BI Prediksi Ekonomi Sultra Bisa Tumbuh Lebih Tinggi Tahun Ini

97
Kantor BI Sultra
Kantor BI Sultra

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Sulawesi Tenggara (Sultra) memperkirakan perekonomian Sultra pada tahun 2017 ini dapat tumbuh lebih tinggi dengan baseline sebesar 6,6 persen sampai dengan 7,0 persen (y on y).

Kantor BI Sultra
Kantor BI Sultra

Kepala Perwakilan (KPw) BI Sultra Minot Purwahono mengatakan perkiraan pertumbuhan ekonomi Sultra searah dengan prakiraan perekonomian Indonesia dan dunia yang juga diperkirakan mengalami peningkatan. Beberapa asumsi yang menjadi pendorong perekonomian Sultra 2017, kata Minot, adalah peningkatan kinerja lapangan usaha utama, peningkatan konsumsi rumah tangga, peningkatan realisasi investasi, dan peningkatan ekspor komoditas utama.

Sejalan dengan hal tersebut, prospek inflasi Sultra 2017 diperkirakan masih terkendali dan berada pada rentang sasaran 4 plus minus 1 persen year on year (y on y), meskipun terdapat kecenderungan adanya peningkatan tekanan inflasi dibandingkan 2016.

“BI Sultra akan terus berkoordinasi dan bersinergi dengan pemerintah dan stakeholders dalam rangka peningkatan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan upaya pengendalian inflasi daerah,” kata Minot saat acara BI Media Conference di Papa Ron’s Kendari, Rabu (1/3/2017).

BACA JUGA :  BI Sultra Sebut Batas Minimal Transaksi QRIS Masih Kewenangan User

Koordinasi tersebut terus dilakukan melalui berbagai forum ekonomi, penelitian komoditi unggulan, pemberdayaan sektor riil, dan melalui tim pengendali inflasi daerah (TPID) yang sudah terbentuk di seluruh kabupaten dan kota di Sultra, termasuk yang sudah terbentuk di tingkat provinsi.

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Sultra pada triwulan IV 2016 tercatat sebesar 7,6 persen (y on y), mengalami akselerasi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 6,0 persen (y on y).

Selanjutnya, ini didorong oleh perbaikan kinerja ekspor sejalan dengan peningkatan kinerja lapangan usaha pertambangan dan lapangan usaha pertanian (termasuk perikanan). Memperhitungkan kondisi tersebut, perekonomian Sultra selama 2016 dapat tumbuh sebesar 6,5 persen lebih tinggi dibandingkan nasional meskipun mengalami sedikit perlambatan, ditopang oleh usaha pertanian pertambangan dan konstruksi.

Lebih lanjut Minot menjelaskan, beberapa tekanan yang dihadapi oleh perekonomian Sultra berasal dari sisi domestik dan sisi eksternal. Pada sisi domestik yaitu adanya penghematan belanja pemerintah dan penundaan dana transfer dari pemerintah dan usaha konstruksi. Sementara, dari sisi eksternal adalah berkaitan dengan penurunan harga nikel semester I di 2016. Hal tersebut menyebabkan relatif terhambatnya investasi swasta yang sedang membangun smelter pengolahan nikel.

BACA JUGA :  BI Sultra Siapkan Uang Rp1,4 Triliun untuk Natal dan Tahun Baru 2024

Sedangkan, inflasi Sultra pada triwulan IV 2016 tercatat sebesar 2,69 persen (y on y), mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 3,28 persen (y on y). Penurunan inflasi tersebut, bersumber dari penurunan tekanan harga kelompok bahan pangan serta kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan.

Apabila melihat perkembangan inflasi bulanannya, inflasi tertinggi selama 2016 terjadi pada bulan Januari sebesar 1,41 persen (mtm). Deflasi tertinggi pada April 2016 sebesar – 0,66 persen (mtm). Tekanan inflasi selama 2016 masih berasal dari terganggunya pasukan ikan segar dan komoditas holtikultura karena faktor cuaca serta adanya penyesuaian tarif angkutan udara dan tarif tenaga listrik. (A)

 

Reporter: Sitti Nurmalasari
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini