ZONASULTRA.COM, BAUBAU– Kecaman netizen atas tindakan dokter dan perawat di Rumah Sakit Badan Layanan Umum daerah (BLUD) Palagimata Kota Baubau, yang berselfi ria saat menangani pasien kritis korban pembacokan, Rabu (21/10/2015) lalu, membuat Dirut RS Palagimata Kota Baubau geram
Dirut RS BLUD Palagimata, dr Hasmudin kepada awak media Jumat (23/10/2015) enggan berkomentar dan terkesan menghindari wartawan. “no komen.no komen saya minta maaf,” sambil berlari kecil naik ke mobilnya saat dihujani pertanyaan oleh sejumlah awak media. (Baca Juga : Sadis, Dokter dan Perawat “Selfie” Didepan Korban Pembacokan)
Saat ditanya tangganaya terkait banyaknya permintaan masyarakat yang meminta kepada Walikota Baubau untuk mencopot jabatannya sebagai Direktur Rumah Sakit Palagimata, dokter ahli bedah ini mengaku siap dicopot.
“Biar besok kalo saya diganti saya siap,” kata Hasmudin.
Sementara itu, kritikan datang dari Direktur LBH Buton Raya, Dedi Aprianto. Menurut Dedi, tindakan para petugas kesehatan tersebut adalah gambaran tidak profesionalnya para petugas kesehatan RS Palagimata dalam memberikan pelayanan terhadap pasien, hal tersebut merupakan preseden buruk bagi dunia kesehatan kita khususnya pelayanan kesehatan di RS Palagimata Kota Baubau.
Ia melanjudkan, apabila tindakan para petugas kesehatan di atas berimplikasi buruk pada pasien, hingga mengalami cacat atau meninggal dunia. Hal ini bisa dikategorikan sebagai malpraktek dalam tindakan medis, dan keluarga pasien bisa melakukan gugatan kepada RS Palagimata baik pidana dan perdata sebagaimana yang diatur dalam UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.
Disamping itu hal tersebut, juga merupakan bentuk pelanggaran kode etik profesi kedokteran dan standar profesi kedokteran, sudah sepatutnya Ikatan Dokter Indonesoa (IDI) dalam kasus ini melakukan tindakan tegas dengan memberikan sangsi kepada oknum-oknum petugas kesehatan yang bersangkutan.
