Genjot Produksi, Balitbang Sultra Gandeng DRD Kembangkan Kakao Berbasis Inovasi

181
Genjot Produksi, Balitbang Sultra Gandeng DRD Kembangkan Kakao Berbasis Inovasi
SEMINAR - DRD Sultra menggelar seminar nasional tentang Pengembangan Kakao Berbasis Inovasi di salah satu hotel di Kendari, Selasa (5/12/2017). Dalam seminar yang menghadirkan narasumber dari Kementerian Pertanian itu, DRD dan Balitbang Sultra berkomitmen untuk mengembangkan kakao berbasis inovasi agar dapat meningkatkan produksi kakao di daerah itu. (RAMADHAN HAFID/ZONASULTRA.COM)

Genjot Produksi, Balitbang Sultra Gandeng DRD Kembangkan Kakao Berbasis InovasiSEMINAR – DRD Sultra menggelar seminar nasional tentang Pengembangan Kakao Berbasis Inovasi di salah satu hotel di Kendari, Selasa (5/12/2017). Dalam seminar yang menghadirkan narasumber dari Kementerian Pertanian itu, DRD dan Balitbang Sultra berkomitmen untuk mengembangkan kakao berbasis inovasi agar dapat meningkatkan produksi kakao di daerah itu. (RAMADHAN HAFID/ZONASULTRA.COM)

 

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Sulawesi Tenggara (Sultra) menggandeng Dewan Riset Daerah (DRD) Sultra dalam pengembangan kakao berbasis inovasi uhtuk meningkatkan produksinya di daerah itu.

Kepala Balitbang Sultra Sukanto Toding mengatakan, Sultra memiliki potensi perkebunan yang luas yang kaya akan hasil agribisnis. Kakao adalah satu contoh yang bisa disebutkan dari beragam hasil perkebunan di Sultra, serta menjadi komoditas strategis.

Dikatakan, saat ini produksi kakao di Sultra mengalami penurunan. Penyebabnya beragam, mulai dari serangan hama penyakit, usia tanaman sudah tua, mutu kakao yang dihasilkan masih asalan, serta tidak adanya industri dengan bahan baku.

“Kita melihatnya dengan memetakan persoalan kakao di Sultra. Jadi sistemnya itu hulu dan hilir. Hulu itu seperti pembibitan, produksi, kemudian kelembagaan sampai ke hilir. Ini yang kita coba petakan dan ini bisa menjadi bahan masukkan untuk melihat persoalan kakao secara komprehensif,” kata Sukanto saat ditemui usai Seminar Nasional Pengembangan Kakao Berbasis Inovasi untuk Mendukung Kemandirian dan Daya Saing Daerah di salah satu hotel di Kendari, Selasa (5/12/2017).

BACA JUGA :  Warga Antusias Sambut Nur Alam dari Bandara sampai di Rumahnya

Lanjutnya, untuk daerah sentra produksi kakao di Sultra masih didominasi oleh Kabupaten Kolaka Utara, Kolaka, Kolaka Timur, dan Konawe Selatan. Olehnya itu, pihaknya siap memfasilitasi dan memberikan informasi terhadap daerah yang menjadi produksi kakao untuk terus mendorong penguatan sektor perkebunan khususnya kakao.

“Kita berharap bisa terhimpun ide-ide konsep untuk merevitalisasi lagi peran kakao sebagai komoditas andalan. Karena itu mungkin salah satu strategi yang mau dilakukan untuk meningkatkan produksi adalah peremajaan, rehabilitasi, intensifikasi dan peningkatan pemeliharaan melalui pemupukan dan pemangkasan yang baik.

Di tempat yang sama Ketua DRD Sultra Andi Bahrun mengatakan, untuk pengembangan kakao, pihaknya siap memberikan masukan kepada pemerintah daerah berupa pemikiran dalam rangka mencari, memenuhi, merumuskan kebijakan dan arah pembangunan iptek sesuai dengan potensi keunggulan yang dimiliki.

Menurutnya, kakao sebagai salah satu komoditi unggulan Sultra, perlu mendapat perhatian serius untuk dikembangkan agar memberikan kontribusi yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja dan kesejahteraan masyarakat, serta mewujudkan tekad Indonesia sebagai produsen kakao terbesar dunia.

BACA JUGA :  Per 9 Januari 2024, Dinkes Catat 63 Kasus DBD Terjadi di Kendari

“DRD berkeyakinan dan berpendapat bahwa kini saatnya kakao harus bangkit menjadi ikon daerah dan nasional sebagai mesin ekonomi daerah dan nasional, serta Indonesia akan menjadi penghasil kakao nomor satu di dunia,” ungkapnya.

Sementara itu, Direktur Perlindungan Perkebunan Kementerian Pertanian Dudi Gunadi menyatakan, siap memberikan dukungan kepada Pemerintah Provinsi Sultra dan pemerintah daerah di Sultra dalam pengembangan komoditas tanaman kakao.

“2009 dengan gernas kakao. Kita sudah selesaikan hampir 500 ribu hektar untuk melakukan rehabilitasi, peremajaan dan intensifikasi. Dan kita berharap ini ada sebuah sinergi yang manis antara pemerintah pusat, pemerintah daerah dan petani untuk menindak lanjuti upaya-upaya ini,” ujarnya.

Ia juga berharap upaya perbaikan tanaman kakao seperti rehabilitasi, peremajaan dan intensifikasi bisa direspon oleh semua stakeholder, sehingga hasil yang diharapkan untuk memperbaiki kakao di Sultra bisa jauh lebih cepat dan jauh lebih baik. (B)

 

Reporter : Ramadhan Hafid
Editor : Abdul Saban

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini