Distan Kendari Turunkan 25 Anggota Pantau Hewan Kurban

114
Kepala Bidang (Kabid) Peternakan dan Pemeriksaan Hewan Dinas Pertanian Kota Kendari Murdiantoro
Murdiantoro

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Dinas Pertanian melalui Bidang Peternakan dan Pemeriksaan Hewan membuat tim pemantau proses pemotongan hewan kurban 1438 Hijriyah. Sejumlah 25 orang petugas disebar di semua lokasi pemotongan hewan di seluruh kecamatan di Kota Kendari.

Kepala Bidang (Kabid) Peternakan dan Pemeriksaan Hewan Dinas Pertanian Kota Kendari Murdiantoro
Murdiantoro

Kepala Bidang Peternakan dan Pemeriksaan Hewan Dinas Pertanian Kota Kendari Murdiantoro mengatakan, tujuan diturunkannya tim di lapangan adalah untuk melakukan pemeriksaan terhadap hewan kurban. Pemeriksaan dilakukan untuk mengantisipasi dugaan adanya penyakit hewan kurban pada sapi dan kambing.

Pekerjaan pemantau proses pemotongan hewan kurban, tutur Murdiantoro, di antaranya pemeriksaan antemortem dan pemeriksaan post mortem.

“Pemeriksaan antemortem dilakukan pada saat sapi tiba di lokasi, yang dilaksanakan pemeriksaan antemortem adalah pemeriksaan fisik hewan dalam keadaan hidup. Setelah pemotongan petugas-petugas teknis kami, akan melakukan pemeriksaan postmortem, yaitu pemeriksaan bagian orgam tubuh yang biasanya terjadi adanya penyebaran penyakit,” tuturnya saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (28/8/2017).

Namun, sejauh pemeriksaan yang dilakukan dari tahun ke tahun oleh Dinas Pertanian Kota Kendari, ungkap Mardiantoro, pihaknya belum menemukan penyakit-penyakit yang sifatnya membahayakan manusia seperti antraks.

“Adapun kita temui dalam pemeriksaan postmortem, terdapat satu, dua ekor ada penyakit cacing. Itu dimaklumi, karena situasi kondisi pemeriksaan peternakan sapi potong di Kota Kendari lebih banyak didatangkan dari Kabupaten Konawe Selatan, Konawe, Konawe Utara, Bombana dan Kolaka,” ungkapnya.

Apabila tim menemukan ciri-ciri atau diduga ada hewan terkena penyakit antraks, Mardiantoro mengimbau kepada petugas yang diturunkan, untuk melarang hewan tersebut dipotong.

“Tapi sejauh ini pemotongan hewan kurban di Kota Kendari tidak pernah ditemukan penyakit antraks. Antraks pada hewan itu ditandai dengan beberapa gejala, pertama, ternak mengalami demam tinggi. Kedua, kepala dibentur-benturkan atau diputar-putar. Ketiga, hewan merasakan sakit luar biasa di bagian pinggang,” jelasnya.

Murdiantoro juga mengimbau kepada seluruh masyarakat, instansi pemerintah, swasta, maupun perkumpulan yang akan menyelenggarakan pemotongan hewan kurban untuk melaporkan hewan kurban kepada posko pemeriksaan kesehatan hewan kurban yang disiapkan oleh Dinas Pertanian Kota Kendari. Untuk pemeriksaan kesehatan hewan kurban ini, Dinas Pertanian Kota Kendari tidak memungut biaya apapun.

“Jika hewan tersebut setelah pemeriksaan dalam keadaan sehat maka dapat dilanjutkan untuk pemotongan. Namun apabila dalam keadaan tidak sehat dan bukan karena penyakit berbahaya, maka tetap sebaiknya disarankan untuk tidak dilakukan pemotongan terhadap hewan tersebut atau sebaiknya diganti,” tambahnya. (A)

 

Reporter : Ramadhan Hafid
Editor : Kiki

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini