Balas Sindiran, Walikota Asrun Pertanyakan Pembangunan Nur Alam di Sultra

125
Balas Sindiran, Walikota Asrun Pertanyakan Pembangunan Nur Alam di Sultra
Koferensi Pers - Wali Kota Kendari Asrun saat melakukan konferensi pers di Kantor Wali Kota Kendari, Senin (20/2/2017) siang tadi. (Kasman/ZONASULTRA.COM)
Balas Sindiran, Walikota Asrun Pertanyakan Pembangunan Nur Alam di Sultra
Konferensi Pers – Wali Kota Kendari Asrun saat melakukan konferensi pers di Kantor Wali Kota Kendari, Senin (20/2/2017) siang tadi. (Kasman/ZONASULTRA.COM)

 

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Wali Kota Kendari, Asrun sangat menyayangkan peryataan Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Nur Alam terkait klaim-mengklaim pembangunan Kota dan provinsi. Menurut Asrun, Tidak sepantasnya Nur Alam mengeluarkan statement yang memojokkan pemerintah kota.

Berita Terkait : Sindir Asrun, Gubernur Nur Alam: Seringkali Pembangunan Provinsi Disangka Pembangunan Kota

Asrun mengatakan, selama ini dirinya hanya berusaha membangun Kota Kendari dengan maksimal tanpa bermaksud mendominasi pemerintah provinsi. Olehnya, tidak boleh ada tuduhan berlomba dalam kekuasaan sebab tugas gubernur dan Wali Kota berbeda dan sudah ada pembagian urusan.

“Urusannya dia (Nur Alam) contohnya jalan provinsi kalau urusan saya jalan-jalan perkotaan. Jadi dia jangan sampai terlalu nimbrung (mencampuri urusan) ke saya padahal bukan urusannya. Sementara orang di Lawele, Bubu, Ronta, Lambale, Ereke, maligano, Ronta, Raha, Lakapera sudah menjerit di sana karena jalan rusak. Itu adalah urusan wajibnya karena itu jalan provinsi,” kata Asrun di Kantor Walikota Kendari, Senin (20/2/2017).

Pembangunan dan aset dalam kota Kendari boleh dikatakan semua diusahakan pemerintah Kota dengan berbagai sumber pendanaan pusat dan daerah. Asrun mengatakan sangat sedikit yang bisa ditunjuk di wilayah Sultra pembangunan dana provinsi.

Kebanyakan pembangunan pemerintah pusat selama ini justru diklaim sebagai pembangunan pemerintah provinsi. Asrun mencontohkan Jembatan Teluk Kendari bukanlah dibangun dari dana provinsi tapi dari dana APBN sehingga nama resmi jembatan tersebut bukanlah Bahteramas.

Selain itu, dalam pembanguna Pelabuhan Bungkutoko, peran pemerintah provinsi perlu dipertanyakan. Sebab, jalur masuknya dirintis oleh pemerintah Kota Kendari mulai dari pembebasan lahan, pembangunan jembatan Bungkutoko dan lainnya.

“Sangat sedikit APBD provinsi yang dialokasikan di Kota Kendari, yang notabene Kendari ini adalah ibukota provinsi, harusnya dia dominan. Maaf saya harus bandingkan waktu saya di pemerintah provinsi dulu dengan pa Kaimoeddin (mantan Gubernur), saya yang tangani pengaspalan Kota ini dengan anggaran provinsi,” ujar Asrun.

Mengenai Tracking Mangrove Lahundape tidak sepantasnya dibesar-besarkan. Apalagi kata Asrun, pembangunan awalnya adalah pemerintah kota, hanya kebetulan ada teman dari pemerintah pusat yang datang menawarkan untuk pembangunan lanjutan dengan dana APBN melalui provinsi.

Satu-satunya yang menonjol pembangunan Nur Alam di Kota Kendari adalah Masjid Al Alam yang sudah 9 tahun belum rampung-rampung. Asrun ragu pembangunan masjid tersebut akan segera selesai sama seperti animasi yang dipresentasikan saat eksopose 9 tahun pemerintahan Nur Alam. (A)

 

Reporter : Muhamad Taslim Dalma/Kasman
Editor : Kiki

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini