Anton Timbang : Pemerintah Harus Tegas Gunakan Aspal Buton, Bukan Sekadar Komitmen

881
Anton Timbang
Anton Timbang

Aspal Buton ditemukan tahun 1924 oleh geolog asal Belanda di Pulau Buton Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). Pada zaman Orde Baru (Orba) aspal Buton sudah populer di kalangan pelajar dan mahasiswa, bahwa aspal Indonesia terdapat di Pulau Buton. Potensi aspal Buton yang terdapat di perut bumi Wolio mencapai 750 juta ton atau sekitar 80 persen lebih banyak bila dibandingkan produsen aspal Negara Trinidad Tobago, Meksiko dan Kanada.

Besarnya potensi ekonomi aspal Buton, gubernur Sultra sudah pernah mempresentasikan di hadapan Presiden RI Joko Widodo. Dalam presentasi tersebut dijelaskan bahwa bila aspal Buton diekstraksi ada 3,8 miliar ton dengan nilai ekonomi Rp 2.301 Triliun. Kemudian dari sisi kualitas, aspal Buton dapat bersaing dengan aspal import. Lalu bila dilihat dari harga, jauh lebih murah aspal Buton bila dibandingkan aspal import.

Namun mengapa aspal Buton yang sudah terkenal di dunia internasional, belum mampu menjadi tuan di negeri sendiri? Apa ada yang salah urus dalam penanganan pemasaran aspal Buton di dalam negeri Indonesia? Lalu bagaimana komitmen Pemerintah Indonesia, Pemerintah Daerah dan Wakil Rakyat mengenai penggunaan aspal Buton? Berikut petikan Wawancara Khusus ZONASULTRA.COM dengan ANTON TIMBANG, dari PT. BUTON ASPAL NASIONAL, distributor/agen penjualan Aspal Buton yang melayani pembelian dalam negeri dan luar negeri

Apa nama badan usaha bapak yang menangani agen atau distributor aspal Buton?

Nama badan usahanya PT Duta Buton Artha Internasional yang disingkat DUBAI. Ide namanya untuk menasionalkan aspal Buton hingga ke level internasional. Mengapa aspal negara lain bisa menembus pasar internasional, kenapa kita dari Buton tidak bisa? Ide inilah yang mengilhami, agar aspal Buton bisa Go Internasional.

Mengapa tertarik dibidang usaha aspal Buton?

Bila merunut kisahnya, tentu sangat panjang sampai kemudian kami fokus dan menentukan pilihan dibisnis aspal Buton. Kami melihat bahwa potensi aspal Buton sudah terkenal sejak ditemukan oleh

Anton Timbang : Pemerintah Harus Tegas Gunakan Aspal Buton, Bukan Sekadar Komitmen
Penambangan aspal Buton

Geolog asal Belanda WH Hetzel Asbuton tahun 1924. Kemudian terkenal pada zaman pergolakan kemerdekaan tahun 1945 pada zaman Presiden Soekarno. Lalu terus berkembang tahun 1968 di era Pemerintahan Orde Baru (Orba). Bahkan aspal Buton sudah dikenal di bangku Sekolah Dasar. Namun pertanyaan dalam kurun puluhan tahun, aspal Buton tidak setenar aspal produk Negara Trinidad

Tobago, Meksiko dan Kanada. Produk aspal mereka mampu menembus pasar dunia. Inilah yang menjadi tantangan sekaligus peluang bisnis. Kebutuhan aspal setiap tahun terus meningkat, khususnya di pasar dalam negeri Indonesia saja. Memenuhi pasar dalam negeri saja, sudah mampu mendongkrak ekonomi Sultra, mengurangi angka pengangguran dan masih banyak multi player

efek lainnya. Jadi tujuan kami bukan semata-mata melihat bisnis, tapi bagaimana mensuport pemerintah daerah dalam pengelolaan dan pemasaran aspal Buton.

Berdasarkan hasil penelitian, berapa banyak sebenarnya kandungan aspal Buton yang terdapat di Pulau Buton?

Berdasarkan penelitian, kandungan aspal Buton mencapai 3,8 miliar ton atau jika dikonversi ke ekstraksi aspal Buton mencapai 756 juta ton. Bila melihat jumlah kandungan tersebut, ada sekitar 80 persen terdapat di Pulau Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara. Selebihnya 20 persen ada di Trinidad Tobago, Kanada dan Meksiko. Namun tantangan kita secara nasional, masih besarnya pemakaian aspal import. Padahal kalau Pemerintah Indonesia bersinergi dengan Pemerintah Daerah, bahwa aspal import dihentikan atau dikurangi secara pelan-pelan, lalu kemudian kebutuhan aspal dalam negeri dipenuhi dari aspal Buton, kami yakin produksi aspal Buton akan maksimal. Kami estimasi saja 2 juta ton kebutuhan aspal Buton setiap tahun. Ini sudah sangat luar biasa, pemerintah menghemat

anggaran. Harga aspal Buton 2 juta ton sekitar Rp 8,7 Triliun, kemudian kita bandingkan aspal import mencapai Rp 18 Triliun. Berarti ada penghematan anggaran pemerintah sekitar Rp 9,3 Triliun.

Dengan kandungan aspal Buton mencapai 3,8 milliar ton, bila dikalkulasi secara ekonomi kira-kira berapa nilai aspal Buton?

Berdasarkan presentasi Bapak Nur Alam, Gubernur Sultra kepada Bapak Presiden RI Joko Widodo tahun lalu, potensi aspal Buton 3,8 miliar ton. Bila dihitung nilai ekonomi yang dapat diperoleh

Pemerintah Indonesia asalkan pengelolaan aspal Buton maksimal dapat mencapai Rp 2.301 Triliun. Jika potensi aspal Buton ini dimaksimalkan, menurut saya sangat luar biasa sumber anggaran pembangunan Indonesia.

 

Dapatkah dijelaskan keunggulan aspal Buton bila dibandingkan dengan aspal minyak import? Terutama keunggulan dari sisi ketahanan pemakaian jalan?

Jika kita bicara hasil uji laboratorium Litbang Kementerian PU RI yang kapabel dan kompeten memberikan penjelasan. Tapi yang jelas Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basoeki Hadimoeljono bersama Menteri BUMN Rini M Soemarno pada tahun 2015 sudah pernah menegaskan bahwa kualitas aspal Buton tidak kalah dengan aspal import. Ini artinya pemerintah Indonesia mengakui kualitas aspal Buton. Beliau juga sudah menjanjikan akan penyerapan penggunaan aspal Buton, sehingga pengusaha aspal Buton tidak perlu ragu mengenai pasar. Ya kualitas aspal Buton tidak perlu diragukan. Kita jangan mau dipengaruhi dengan pemikiran bahwa aspal import lebih berkualitas. Yang jelas aspal Buton lebih berkualitas.

Anton Timbang : Pemerintah Harus Tegas Gunakan Aspal Buton, Bukan Sekadar Komitmen Tumpukan aspal Buton yang sudah siap dimuat kapal tongkang

 

Kemudian keunggulan persaingan harga antara aspal Buton dengan aspal import?

Secara umum gambaran harga, aspal Buton jauh lebih murah bila dibandingan aspal import. Harga aspal Buton antara Rp 1 juta sampai Rp 1,8 juta per ton. Sedangkan aspal import sangat dipengaruhi dengan nilai harga jual minyak dunia, nilai tukar kurs dollar AS dan merk aspal. Yah…dikisaran Rp 10 juta sampai Rp 13 juta per ton. Sangat jauh perbedaan harganya, sementara bicara kualitas dan daya tahan, aspal Buton tidak kalah. Tinggal Best pengaspalan dan cara menghampar aspal Buton yang tepat dan benar, sesuai estimasi beban jalan.

Melihat banyaknya keunggulan aspal Buton, lalu bagaimana komitmen pemerintah daerah, khususnya Pemerintah Provinsi Sultra dan Pemerintah Kabupaten/kota untuk menggunakan aspal Buton?

Komitmen Pemerintah Provinsi Sultra sangat luar biasa. Pak gubernur sudah menemui Pak Presiden Joko Widodo di Istana Negara. Pak gubernur menyampaikan semuanya. Hanya memang masalah penanganan aspal Buton bukan sebatas komitmen tapi harus didukung dengan political will yang jelas arahnya. Harus ada kesamaan pandangan soal aspal Buton, mulai dari pemerintah pusat khususnya ditingkat kementerian, lalu turun ke gubernur, bupati dan walikota seIndonesia. Penggunaan aspal Buton bukan hanya tugas pemerintah daerah, tapi tugas anggota dewan yang mensyaratkan pengusaha memakai aspal Buton melalui ketentuan Peraturan Daerah (Perda), tugas pengusaha, ya tugas kita semua.

Apakah pihak anggota dewan di daerah Sultra memberikan dukungan terhadap penggunaan aspal Buton?

Ya. Ketua DPRD Sultra Abdurahman Saleh sudah menegaskan pada saat pembahasan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang aspal Buton, sudah wajib digunakan setiap pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur jalan di Sultra, baik status jalan milik provinsi maupun kabupaten dan kota. Hanya saja memang, penegasan anggota dewan harus rill di follow up ke pemerintah daerah kabupaten dan kota se Sultra. Misalnya atas nama Gubernur dan Ketua DPRD Sultra menyurati secara resmi kepada bupati dan walikota seSultra, agar anggaran pembangunan maupun pemelihargaan jalan tahun 2018 menekankan penggunaan aspal Buton. Bukan menggunakan aspal import. Aspal Buton harusnya jadi tuan rumah di negeri sendiri.

Jika dewan mendukung, apa bentuk dukungannya?

DPRD Sultra sudah menetapkan Perda Nomor 2 Tahun 2016 tentang perubahan Perda Nomor 2 Tahun 2010 tentang pemanfaatan aspal Buton untuk pembangunan dan pemeliharaan jalan provinsi dan jalan kabupaten/kota. Perda tersebut sudah sangat jelas arahnya. Hanya lagi-lagi komitmen bapak bupati dan walikota seSultra, untuk memberdayakan penggunaan aspal Buton. Jika penggunaan aspal import dibatasi penjualan dalam negeri Indonesia, saya yakin pasti beralih ke pemakaian aspal Buton. Dari sisi kualitas, aspal Buton tidak kalah kualitasnya dengan aspal cair yang diimport.

Apakah dewan sudah pernah mengeluarkan Perda tentang penggunaan aspal Buton?

Sudah, iya itu tadi Perda Nomor 2 tahun 2016. Tinggal kami tunggu eksekusi pelaksanaannya, apa kita komit semua atau masih abu-abu.

Jika bisa dipresentasikan, berapa banyak aspal Buton yang digunakan dalam kurun waktu dua tahun terakhir ini untuk pembangunan jalan?

Masih relatif sedikit pemakaian aspal Buton bila dibandingan dengan pemakaian aspal import.

Mengapa pemerintah daerah di Sultra belum bersedia menggunakan aspal Buton 100 persen untuk pembangunan maupun rehabilitasi jalan?

Kalau kita sepaham dan mau menggunakan aspal Buton di regional Sultra secara serentak, maka sebaiknya dalam penyusunan APBD provinsi, kabupaten dan kota untuk tahun 2018, sudah harus ada klausal dalam item proyek pekerjaan jalan yang menegaskan penggunaan aspal Buton, bukan aspal import. Jadi tegas, sehingga pengusaha kontraktor yang memenangkan tender pekerjaan jalan, tidak bisa lagi menggunakan aspal import. Karena sudah jelas aturannya, harus aspal Buton yang dipakai. Tapi selama belum ada ketegasan, hanya perintah lisan, ya tetap saja aspal import merajai proyek jalan.

Sementara pemerintah provinsi lain di Indonesia ada yang menggunakan aspal Buton hampir 100 persen. Benarkah informasi ini?

Ya memang kita memang sedikit aneh. Pemerintah provinsi lain di Indonesia justru menggunakan aspal Buton. Sementara kita sendiri hanya sebagian menggunakan aspal Buton. Kita lihat Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Tengah. Lalu ada beberapa provinsi di Kalimantan. Sekarang malah ada permintaan pasar dari Tiongkok.

Jika benar, bisakah dijelaskan provinsi mana saja yang dimaksud?

Itu tadi, Sulawesi Tengah (Sulteng), Sulawesi Selatan, Jawa Barat (Jabar), Jawa Timur, DKI Jakarta dan masih banyak provinsi lain yang sudah menggunakan aspal Buton. Mereka malah ada yang sudah menggunakan aspal Buton sejak tahun 1980 an.

Bagaimana pula komitmen Pemerintah Indonesia terhadap penggunaan aspal Buton?

Sudah sangat jelas, melalui Menteri BUMN dan Kementerian PU dan Perumahan Rakyat. Bahkan Bapak Presiden Joko Widodo sudah mendorong agar aspal Buton dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk pembangunan infrastruktur jalan di Indonesia.

Anton Timbang : Pemerintah Harus Tegas Gunakan Aspal Buton, Bukan Sekadar Komitmen
Lokasi tambang aspal

Bila melihat instruksi Presiden RI Joko Widodo pada pertemuan para gubernur, bupati dan walikota seIndonesia awal Januari 2015 di Istana Bogor, bahwa diinstruksikan kepada seluruh menteri agar menghentikan import aspal minyak untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Lalu aspal import diganti dengan menggunakan aspal Buton. Bagaimana realisasi instruksi ini?

Saya kembali kepada komitmen pemerintah dalam memanfaatkan potensi sumberdaya alam aspal Buton di seluruh wilayah Indonesia. Ibaratnya begini, kalau sebelumnya kecepatan hanya 50 kilometer per jam, karena Pak Presiden Joko Widodo sudah menginstruksikan, semestinya kecepatannya ditambah menjadi 80 kilometer per jam. Dengan begitu akan kelihatan hasilnya. Ini tugas kita semua, tugas media untuk terus mensosialisasikan sekaligus meminta komitmen pemerintah daerah untuk menggunakan aspal Buton. Kalau setiap hari kita suguhkan berita tentang aspal Buton, saya yakin dan percaya aspal Buton akan menjadi tuan di negeri sendiri.

Menurut anda, mengapa instruksi Presiden Joko Widodo sejak tahun 2015 sampai pertengahan 2017 tidak berjalan dengan mulus?

Kalau soal itu saya tidak tahu apa penyebabnya. Ini soal komitmen dan ketegasan pemerintah pusat saja. Bisa jadi banyak faktor penyebabnya, misalnya persaingan pasar bebas, permainan dan komitmen dengan pengguna aspal import dan lain sebagainya.

Adakah dugaan permainan pasar aspal import dalam Negeri Indonesia? Terutama kepada para pengambil keputusan yang berhubungan dengan pembangunan jalan.

Bisa ya, bisa tidak. Susah dibuktikan, namun faktanya aspal import masih unggul dalam pasar negeri Indonesia. Kembali pada komitmen dan ketegasan pemerintah Indonesia, beranikah menghentikan aspal import dengan mengganti aspal Buton?

Bagaimana anda bisa memberikan jaminan mengenai kualitas aspal Buton berdasarkan hasil uji laboratorium Litbang Kementerian PU RI?

Litbang Kementerian PU dan Perumahan Rakyat yang lebih kompeten memberikan penjelasan hasil penelitian. Namun demikian, Menteri PU tidak mungkin berani mengeluarkan statemen bahwa aspal Buton itu kualitasnya dijamin tidak kalah dengan aspal dari luar negeri, kalau bukan hasil rekomendasi uji laboratorium Litbang PU.

Benarkah bahwa harga aspal Buton memang lebih murah jika dibandingkan aspal minyak import, tapi biaya transportasi dari Pulau Buton ke daerah tujuan sangat mahal?

Itu relatif jika menyangkut transportasi angkutan dari produsen ke konsumen. Ibaratnya tidak mungkin sama biaya transportasi angkutan barang dari Surabaya menuju Kendari, kemudian barang dari Surabaya tujuan Papua. Atau aspal Buton dari Buton tujuan Sulawesi Tengah, lalu mau disamakan tujuan Sumatera Selatan. Jadi relatif, tergantung jarak dan jumlah permintaan produk aspal Buton.

Anton Timbang : Pemerintah Harus Tegas Gunakan Aspal Buton, Bukan Sekadar Komitmen Anton Timbang meninjau lokasi tambang aspal di Pulau Buton

 

Bagaimana pula anda bisa memberikan jaminan kepada pengguna aspal Buton mengenai ketepatan waktu distribusi?

Kami pastikan produk aspal Buton diterima tepat waktu sesuai kontrak. Hanya memang setiap pengiriman barang, selalu ada force majeur. Cuaca di laut saat pengangkutan bisa terjadi perubahan. Tapi saya kira hal semacam ini sudah biasa.

Apa saran anda agar aspal Buton bisa menjadi tuan di negeri sendiri?

Sebelum masuk pada pembahasan APBD tahun 2018, sebaiknya Pemerintah Provinsi bersama DPRD Provinsi Sultra mengundang seluruh bupati, walikota dan Ketua DPRD kabupaten/kota seSultra untuk melakukan pertemuan. Dalam pertemuan itu ditegaskan wajib penggunaan aspal Buton, dan ini tertuang dalam item pekerjaan proyek pembangunan dan rehabilitas jalan. (adv)

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini