Aksi Beach Clean Up di Kawasan Taman Nasional Wakatobi, 1,7 Ton Sampah Plastik Dikumpulkan

359
Aksi Beach Clean Up di Kawasan Taman Nasional Wakatobi, 1,7 Ton Sampah Plastik Dikumpulkan
Beach Clean Up - Relawan cilik dalam aksi "Beach Clean Up" di pesisir Desa Sombano Kecamatan Kaledupa Kabupaten Wakatobi pada Minggu (25/3/2018). Aksi ini dilakukan untuk menjaga pesisir pantai Sombano dari sampah plastik yang banyak berhamburan di bibir pantai. (Foto WWF for Zonasultra.com)

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Sejumlah komunitas peduli lingkungan kompak melakukan aksi bersih sampah di kawasan Taman Nasional Kepulauan Wakatobi yang berada di wilayah pesisir Desa Sombano Kecamatan Kaledupa Kabupaten Wakatobi. Tumpukan dan serakan sampah di pesisir pantai Sombano membuat kawasan itu terlihat tidak asri dan kumuh.

Kegiatan peduli basmi sampah yang dinamakan ” Beach Clean Up” itu berhasil mengumpulkan 1,7 ton sampah hanya dalam tempo 2 jam. Para relawan bergotong royong memunguti sampah-sampah yang berserakan.

Sampah-sampah yang dikumpulkan jenisnya beragam mulai dari plastik, alumunium hingga botol kaca itu dikumpulkan oleh sekitar 100 relawan terdiri dari kelompok ekowisata, WWF, Taman Nasional SPTN II dsj Polsek setempat pada Minggu 25 Juni 2018.

Kepala Desa Sombano La Ode Folio menyampaikan apresiasinya kepada para relawan yang menyempatkan waktunya bersama warga setempat bersama membersihkan wilayah pesisir pantai Sombano yang masuk dalam bagian Kawasan Taman Nasional Kepulaun Wakatobi itu. Menjaga kebersihan kawasan pesisir pantai juga untuk menarik kunjungan wisatawan baik lokal maupun manca negara ke Wakatobi semakin banyak.

BACA JUGA :  PLN Terus Upayakan Pemulihan Kondisi Kelistrikan di Wangiwangi

Pihaknya berharap aksi ini tidak hanya terhenti sampai disini. Dia berharap aksi itu juga bisa diikuti oleh desa-desa yang ada di Wakatobi. Menurut Folio Wakatobi sebagai satu dari 10 destinasi lokasi wisata populer di Indonesia harus menjaga kondisi lingkungan dan alamnya .

“Saya tak menyangka bahwa aksi yang dilakukan hanya 2 jam, kita bisa mengumpulkan sampah sebanyak 1,7 ton. Semoga di desa pesisir yang lain juga melakukan hal yang sama, sehingga tidak ada alasan lagi bahwa sampah tersebut adalah sampah bawaan,” ujar Folio

Hardin salah seorang relawan ” Beach Clean Up” menyatakan komitmen menjaga kebersihan lingkungan. Menurutnya sampah plastik merupakan salah satu jenis sampah yang berbahaya, karena sifatnya yang tidak pernah hancur. Beberapa penelitian menunjukan bahwa sampah plastik yang ada di laut tidak akan pernah bisa hancur tetapi berubah bentuk menjadi bijih plastik dengan partikel yang sangat halus sehingga dapat berakibat buruk terhadap lingkungan terutama pada kesehatan. Dengan dampak yang sangat buruk terhadap lingkungan dan kesehatan.

BACA JUGA :  Tenunan Khas Daerah Sultra Tampil di Ajang Indonesia Fashion Week 2024

” Maka perlunya kesadaran bagi kita semua untuk memulai membuang sampah pada tempatnya. Untuk saat ini sampah bisa di bakar namun untuk kedepannya sebaiknya ada pengelolaan sampah yang jauh lebih baik lagi di Wakatobi,” ujar Hardin yang juga Koordinator Komunitas Kamelia, salah satu komunitas peduli wilayah pantai di Wakatobi.

Dengan banyaknya sampah dilaut, serta siklus arus dan angin yang berubah setiap tahunnya sampah yang ada dilaut tentu akan terdampar dipesisir pantai dan membuat pesisir pantai yang tadinya bersih dan indah menjadi lokasi dengan sampah yang sangat banyak.

Kegiatan ini, lanjut Hardin bisa menjadi aksi kecil untuk membuat semua menyadari efek buruk dari sampah plastik terhadap lingkungan dan kesehatan. Berdasarkan laporan dari masyarakat lokasi sampah yang menjadi target aksi berikutnya adalah Kaswari, Langge dan Hoga.(*)

 


Penulis : Tahir Ose

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini