Bukit Teletubies Tinabite, Sabana Indah di Bombana

3557
Bukit Teletubies Tinabite
Bukit Teletubies Tinabite

ZONASULTRA.COM, RUMBIA – Begitu banyak mahakarya sang pencipta yang tersembunyi di wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra). Tak hanya soal keindahan bahari semata, tidak pula sekadar kemolekan pantai dan puncak gunung, bukan pula hanya danau indah nan membiru, rumput hijau juga dihamparkan-Nya di daratan hingga ke bukut-bukit. Salah satunya ada di Kabupaten Bombana.

Si cantik itu berada di Desa Tinabite, Kecamatan Lantary Jaya, Kabupaten Bombana. Ia kerap disapa Bukit Teletubies. Sebagian menyebutnya bukit padang sabana layaknya di Newzealand. Di tempat itu, ada puluhan gundukan bukit terpajang mirip dan menghijau. Belum lagi ratusan hektar luas padang sabana dihiasi pepohonan hingga ternak warga yang merumput gembira.

Lokasi padang sabana ini berada di areal perkebunan tebu milik PT Jhonlin Batu Mandiri. Tepat di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Konawe Selatan. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Rarowatu Utara, Bombana, sebelah timur berbatasan dengan Selat Tiworo, Kabupaten Muna, dan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Mata Usu, Bombana.

Bukit Teletubies Tinabite
Bukit Teletubies Tinabite

Bukit padang sabana merupakan bagian dari 72 kilometer luas wilayah desa itu. Di mana, Desa Tinabite merupakan desa terluas dari delapan desa lainnya yang ada di Kecamatan Lantary Jaya.

Baca Juga : Pesona Pulau Kondo, Serpihan Surga di Bombana

Jarak dari Rumbia, ibukota Kabupaten Bombana menuju bukit ini sekitar 50 kilometer. Sementara, jarak dari ibukota Kecamatan Lantary Jaya menuju lokasi ini sekitar 20 kilometer.

Meraih sesuatu yang cantik memang butuh perjuangan keras. Begitu pun untuk menikmati keindahan Bukit Teletubies ini.

Tak ada jalan pasti menuju lokasi itu. Memang ada gusuran jalan yang hanya diperuntukkan bagi kendaraan berat milik PT Jhonlin. Namun, menempuhnya dengan kendaraan roda dua sangat rumit. Belum lagi kondisi jalan berlumpur jika hujan turun.

BACA JUGA :  Tenunan Khas Daerah Sultra Tampil di Ajang Indonesia Fashion Week 2024

Untuk mencapai puncak bukit memang melelahkan. Ada lumpur, adapula lereng dan bebatuan saat menanjak berjalan kaki menuju puncak bukit yang berjarak sekitar 200 meter. Namun, lelah tersebut terbayar dengan indahnya pemandangan saat berada di atas bukit. Sungguh mahakarya dengan sejuta pesona.

Baca Juga : Melihat Sensasi Omah Domes Pelangi dari Atas Bukit Teletubbies

Namun, hembusan angin di Bukit Teletubies ini cukup menantang. Jika tak berhati-hati, tubuh bisa hilang kendali dan terjatuh ke dasar bukit.

Hal ini yang Hasmita (26), salah seorang pengunjung. Ia hampir saja terjatuh saat menyusuri bukit pada Minggu (13/1/2019).

Bukit Teletubies Tinabite
Bukit Teletubies Tinabite

“Saya jalan-jalan saja dari bukit satu ke bukit lain dan saya seperti terlena lantaran indahnya. Saya pun tak sadar ada angin berhembus kencang, untung saja saya tidak terjatuh,” ungkapnya.

Hasmita mengaku kesulitan untuk sampai ke bukit. Lelahnya tak perlu ditanya lagi. Namun saat berada di atas bukit, lelahnya hilang begitu saja kala kedua pasang matanya menyaksikan langsung keindahan padang sabana ini.

Saran Pengunjung

Objek menarik di Desa Tinabite ini mampu memikat hati para pengunjung. Namun, karena akses yang sulit dan juga kurangnya fasilitas, pengunjung berharap pemerintah daerah setempat bisa memaksimalkan potensi wisata yang satu ini.

“Ketika ada perhatian pemda, maka akses jalan masuknya juga akan mudah bagi kami. Belum lagi jika ada fasilitas yang disediakan bagi pengunjung berupa gazebo minimal di dasar bukit, kan bisa kita manfaatkan untuk berteduh dan lebih betah di sana,” ujar Chandra, salah seorang warga di Lantary Jaya.

Bukit Teletubies Tinabite
Bukit Teletubies Tinabite

Dalam inventarisasi potensi dan pengembangan ekowisata di Balitbang Bombana, padang sabana ini belum masuk dalam daftar 76 potensi wisata yang tersebar di tiga zona wilayah, yakni zona Poleang dengan 33 potensi objek wisata, zona Rumbia 20 potensi wisata, dan zona Kabaena 23 potensi wisata.

BACA JUGA :  Tenunan Khas Daerah Sultra Tampil di Ajang Indonesia Fashion Week 2024

Hal ini pun mendapat respon dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LPPM) Universitas Halu Oleo (UHO). Lembaga ini menyarankan Pemda Bombana mampu memasukkan objek wisata ini ke dalam inventarisasi pengembangan ekowisata.

Baca Juga : Pantai Damalawa, Pesona Alam di Ujung Timur Kabaena

“Menggenjot PAD melalui ekowisata itu dasarnya dari potensinya yang sangat diminati warga dan bernilai sejarah. Jadi kita hanya memberi saran agar pemda melalui dinas pariwisata mampu melihat dan mengkaji pengembangan wisatanya, baik itu wisata bahari maupun gunung dan potensi cagar alamnya yang betul-betul berkesan,” ungkap Abdul Sakti, salah satu dosen di Fakultas Kehutanan UHO dalam kunjungannya di Bombana beberapa waktu lalu.

Kepala Dinas Pariwasata, Pemuda dan Olahraga Bombana, Junariah mengakui PAD di sektor sektor wisata belum memenuhi target. Sebab, objek wisata di Bombana belum sepenuhnya ditunjang ketersediaan sarana dan prasarana.

“Bisa saja kita inventarisir semua tempat wisata, tapi kan belum tentu tempat itu bisa menghasilkan PAD. Ditambah lagi, untuk penenetapan zona pariwisata harus ada legalitas lahan, karena membangun pariwisata itu harus ada legalitas di atasnya,” ungkap Janariah di Rumbia.

Selain itu, salah satu indikator pemenuhan kemauan wisatawan selama berada di tempat wisata juga harus terpenuhi, misalnya mau beli minum, makan, serta oleh-oleh, semua harus tersedia. Dan untuk memenuhi itu, pihaknya saat ini tengah fokus membangun tiga destinasi wisata, yaitu Pulau Kondo, Desa Wisata Tangkeno, dan Pantai Damalawa.

“Namun kita akan tetap memberi perhatian terhadap destinasi wisata lainnya di wilayah Kabupaten Bombana,” kata Janariah. (*)

 


Kontributor: Muhammad Jamil
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini