Berantas Narkoba di Kalangan Pelajar, BNN Kendari “Banting Stir” Bentuk Kurikulum Integrasi

112
Berantas Narkoba di Kalangan Pelajar, BNN Kendari
Kepala BNN Kota Kendari, Murniati

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Hasil penelitian Badan Narkotika Nasional (BNN) bersama Universitas Indonesia (UI) menunjukkan, dari 34 provinsi di Indonesia, Sulawesi Tenggara (Sultra) menempati urutan pertama sebagai provinsi dengan tingkat rasa ingin mencoba narkoba di kalangan pelajar dan mahasiswa paling tinggi.

Berantas Narkoba di Kalangan Pelajar, BNN Kendari "Banting Stir" Bentuk Kurikulum Integrasi
Kepala BNN Kota Kendari, Murniati

Kepala BNN Kota Kendari, Murniati mengungkapkan bahwa secara garis besar rasa ingin mencoba narkoba di kalangan pelajar dan mahasiswa mencapai 67 persen dengan estimasi 4 kali pakai dalam setahun. Melihat fenomena ini, pihaknya melakukan inovasi melalui program baru untuk meredam peredaran dan penggunaan narkoba di kalangan pelajar dan mahasiswa di Kota Kendari, dan Sultra pada umumnya.

“Saat saya diklat di Bogor saya berinisiatif  mencoba untuk membuat kurikulum terintegrasi pada mata pelajaran SD yang ada di Kecamatan Kendari dan ini bisa disebut kami banting stir guna menjalankan program ini,” ungkap Murniati saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (19/7/2016).

Menurut dia, SD dipilih sebagai langkah awal penerapan kurikulum terintegrasi tersebut karena beberapa bulan lalu pihaknya telah turun langsung ke lapangan yakni di Kecamatan Kendari. Di sini BNN Kendari menemukan banyak kalangan siswa SD dalam kehidupan sehari-hari melihat secara langsung wujud narkoba, bahkan ada yang sampai menjadi kurir serta menggunakan obat terlarang tersebut.

Sebagai permulaan, kurikulum integrasi ini akan diterapkan di lima SD di Kecamatan Kendari. Dan akhir Desember 2016 nanti ditargetkan seluruh SD di kecamatan tersebut sudah menerapkan kurikulum yang sama.

Kurikulum intergrasi ini adalah metode penerapan pendidikan terkait narkoba pada sejumlah mata pelajaran. Untuk tahap awal, BNN Kendari memilih 4 mata pelajaran yaitu Agama, Pendidikan Kewarganegraan (PKn), Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK). Kurikulum integrasi ini tidak akan menambah atau mengurangi 4 mata pelajaran tersebut, hanya saja pihaknya akan menyisipkan pendidikan terkait narkoba melalui metode pembelajaran yang berbeda.

“Kalau anak-anak SD itukan masih peralihan dari TK, jadi hal-hal yang sifatnya bermain masih sangat mudah untuk mempengaruhi mereka agar mengetahui dampak dari penggunaan narkoba, jadi metodenya mulai dari bernyanyi dan bermain,” ungkap Murniati.

Murniati mengakui Pemerintah Kota Kendari sangat menyambut baik program tersebut. Hanya saja, kata dia, program ini harus dikuatkan dengan regulasi yang jelas, baik dalam bentuk surat edaran, peraturan walikota atau pun ke depan dijadikan peraturan daerah, agar pelaksanaan kurikulum integrasi ini dapat terkoordinir dengan baik.

Saat ini BNN bersama Dikbud Kota Kendari sudah membentuk tim penyusunan silabus dari kurikulum integrasi ini. Dan beberapa hari ke depan akan dilakukan workshop pada guru SD di Kecamatan Kendari yang mengajar 4 mata pelajaran tersebut.

BNN Kendari optimis program ini akan berhasil dilaksanakan karena pihaknya memulai dari dasar sehingga sejak dini para siswa SD diberikan pengetahuan terkait bentuk dan bahaya dari narkoba dan obat terlarang lainnya, apalagi dengan metode pembelajaran yang menarik dan menghibur. Ke depan, program kurikulum integrasi ini juga akan diberlakukan di jenjang SMP dan SMA. (B)

 

Reporter: Ilham Surahmin
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini