BBPP Batangkaluku: Petani Kakao Harus Pintar Remajakan Tanamannya

94
BBPP Batangkaluku: Petani Kakao Harus Pintar Remajakan Tanamannya
BBPP BATANGKALUKU - Salah satu tim Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Makassar Juhari saat memberikan materi kepada petani kakao di Kecamatan Wawotobi, Kabupaten Konawe, Selasa (24/10/2017). (ILHAM SURAHMIN/ZONASULTRA.COM)

BBPP Batangkaluku: Petani Kakao Harus Pintar Remajakan Tanamannya BBPP BATANGKALUKU – Salah satu tim Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Makassar Juhari saat memberikan materi kepada petani kakao di Kecamatan Wawotobi, Kabupaten Konawe, Selasa (24/10/2017). (ILHAM SURAHMIN/ZONASULTRA.COM)

 

ZONASULTRA.COM, KONAWE – Petani kakao di Sulawesi Tenggara (Sultra) diminta untuk handal dalam melakukan peremajaan tanaman yang sudah berumur puluhan tahun.

Hal tersebut disampaikan oleh tim dari Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku, Makassar, Jamaluddin Al Afgani bahwa saat ini banyak tanaman petani kakao yang sudah memiliki umur puluhan tahun dan sudah tidak bisa menghasilkan lagi. Dampaknya, produksi kakao terus mengalami penurunan.

“Dengan adanya pelatihan ini kami harap mereka mau mengerti bagaiamana menanam coklat dengan cara baru agar produksi terus meningkat, begitu juga peremajaannya,” ungkap Jamaluddin saat ditemui dalam acara pelatihan di Kecamatan Wawotobi, Kabupaten Konawe.

Sementara para peserta pelatihan itu berasal dari perwakilan kelompok tani berjumlah 38, yang terdiri dari Kolaka 15 orang Kolaka Timur (Koltim) 10 orang dan Konawe 13 orang. Semuanya adalah petani kakao yang saat ini banyak menemukan kendala dalam hal peningkatan nilai produksi kakao.

BACA JUGA :  Kunjungi Konawe, Mentan Amran Pastikan Pupuk Subsidi Aman

Kabid Perkebunan Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan Kabupaten Konawe Samuel mengatakan, potensi lahan kakao di Konawe mencapai 40.000 hektar dan saat ini lahan yang tergarap baru sekitar 40 persen atau 17.000 hektar dengan nilai produksi perhektar dalam setahun 1,5 ton.

“Ya, kami ingin idealnya bisa 2 ton jika petani kita benar-benar memahami pelatihan ini,” ungkapnya.

Beberapa kendala saat ini yang dihadapi petani kakao adalah cara tanam masih tradisional, kurang SDM, umur petani yang sudah tua serta adanya sifat petani yang tidak sabar dalam melakukan cocok tanam sehingga tidak fokus dalam berkebun.

BACA JUGA :  Mentan Amran Sebut Konawe Harus Jadi Penghasil Pangan Terbesar di Indonesia

Olehnya, melalui pelatihan ini, petani diharapkan mampu meningkatkan dan memahami tata cara cocok tanam yang berkembang saat ini yakni sambung pucuk. Apabila tata cara dilakukan dengan baik itu akan menghasilkan kakao yang berkualitas, waktu panen yang lebih cepat ketimbang tanam manual melalui bibit biji.

“Mereka tahu sistem itu, tapi caranya mereka belum memahami bagaimana supay hasilnya baik. Kan mereka kadang buat seperti itu tapi banyak yang layu,” ujarnya.

Untuk diketahui lumbung kakoa di Konawe berada di Kecamatan Besulutu, Abuki, Padanggule Utama, Tongauna, Lambuya, Uepai, dan Wonembute.

Selain melakukan pelatihan hingga Jumat (27/10/2017) mendatang, para petani Kakao juga akan melakukan praktek penanaman melalui sambung pucuk yang didampingi langsung oleh tim dari BBPP Batangkuluku. (B)

 

Reporter : Ilham Surahman
Editor : Kiki

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini