Asean Community 2015 Depan Mata, Sosialisasi Sosial Budaya Minim

45

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Tinggal beberapa bulan lagi Indonesia akan memasuki Asean Community 2015. Sosialisasi mengenai komunitas Asia Tenggara (Asean Community) ini terus digalakkan oleh pemerintah. Namun, sosialisasi di bidang sosial budaya ternyata masih minim.

Hal ini diakui Kepala Sub-direktorat Diplomasi Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI, Restu Gunawan dalam acara Asean Goes to Campus – Toward Asean Community 2015, di Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari Sulawesi Tenggara (Sultra), Selasa (12/5/2015). Kegiatan ini merupakan kerjasama antara Kemendikbud RI dan UHO.
“Selama ini pemerintah lebih fokus untuk sosialisasi di bidang ekonomi dan pendidikan. Padahal sosial budaya juga tak kalah penting. Ada sekitar 280 bentuk kerjasama sosial budaya di Asean Community nanti. Ini bisa menjadi peluang bagi kita tapi juga bisa menjadi masalah jika kita tidak mengetahui seluk beluk sosial budaya itu sendiri,” terang Restu. 
Disampaikan Restu, Asean Community yang akan dibuka 31 Desember 2015 mendatang akan mengubah bentuk organisasi kerja sama antar negara di Asia Tenggara menjadi sebuah komunitas yang berbasis tiga pilar yakni ekonomi, politik dan sosial budaya. Tujuan Asean Community di bidang budaya bukan untuk memunculkan budaya Asean, melainkan menjadi sarana untuk meningkatkan toleransi di bidang budaya di 10 negara anggota Asean.
“Mau tidak mau harus kita lakukan. Dan mulai sekarang, pemahaman mengenai Asean Community ini, khususnya di bidang sosial budaya harus terus kita sosialisasikan kepada generasi penerus. Jangan sampai ketika 31 desember itu tiba mereka terkaget-kaget, tidak tahu apa yang akan dilakukan. Dan tidak menutup kemungkinan identitas budaya kita justru hilang dengan adanya Asean Community akibat ketidakmampuan kita sendiri menggali kebudayaan kita,” terang Restu.
Untuk itu, kata Restu, Kemendikbud bekerjasama dengan berbagai perguruan tinggi di Indonesia menggelar Asean Goes to Campus untuk memberikan pemahaman kepada para mahasiswa sebagai generasi penerus agar menggali kebudayaan di daerah masing-masing untuk dikenalkan kepada masyarakat Asean.  
“Dan ini juga bisa menjadi peluang devisa yang besar bagi masyarakat kita. Jika mahasiswa memiliki kreativitas untuk mengangkat kebudayaan di daerah masing-masing tentu akan menumbuhkan ekonomi rakyat juga pada akhirnya,” papar Restu.
Di Sultra, menurut Restu, terdapat begitu banyak kebudayaan dan kuliner yang belum dikenal masyarakat luas. Jangankan di level internasional, nasional pun belum tentu dikenal. Karena itu dibutuhkan sosialisasi yang lebih intens lagi. Dan salah satu yang bertanggung jawab untuk menggali potensi-potensi budaya di Sultra dan mengenalkannya kepada publik adalah mahasiswa. (Jumriati)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini