ZONASULTRA.COM, RAHA– Kasus kekerasan seksual terhadap anak kembali terungkap di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra). LE (35), warga Desa Gonsume, Kecamatan Duruka, tega memperkosa putri kandungnya sendiri berinisial FT (13) selama tiga tahun berturut-turut sejak masih kelas I SD.
Perbuatan tak senonoh sang ayah baru terungkap setelah salah seorang warga mengadukan perbuatannya di Yayasan Lambu Ina. Berdasarkan hasil investigasi dan pendekatan yang dilakukan lembaga pendamping tersebut bersama aparat Polsek Katobu, LE akhirnya berhasil ditangkap untuk mempertanggung-jawabkan perbuatannya, Rabu (15/9/2015).
“Awalnya kita mendapat laporan dan ditindak lanjuti dengan investigasi dan penangkapan pelaku di kediamannya,” kata Kapolsek Katobu, Ajun Komisaris Polisi (AKP). Muh. Ogen Sairi, Kamis (17/9/2015).
Menurut Ogen, tersangka mengaku telah memperkosa anak kandungnya sebanyak dua kali, terhitung sejak FT duduk di kelas 1 hingga 3 SD. Namun pengakuan LE berbeda dengan dengan pengakuan anaknya yang mengaku telah berkali-kali ditiduri oleh ayah kandungnya.
Atas perbuatannya, pria yang tidak tamat SD itu dijerat pasal berlapis, mulai dari Pasal 81 dan 82 undang-undang nomor 20 tahun 2002 tentang perlindungan anak dan Pasal 285, 287 dan 289 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP), dengan ancaman 20 tahun penjara.
Sementara itu, Misrawati, staf Yayasan Lambu Ina, mengatakan kasus yang terjadi pada diri Bunga semakin memperpanjang daftar kekerasan seksual yang terjadi di Muna. Terhitung sejak Agustus hingga September, kata Ira, sapaan akrab Misrawati, hampir setiap hari masuk laporan ke pihaknya.
Untuk kasus Incest anak ini, katanya, korban diketahui hanya diasuh oleh ayah kandungnya, sementara ibunya telah meninggalkan rumah dan menikah lagi. Sehari-harinya, korban tinggal bersama ayah dan bibinya.
Untuk sementara korban berada di dalam perlindungan rumah aman (shelter) Yayasan Lambu Ina.
