APMS di Wangi-Wangi Bandel, Pengecer BBM Leluasa Mainkan Harga

54

Para pengecer berdalih bahwa tingginya angka kenaikkan dari harga standar subsidi karena dipangkalan kedua APMS yang ada di Wangi-Wangi dan Wangi Selatan, terutama APMS kelurahan Wanci milik H.Anis t

Para pengecer berdalih bahwa tingginya angka kenaikkan dari harga standar subsidi karena dipangkalan kedua APMS yang ada di Wangi-Wangi dan Wangi Selatan, terutama APMS kelurahan Wanci milik H.Anis terus menerus memainkan harga, bahkan para pengecer diarahkan agar menjual bensin asal harganya jangan melewati dari Rp.10.000 per liter.
Salah seorang pengecer di kelurahan Wanci yang meminta namanya tak ditulis media ini, membeberkan ulah APMS di wilayah itu yang terus menerus menjual bensin per jerigen 20 liter Rp.150.000 hingga Rp.160.000. 
“Yang biasa kasih kami minyak itu, dipanggil-panggil bang Kumis di APMS-nya pak Anis, dia jualkan kami kadang 1 hingga 2 jerigen per orang, tetapi setelah kami liter sampainya di rumah hanya dapat 19 liter saja per jerigennya. Kalau dihitung itu per liter kena harga Rp.8.250, makanya kami jual Rp.10.000 perliter, untung kami hanya Rp.1.750 per liternya,” ungkapnya kepada awak zonasultra.id, Sabtu (24/1/2015).
Dampak dari permainan harga dari tingkat APMS hingga ke pengecer ini tentu saja berimbas kepada masyarakat kecil khususnya pemilik kendaraan. Hal ini pula yang membuat para pengusaha angkutan kapal enggan menurunkan tarif kalau laut. 
Kepala Bidang Perhubungan Laut, Dinas Perhubungan Kabupaten Wakatobi, Muhammad Amin mengeluhkan sulitnya menekan angka tarif angkutan kapal laut yang diakibatkan harga BBM subsidi yang terus dimainkan. Ia menyarankan agar pemerintah daerah khususnya istansi terkait agar segera membuat regulasi harga bagi pengecer agar terhindar dari permainan antara pegawai APMS dengan pengecer(tengkulak BBM subsidi).
“Kalau pihak kepolisian, dinas perdagangan dan dinas PU yang turut bertanggung jawab dalam pengawasan BBM subsidi ini, berani mengambil langkah serius, misalnya membuat regulasi harga, kalau subsidi harganya Rp.6.600 per liter pemda menekan pengecer harus menjual Rp.7.500 per liter. Sehingga pegawai APMS tidak akan laku minyak yang dijualnya, kecuali pengecernya mengambil sesuai harga subsidi,” kata Muhammad Amin, Sabtu kemarin.
Tetapi tidak adanya keseriusan pemerintah daerah, tidak saja membuat tarif angkutan laut yang berdampak namun harga pasar akan ikut melambung tinggi. 
“ya, kalau PNS standar golongan 2, dipastikan hidupnya akan pas-pasan jika yang diandalkan hanya gaji, sebab pendapatannya akan berbanding terbalik dengan nilai pengeluarannya yang serba mahal,” terangnya.(Ilu)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini