Berkunjung ke Konsel, Menteri Amran Cerita Kenangan Bekerja di Perusahaan Perkebunan

169
Berkunjung ke Konsel, Menteri Amran Cerita Kenangan Bekerja di Perusahaan Perkebunan
KUNJUNGAN KERJA - Menteri Pertanian Republik Indonesia (Mentan RI) Andi Amran Sulaiman (baju putih) saat melakukan kunjungan kerja di Desa Ranooha Lestari, Kecamatan Buke, Kabupaten Konawe Selatan untuk melakukan panen pedet sapi bali, Rabu (11/1/2017). (RAMADHAN HAFID/ZONASULTRA.COM)
Berkunjung ke Konsel, Menteri Amran Cerita Kenangan Bekerja di Perusahaan Perkebunan
KUNJUNGAN KERJA – Menteri Pertanian Republik Indonesia (Mentan RI) Andi Amran Sulaiman (baju putih) saat melakukan kunjungan kerja di Desa Ranooha Lestari, Kecamatan Buke, Kabupaten Konawe Selatan untuk melakukan panen pedet sapi bali, Rabu (11/1/2017). (RAMADHAN HAFID/ZONASULTRA.COM)

 

ZONASULTRA.COM, ANDOOLO – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), pada Rabu (11/1/2017).

Disela-sela kunjungan kerjanya melakukan panen pedet sapi bali di Desa Ranooha Lestari, Kecamatan Buke, Amran mengaku serasa pulang kampung.

Menteri kelahiran Bone, Sulawesi Selatan 49 tahun lalu itu bercerita jika dia pernah tinggal di Konsel kurang lebih selama delapan tahun. Selama berada di Konsel dia bekerja sebagai pegawai harian lepas (PHL) salah satu perusahaan perkebunan.

“Disini saya dilatih, tidak akan mundur demi merah putih. Kami lahir di ombak besar. Itu di hutan Annese, Kecamatan Andoolo,” katanya.

Diceritakannya selama menjalani hidup di Konsel, dirinya dan teman-temannya sering berjalan kaki menempuh beberapa lokasi pertanian di daerah itu yang jaraknya puluhan kilometer.

(Berita Terkait : Mentan Berkunjung, Petani Konsel Banjir Bantuan)

“Kami berjalan kaki dari Annese tiap hari, dan itu kami lakukan selama beberapa tahun. Bahkan saya cuman bawa indomie untuk makan siang,” ujarnya.

Bahkan gaji yang diterimanya saat bertugas PHL di kabupaten itu hanya sebesar Rp. 150 ribu per bulan. Namun dirinya tidak pernah menyerah akan pengabdian dan perjuangan tersebut.

“Ada saudara saya di sini, mudah-mudahan dia hadir. Dulu saya selalu makan gratis di rumahnya Pak Imam. Sehingga orang tua beliau saya sudah anggap sebagai orang tua saya. Ada juga Rizal dan Iwan,” ungkapnya.

(Berita Terkait : Konsel Jadi Pusat Pengembangan Pedet Sapi Bali)

Selain itu, dirinya mengenang ketika masa mudanya dihabiskan di kabupaten itu. Dia mengatakan, pernah tidur sembilan orang dalam satu kamar, dengan atap yang jika hujan tiba maka penghuni dalam kamar akan basah kuyup.

“Di Konsel inilah saya belajar bagaimana kerasnya sebuah kehidupan. Kami tidur didekat sungai, ada gubuk yang dikasih sama pak camat bapaknya Imam. Dalam satu kamar itu kami tidurnya sembilan orang dan berdampingan dengan ayam. Kalau hujan turun maka kami akan basah kuyup,” kenangnya. (A)

 

Reporter: Ramadhan Hafid
Editor : Tahir Ose

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini