Bangun Pabrik Gula di Bombana, Mentan: Prioritaskan Tenaga Kerja Lokal

797
Bangun Pabrik Gula di Bombana, Mentan: Prioritaskan Tenaga Kerja Lokal
MENTAN - Menteri Pertanian (Mentan) Republik Indonesia (RI) Andi Amran Sulaiman menegaskan, pendirian pabrik gula yang saat ini tengah berjalan di Kabupaeten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra) harus mengutamakan perekrutan tenaga kerja lokal. (Sri Rahayu/ZONASULTRA.COM)

Bangun Pabrik Gula di Bombana, Mentan: Prioritaskan Tenaga Kerja Lokal MENTAN – Menteri Pertanian (Mentan) Republik Indonesia (RI) Andi Amran Sulaiman menegaskan, pendirian pabrik gula yang saat ini tengah berjalan di Kabupaeten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra) harus mengutamakan perekrutan tenaga kerja lokal. (Sri Rahayu/ZONASULTRA.COM)

 

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Menteri Pertanian (Mentan) Republik Indonesia (RI) Andi Amran Sulaiman menegaskan, pendirian pabrik gula yang saat ini tengah berjalan di Kabupaeten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra) harus mengutamakan perekrutan tenaga kerja lokal.

Amran Sulaiman yang ditemui usai menjadi Keynote Speak di Auditorium HEA Mokodonpit Universitas Halu Oleo (UHO), dia menjelaskan, pendiran pabrik tersebut merupakan arahan langsung dari Presiden Joko Widodo untuk mengembangkan Swasembada pangan.

“Usulan dari Pak Presiden itu, kalau mau Swasembada, bangun 10 pabrik gula. Sekarang sudah selesai 5 unit. Kebetulan di Sultra Agroklimatnya cocok, dan sangat bagus, maka kita dorong. Kita bangun pabrik gula dengan kapasitas 10.000 TCD dan merupakan yang terbesar di Indonesia Timur,” kata Amran saat ditemui Senin, (10/2/2017).

Dia mengatakan, luas lahan yang dikelola sendiri minmal 30.000 hektar dan bisa menyerap tenaga kerja hingga 10.000 orang. Sehingga, bisa menjadi sebuah lapangan kerja baru bagi seluruh masyarakat Sultra.

“Kami minta prioritaskan tenaga kerja lokal Sultra, terkecuali ahli-ahli khusus. Itu juga merupakan perintah bapak presiden langsung,” ungkap Amran.

Dia juga menambahkan, industri tebu itu diharapkan dapat memenuhi kebutuhan gula dalam skala lokal hingga nasional. Jika produksi dalam negeri cukup, tentu saja pemerintah tidak menginginkan adanya impor gula lagi. (B)

 

Reporter : Sri Rahayu
Editor: Abdul Saban

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini