BI: Inflasi Sultra Juni 0,52 Persen

44

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara mencatat inflasi Sultra pada Juni 2015 sebesar 0,52 persen (month to month/mtm), cenderung stabil dibandingkan dengan periode sebelumnya (Mei 2015) yang tercatat 0,51 persen. Secara tahunan inflasi Sultra juga mengalami penurunan ke poin 7,35 persen (year on year/yoy). 

Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi Sultra Bidang Ekonomi Moneter, Harisuddin mengatakan, stabilnya inflasi Sultra tersebut dipengaruhi oleh penurunan tekanan inflasi di Kota Kendari yang tercatat 0,28 persen (mtm), di tengah masih cukup tingginya tekanan inflasi di Kota Baubau sebesar 1,13 persen (mtm).

Lebih lanjut dirinya menjelaskan, inflasi pada Juni terutama didorong oleh kenaikan harga menjelang bulan Ramadhan, khususnya pada kelompok bahan makanan dan angkutan udara. Meski demikian, realisasi inflasi pada Ramadhan kali ini lebih rendah jika dibandingkan dengan rata-rata inflasi historis pada Ramadhan tahun-tahun sebelumnya yang cenderung cukup tinggi.

“Hal ini menunjukkan bahwa upaya stabilitas harga yang dilakukan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah cukup efektif dalam meredam tekanan inflasi pada komoditas pangan strategis,” kata Harisuddin dalam acara temu media di ruang rapat kantor BI Sultra Jalan Sultan Hasanuddin, Kendari, Rabu (8/7/2015).

Menurut dia, sepanjang Juni 2015, koordinasi pengendalian inflasi difokuskan pada upaya pemantauan harga berbagai komoditas di pasar menjelang dan pada saat Ramadhan. BI Provinsi Sultra, lanjutnya, bersama Pemerintah Daerah dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Sultra senantiasa melakukan pemantauan perkembangan harga komodits strategis di beberapa pasar, termasuk ketersediaan stok dan juga kelancaran aliran distribusi barang kebutuhan sehari-har.

“Media juga turut berperan dalam mengedukasi masyarakat untuk tidak panik menghadapi Ramadhan, apalagi sampai harus belanja secara berlebihan yang pada akhirnya bisa memicu inflsi,” ujar Harisuddin.

BI memperkirakan risiko inflasi pada Juli mendatang masih berasal dari faktor peningkaatan konsumsi masyarakat di bulan Ramadhan dan perayaan hari raya Idul Fitri.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini