Berkembang dan Redupnya Komunitas Sastra di Sultra

474
Berkembang dan Redupnya Komunitas Sastra di Sultra
Saat Kegiatan fasilitasi peningkatan apresiasi sastra di Kantor Bahasa Provinsi Sulawesi Tenggara, Kendari (Selasa, 23/2/2016). Hadir dalam kegiatan itu sejumlah guru dari berbagai sekolah di Kendari dan anggota sanggar komunitas sastra. (ZONASULTRA.COM/MUHAMAD TASLIM DALMA)
Berkembang dan Redupnya Komunitas Sastra di Sultra
Saat Kegiatan fasilitasi peningkatan apresiasi sastra di Kantor Bahasa Provinsi Sulawesi Tenggara, Kendari (Selasa, 23/2/2016). Hadir dalam kegiatan itu sejumlah guru dari berbagai sekolah di Kendari dan anggota sanggar komunitas sastra. (ZONASULTRA.COM/MUHAMAD TASLIM DALMA)

 

ZONASULTRA.COM, KENDARI– Komunitas Sastra di Sulawesi Tenggara (Sultra) dari tahun ke tahun terus berkurang kegiatannya dan bahkan ada beberapa komunitas yang menghilang. Padahal dalam sebuah komunitas sastra terdapat visi kultural atau kebudayaan suatu daerah.

Syaifuddin Gani dari kantor Bahasa Provinsi Sultra mengatakan, dimasa-masa awal kehidupan kesusastraan Sultra pada era 90-an hingga awal 2000-an, komunitas drama sempat booming. Namun kini sudah jarang dijumpai aktifitas pementasan drama. Jika pun ada hanya dilakukan oleh individu, kelompok dan sudah menjadi langka.

Komunitas-komunitas sastra masa kini lebih banyak dibidang puisi dan prosa. Itu pun banyak yang tidak bertahan lama. Kalupun bertahan, kata Syaifuddin, biasanya komunitas itu melakukan kerjasama atau kemitraan dengan lembaga pemerintah atau kampus.

Komunitas sastra dibidang drama yang sempat aktif menggelar pertunjukan adalah Teater Tendiri dengan penggeraknya Ahmad Zain. Namun komunitas itu kini tidak aktif lagi. Kata Syaifuddin, komunitas yang aktif saat ini yakni Laskar Sastra, Unit Kegiatan (UK) Seni Universitas Halu Oleo (UHO), forum Lingkar Pena (FLP), Teater Kolaka, dan lainnya.

“Kantor bahasa sendiri mengamati geliat sastra di tempatnya masing-masing, sehingga memiliki data tentang suatu komunitas. Berdasarkan perkembangan yang kami ikuti terlihat ada dinamika. Komunitas sastra lahir, berkembang, redup dan berakhir. Tidak banyak komunitas yang bertahan lama karena berbagai sebab,” kata Syaifuddin dalam acara fasilitasi peningkatan apresiasi sastra di Kantor Bahasa Sultra, Kendari, Selasa (23/2/2016).

Meskipun demikian, di tengah redup dan terangnya komunitas, aktivitas menulis sastra terus tumbuh dengan kualitas yang cukup bagus. Dinamika berkomunitas yang penuh tantangan, progresivitas berkarya tiada pernah berakhir.

Karya mereka pun tidak hanya terpublikasi di Sultra tetapi juga nasional, bahkan kawasan ASEAN. Lanjut Syaifuddin, beberapa nama yang karyanya menyapa pembaca Indonesia secara luas adalah Irianto Ibrahim, Ilham Q Moehiddin, Abdul Razak Abadi (Adhy Rical), Iwak Konawe, Sartian Nuryamin,  Wa Ode Nur Iman, La Ode Gusman Nasiru, Sendri Yakti, Ima Lawaru, Deasy Tirayoh, Amaya Kim dan Syaifuddin Gani (sendiri).

Selanjutnya, ditengarai beberapa sebab tidak bertahannya suatu komunitas adalah karena tidak adanya regenerasi, sekretariat yang berpindah-pindah, pendiri atau penggeraknya yang tidak menetap di suatu daerah dan lain sebagainya.

Olehnya kata Syaifuddin, beberapa langkah konkret untuk mempertahankan komunitas sastra dan kegiatannya telah diupayakan kantor bahasa dengan kegiatan-kegiatan peningkatan apresiasi sastra. Selain itu, diharapkan komunitas sastra menguatkan visi dan ideologi berkomunitas dan bersastra agar di tengah problematika bersastra, tetap eksis dan hidup.

“Meskipun komunitas sastra terus berjuang dengan segala tantangan, toh kenyataannya, mereka tetap berkarya, berdiskusi, berkarya, dan terus membangun jejaring dengan dunia luar. Alhasil, komunitas dan sastra di Sultra, sudah menjadi bagian dari khazanah sastra Indonesia,” ujar Syaifuddin.

 

Penulis : Muhammad Taslim Dalma
Editor  : Rustam

2 KOMENTAR

  1. Saya tertarik dengan tulisan anda ,Saya juga mempunyai tulisan yang sejenis mengenai Lembaga Pengembangan Sastra yang bisa anda kunjungi dihttp://www.lepsab.gunadarma.ac.id/

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini