Genjot Promosi Pariwisata, Sulut Bebaskan Pajak Shooting Film

58
Sore Ini, Buku The Magnificent Seven: Indonesia’s Marine National Parks Diluncurkan
Ilustrasi

ZONASULTRA.COM, SULUT – Ini kabar menyenangkan bagi produser yang ingin membuat film di Sulawesi Utara (Sulut). Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulut memberi banyak kemudahan kepada para sutradara yang ingin shooting film di sana. Salah satunya terkait pajak.

Sore Ini, Buku The Magnificent Seven: Indonesia’s Marine National Parks Diluncurkan
Ilustrasi

“Saya sudah menginstruksikan kepada berbagai pimpinan daerah. Ketika ada yang shooting film di Sulut tidak perlu diberlakukan retribusi pajak agar lebih menggiatkan perfilman Indonesia,” kata Gubernur Sulut Olly Dondokambey setelah malam penganugerahan Festival Film Indonesia (FFI) 2017 di Grand Kawanua Convention Center (GKCC), Manado, Sabtu (11/11).

Menurut Olly, kerja sama itu bakal menguntungkan kedua belah pihak. Bagi Sulut, keindahan destinasi wisata bakal terekspos dalam film yang digarap para sutradara.

Sedangkan bagi produser, keputusan Pemprov Sulut menggratiskan pajak shooting film membuat biaya bisa ditekan. Olly menilai film merupakan salah satu cara terbaik untuk mempromosikan Sulut sebagai daerah wisata.

“Dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi, saya merombak kegiatan utama kami menjadi pariwisata. Wisata itu bisa digerakkan lewat film,” tutur Olly.

Hingga kini, sudah ada beberapa film yang shooting-nya dilakukan di Sulut. Di antaranya, Senjakala dan Tommi N Jerri. Yang paling baru, shooting film berjudul Hujan Bulan Juni juga dilakukan di Sulut.

Selain itu, beberapa program televisi dari Korea Selatan (Korsel) dan Prancis juga pernah shooting di Sulut.

Menurut Olly, film-film itu terbukti meningkatkan kunjungan wisatawan ke Sulut. Pertumbuhan ekonomi juga terdongkrak dari lima menjadi enam persen.

Meski begitu, Olly mengaku belum puas. Olly berharap makin banyak sutradara yang shooting di Sulut. Dengan begitu, keindahan alam Sulut bakal lebih terekspos. “Kami berikan kemudahan menggunakan lokasi, termasuk pembiayaan kalau lebih dari 50 persen shooting di Manado. Bukan dari APBD, tapi saya carikan CSR dan investor,” ucap Olly.

Sementara itu, aktris senior Paramitha Rusady mengaku kagum dengan perkembangan pesat di Sulut, khususnya Manado. Menurut Paramitha, banyak daerah di Sulut yang memiliki destinasi wisata nan memesona. Selain Manado, ada pula Minahasa yang tak kalah aduhai.

“Minahasa harus bersiap karena akan menjadi tempat yang akan didatangi dan dikunjungi berbagai turis. Saya berharap, setelah FFI, banyak produser yang akan melirik Sulut dan menjadikan Sulut lokasi shooting film,” ujar Paramitha.

Menpar Arief Yahya menyebut regulasi adalah salah satu faktor yang sering merepotkan. Karena itu banyak aturan yang harus dideregulasi, untuk menaikkan daya saing pariwisata Indonesia.

“Pak Presiden Jokowi sudah menegaskan agar proses deregulasi dilakukan untuk percepatan semua sektor penbangunan, termasuk pariwisata,” kata Arief Yahya.

Karena itu, langkah deregulasi yang dilakukan Sulawesi Utara itu sangat penting. “Kita akan bisa bersaing, jika berbagai kemudahan dilakukan. Benchmark saja dengan negara tetangga yang sudah hebat,” kata dia. (*)

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini