisi alam yang masih sangat alami apalagi terdapat banyak anak sungai serta sebuah air terjun akan menjadi daya tarik tersendiri bagi daerah ini.

(Baca Juga : Pesona Puncak Ahuawali Konawe, Keindahan Negeri di Atas Awan)

“Di sini juga terdapat banyak species kupu-kupu yang cantik. Hanya saja kondisi jalan menuju ke lokasi ini masih sangat parah dan sepertinya belum tersentuh sama sekali. Padahal ini sangat potensial jika disentuh oleh pemerintah daerah, dan akan menjadi daerah pariwisata yg menarik,” ungkap Andi Kasirang saat berkunjung ke Desa Ahilulu kepada awak zonasultra.id, Sabtu (8/10/2016).

Hingga saat ini, fasilitas dari pemerintah daerah Kabupaten Koltim sama sekali belum tersentuh. Dari segi fasilitas masih sangat minim, meskipun diketahui dari warga saat Bupati Koltim Tony Herbiansyah menjabat sebagai PJ Bupati Koltim selama 2 tahun sudah sering keluar masuk didaerah ini dan sempat melakukan acara di lokasi Air Terjun Tetewa.

Rencanaya, tahun 2017 mendatang wilayah ini akan dibangunkan jalan yang lebih baik sehingga mempermudah akses masyarakat. Selain akses jalan, layanan listrik belum juga masuk di daerah ini, sehingga masyarakat masih menggunakan genset untuk menikmati fasilitas penerangan lampu di malam hari. Sebelum dimekarkan sebagai kabupaten Koltim, wilayah ini dulunya masuk dalam kabupaten Kolaka, daerah ini sangat termajinalkan dan diabaikan pemerintah.

Untuk diketahui, Kecamatan Ueesi terdiri dari 11 desa yaitu Ahilulu, Alaaha, Konawendepiha, Likuwalanapo, Porabua, Puurau, Silui, Tongauna, Ueesi, Watumendonga dan Wesinggote. (A)

 


PENULIS: ILHAM SURAHMIN
EDITOR: JUMRIATI

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini