ZONASULTRA.COM, KENDARI – Dalam rangka mendukung kebijakan pemerintah terkait amnesti pajak atau tax amnesty, Bank Negara Indonesia (BNI) telah menyiapkan produk investasi.
Trade Finance Advisory BNI Kanwil Makassar, Randy Ariandy Ramly mengungkapkan, ada 3 produk unggulan berbasis investasi yang telah disiapkan pihaknya, yang dapat dipilih oleh setiap wajib pajak saat melakukan pembayaran uang tebusan atas harta yang dimilikinya di luar negeri atau biasa disebut dana repatriasi agar dapat diinvestasikan selama minimal 3 tahun.
Tiga produk yang dimaksudkan adalah Banking Service, invesment (manager investasi) dan pengelolaan aset. Banking Service merupakan salah satu produk yang tak asing lagi di tengah masyakarat seperti simpanan, giro, tabungan dan deposito.
Kemudian invesment melalui anak perusahaan BNI securities dan BNI asset management akan menginvestasikan dana repatriasi untuk diolah agar mendapatkan keuntungan, sehingga atas dasar keuntungan dana investasi tersebut akan diberikan kembali kepada nasabah/pemilik modal.
Selanjutnya PRODUK BNI ASSET management, yaitu pihak BNI akan melakukan penempatan dana nasabah yang bersumber dari repatriasi dalam intrument obligasi, reksada, Saham, DPLK, manfaat dana hasil repatriasi tersebut digunakan untuk kemaslahatan bersama khususnya demi kemajuan dalam negeri melalui pembangunan infrastruktur berupa fasilitas pemberian kredit bagi pelaku usaha. BNI menawarkan produk yang lengkap bagi nasabah dengan imbal hasil yang kompetitif, BNI sebagai bank persepsi dengan berbagai produk Unggulannya antara lain Trustee dan Costudi, serta produk derivatif Treasuri (Deposito On Call, Money Market Account, Hedging Valas).
“Intinya misi BNI adalah membantu pemerintah untuk mengola dana repatriasi demi pemerataan pembangunan di Indonesia dari berbagai sektor, terutama ekonomi,” ungkap Randy Ariandy Ramly ditemui usai acara sosialisasi dukungan BNI terhadap program amnesti pajak di Hotel Grand Clarion Kendari, Rabu (27/7/2016).
Hingga kuartal pertama tahun 2016 ini, BNI khususnya wilayah VII Makassar belum mengetahui secara pasti berapa dana amnesti yang dikelola pihaknya. Pasalnya, belum ada laporan tertulis dari wajib pajak berapa besaran dana tebusan yang akan dibayarkan. Diakuinya, saat ini sudah ada sejumlah nasabah BNI yang telah melakukan laporan secara lisan kepada pihaknya untuk melakukan pembayaran dana tebusan tersebut.
Randy melanjutkan, sebelum melapor ke bank, wajib pajak harus mengikuti prosedur dengan melapor ke kantor Direktorat Jendral Pajak (DJP) untuk melakukan perhitungan berapa besaran uang tebusan yang harus dibayarkan ke pihak bank.
Adapun metode pembayaran dapat melalui teller, BNI direct yang dapat diakses melalui internet, ATM, mini ATM dalam bentuk mesin EDC. Hal tersebut belaku untuk nasabah BNI ataupun bank nasabah lain yang memang merasa nyaman untuk melakukan transaski melalui media yang disediakan oleh BNI.
Randy menambahkan, demi kerahasian wajib pajak, pihak BNI membentuk penasehat investasi untuk membantu para wajib pajak dalam memilih produk investasi agar tepat dan bisa memberikan keuntungan.
Selain itu, BNI juga menyediakan KCP (Kantor Layanan) dimana Kepala Cabang Pembantu (KCP) akan melayani langsung wajib pajak yang datang untuk mencari informasi di cabang BNI terkait pembayaran unag tebusan amnesti serta memberikan pemahaman dalam memilih produk investasi BNI.
Saat ini BNI telah memiliki 1.666 outlet di seluruh Indonesia, sedangkan untuk wilayah VII Makassar terdapat 10 Kantor Cabang Utama (KCU) termasuk Kendari hingga Ambon.
Di Sultra sendiri, terdapat 8 cabang termasuk KCU Kendari, Mandonga, Lepo-Lepo, Andounohu, Unahaa, Kolaka, Bombana dan Pomalaa. (B)
Reporter : Ilham Surahmin
Editor : Jumriati
