ZONASULTRA.COM,BAUBAU – Pemerintah Kota Baubau, Sulawesi Tenggara menanggapi prediksi peneliti bahasa Univerisitas Halu Oleo (UHO) yang menyebut bahasa Wolio diprediksi bakal punah. Menurut Asisten I Pemkot Baubau, La Ode Aswad, lintas sektoral harus duduk bersama membahas hal itu.
Kata dia, harus ada peraturan daerah (Perda) agar bahasa Wolio tak dikikis zaman, sehingga prediksi bahasa Wolio akan hilang di tahun 2035 dapat segera diantisipasi. Bahasa Wolio kata dia merupakan sumber identitas seseorang untuk menyatukan agar ikatan lebih kuat.
Pemkot juga mengimbau kepada masyarakat Buton untuk ikut berpastisipasi dan berinovasi untuk tetap melestarikan budaya bahasa nenek moyang masyarakat Buton.
“Salah satu redaksi perda misalnya, berpoinkan setiap hari Jumat wajib mengunakan bahasa wolio, baik di kantor instansi apapun, di pasar – pasar tradisional dan modern serta tempat-tempat lainnya di wilayah Kota Baubau. Artinya kata dia, jangan hanya di sekolah, yakni mata pelajaran Muatan Lokal yang diperuntukan bagi siswa-siswi kita,” paparnya.
Menurut Aswad, salah satu faktor terkikisnya pengunaan bahasa Wolio adanya pernikahan silang, antar Suku Buton dan suku lain. Faktor lain juga, ada yang malu memakai bahasa Wolio saat berada di daerah orang lain.
Sebelumnya, peneliti bahasa dari Universitas Halu Oleo (UHO), Drs Asrun Lio MHum, memprediksi bahasa persatuan Buton yakni bahasa Wolio akan punah pada tahun 2035 mendatang. Hal itu diakibatkan salah satunya karena generasi muda Buton tidak lagi menggunakan bahasa itu dalam kehidupan sehari-harinya.
Sumber : kabarbuton.com
