Cerita Kepsek MTsN 2 Kendari Jadi Nomor Satu di Indonesia

1569
Mappataliang

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Kepala Sekolah (Kepsek) Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 2 Kendari, Mappataliang sukses mengukir prestasi di tingkat nasional sebagai juara 1 Kepsek terbaik dalam ajang anugerah guru dan tenaga kependidikan berprestasi tingkat nasional di Surabaya, Jawa Timur (Jatim), Minggu (25/11/2018) lalu.

Baginya ini adalah kado terindah yang bertepatan dengan hari guru nasional tahun 2018. Saat ditemui di ruang kerjanya beberapa waktu lalu oleh tim zonasultra, Mappataliang bercerita jika butuh perjuangan yang cukup panjang hingga bisa meraih prestasi tersebut.

Banyak hal yang dipersiapkan Mappataliang di antaranya kualifikasi akademiknya, pendidikan dan pelatihan maksimal yang diikutinya dalam tujuh tahun terakhir, pengalaman mengajar atau melakukan supervisi, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dan menyertakan karya prestasi terbaik dalam mengelola laboratorium dan perpustakaan. Semua ini adalah bagian dari dokumen portofolio yang ia presentasikan di hadapan dewan juri.

Cerita Kepsek MTsN 2 Kendari Jadi Nomor Satu di Indonesia

“Sempat ragu, kalau mau menang. Soalnya kita bersaing dengan MTs se-Indonesia dan banyak MTs yang lebih maju misal di Jawa Sumatera dan Kalimantan. Kalau Sulawesi dengan wilayah di Indonesia Timur tidak jauh beda, tapi Alhamdulilah kita bisa menang,” ungkap Mappataliang.

Ia sendiri baru dua tahun menjabat sebagai Kepsek MTsN 2 Kendari sejak tahun 2016, pertama menjabat di sekolah yang berada di Kecamatan Kendari ini banyak pekerjaan rumah yang harus ia tuntaskan di antaranya untuk menaikkan akreditasi sekolah dari B ke A dan yang masa berlakunya telah berakhir, selain tidak adanya fasilitas pengembangan akhlak di sekolah tersebut.

Olehnya bulan pertama hingga keempat dirinya bersama manajemen sekolah melakukan berbagai persiapan untuk menaikkan akreditasi sekolah dengan menggejot delapan instrumen standar pendidikan. Namun, sembari menunggu perubahan akreditasi ia berusaha memperpanjang lebih dulu akreditasi yang sudah ada sebelumnya yakni B.

“Alhamdulilah bisa diperpanjang dan kita bisa menggelar ujian secara mandiri pada bulan Juni 2016 lalu. Kerja keras menaikkan akreditasi pun tercapai pada Agustus 2016 dari B menjadi A,” tukasnya.

Kemudian, soal fasilitas pengembangan akhlak siswa-siswi ia langsung berpikir keras untuk membangun masjid di MTsN 2 Kendari, pasalnya dari kepemimpinan Kepske pertama hingga dirinya sebagai Kepsek yang ke-10 belum ada pembangunan masjid yang direalisasikan.
Baginya, masjid penting adanya sebagai fasilitas pengembangan akhlak anak didik.

BACA JUGA :  Hakim Perempuan di PN Andoolo Ungkap Keresahan, dari Minim Fasilitas hingga Rentan Intervensi

Akhirnya melalui perjalanan panjang dan persiapan yang tidak mudah, Juli 2017 dilakukan peletakkan batu pertama pembangunan masjid oleh Kepala Kanwil Kemenag Sultra Abdul Kadir. Pembangunan masjid pun dilakukan secara bertahap dan anggaran berasal dari sumbangan orang tua siswa, guru dan sumbangan pihak ketiga.

Setelah dilakukan pembangunan, Agustus 2018 masjid tersebut sudah diresmikan penggunannya dan dilanjutkan dengan pelebaran kawasan masjid. Pihaknya sudah menggelontarkan anggaran sekitar Rp300 juta.

“Bukan hal mudah membangun masjid di daerah perbuktikan, karena biaya materil dan mengatar sama harganya. Jadi membekak. Kita papas sedikit-demi sedikit bukit yang kemiringannya hampir 80 derajat. Tapi karena niat yang tulus kita bisa bangun,” pungkasnya.

Menurut mantan Kepsek MTsN 2 Konawe Selatan (Konsel), dua keberhasilan ini menjadi salah satu faktor kemenangan dirinya pada ajang tersebut. Sebab, inovasi dan program perubahan memiliki presentase yang cukup tinggi dalam penilaian. Untuk penilaian portofolio 40 persen, 50 persen prestasi yang pernah diraih, 5 persen kemampuan bahasa dan 5 persen karya inovatif.

Belum lagi pria yang menyelesaikan S2 Pendidikan Islam di Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) ini menjelaskan, jika keberadaan MTsN 2 Kendari berada dalam lingkungan yang heterogen dari berbagai status sosial masyarakat. Sehingga untuk menjaga kondisi sekolah tetap kondusif selalu menjadi pihaknya, agar proses beajar mengajar tetap berjalan maksimal.

“Iya mungkin saja, dewan juri menyukai dan menganggap presentase saya dapat memberikan inspirasi dan masih banyak lagi hal lain yang saya sampaikan,” kata mantan guru MTsN 1 Kendari itu.

Terlepas dari itu, semua hal yang terpenting bagi seorang tenaga pendidik adalah bagaimana melihat anak didiknya sukses di masa depan. Sebab, keberhasilan anak didik adalah kebahagian yang tak ternilai bagi seorang guru. Bekerja dengan ikhlas dan tulus adalah kunci utama dirinya. Apalagi, menjadi seorang guru adalah bagian dari menanamkan kebaikan di muka bumi dan bekal di akhirat.

BACA JUGA :  Disabilitas Netra dan Pemilu: Antara Keinginan dan Keraguan Memilih

Pria kelahiran Boepinang 31 Desember 1973 berharap untuk seluruh guru di Sultra agar menjadi tenaga pendidik yang memiliki komitmen mencerdaskan kehidupan bangsa dan bekerja bukan karena sertifikasi atau gaji besar serta memiliki tanggungjawab moral kepada diri sendiri, tuhan dan anak didik.

Kakanwil Kemenag Sultra, Abdul Kadir bersyukur atas prestasi yang telah diukir oleh salah seorang kepala Madrasah di Sultra. Ia juga berharap kepada pahlawan tanpa tanda jasa itu agar terus berinovasi dan menjadi inspirasi bagi seluruh guru madrasah di Provinsi Sultra dengan prestasinya.

“Selamat atas prestasi yang telah dicapai hingga tahap ini, alhamdulillah salah seorang kepala madrasah Di Sultra dalam hal ini Kepala MTsN 2 Kendari, Mappataliang, mampu bersaing dan juara di tingkat nasional. Kita patut bersyukur dan berbangga, terus berjuang, dan alhamdulillah mampu mempersembahkan hasil terbaik dan mengharumkan Sultra,” ujarnyal.

“Betapa pun hebatnya kita sebagai orangtua, tidak mungkin mendidik putra-putri kita menjadi orang sukses tanpa ada sosok guru,” pungkas Abdul Kadir.

Mappataliang juga sebelumnya pernah mengajar di SMA Negeri 2 Kendari pada tahun 1997-1999 sebagai tenaga honorer. Ia dulunya menamatkan pendidikan sekolah dasarnya di SDN 02 Boepinang, kemudian menengah pertama di SMPN Boepinang dan menamatkan diri di SMAN Poleang tahun 1992. Ia melajutkan studinya di UHO jurusan Fisika tahun 1998, kemudian lanjut S2 Pendidikan Islam di UMJ Jakarta tahun 2012 serta mengambil S2 Pendidikan Fisika di UHO tahun 2016.

Sejumlah prestasi juga pernah diraihnya yakni guru berprestasi tingkat Kota Kendari harapan 1 tahun 2007, guru berprestasi tingkat kota Kendari juara I tahun 2009. Guru berprestasi tingkat Provinsi Sultra juara 1 tahun 2009. Kepala Madrasah Berprestasi tingkat Provinsi Sultra juara 1 tahun 2012, Juara III Kepala Madrasah Berpreastasi tingkat Nasional.

Ia juga meraih Satyalancana Karya Satya X Tahun dari Presiden RI Joko Widodo tahun 2018, Kepala Madrasah berprestasi tingkat Provinsi Sultra juara 1 tahun 2018 dan prestasi terakhir Kepala MTsN berprestasi tingkat nasional tahun 2018.(A)

 


Reporter : Ilham Surahmin
Editor : Kiki

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini