Guru Besar UHO: Hindari Membuka Lahan dengan Membakar

36

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Guru besar pertanian Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari I Gusti Ray Sadimantara mengatakan, membersihkan lahan untuk persiapan musim tanam dengan cara membakar sebaiknya dihindari.

Teknik membakar tersebut selain berkontribusi terhadap polusi di udara, teknik ini juga akan membuat unsur hara di dalam tanah mudah lenyap sehingga mengganggu kesuburan tanah.

“Sebagian besar petani kita, terutama petani-petani konvensional masih memilih teknik membakar untuk menyiapkan lahan. Padahal teknik ini harusnya dihindari, lebih baik mengembangkan pertanian berkelanjutan,” kata Gusti, Kamis (29/10/2015).

Dengan pertanian berkelanjutan, lanjut dia, jerami atau sampah lainnya akan ditimbun dalam tanah sehingga memiliki kesempatan untuk bersembunyi di dalam tutupan tanah dan mengalami pembusukan. Selain ramah lingkungan, teknik ini juga akan menyuburkan tanah.

Meski baik untuk kesuburan tanah, Dekan Fakultas Pertanian ini mengakui jika teknik membersihkan lahan tanpa dibakar tersebut tidak akan mudah diterapkan kepada para petani. Pasalnya, para petani telah terbiasa dengan teknik membakar yang lebih mudah dan praktis. Karena itu, lanjutnya dibutuhkan kerjasama dari berbagai pihak terkait untuk terus mensosialisasikan kepada para petani agar tidak membakar lahan.

Data terakhir dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Tenggara mencatat, selama Oktober terdapat 279 titik api (hotspot) yang menyebar hampir di seluruh wilayah Sultra.

Kabupaten Bombana menjadi penyumbang terbesar dengan 79 titik api, menyusul Kolaka dengan 42 titik, Konawe 37 titik, Muna 33 titik, Konawe Selatan 32 titik dan sisanya menyebar di daerah-daerah lainnya.

Staf Fungsional Pengendali Ekosistem Hutan BKSDA Sultra Saidung mengatakan, dari 279 titik api penyebab kabut asap yang ditemukan tersebut sebagian besar penyebabnya adalah ulah manusia yang membuka lahan dengan cara membakar hutan dan semak belukar.

“Penyebab terjadinya kabut asap ini disebabkan 90 persen oleh ulah manusia dalam hal ini pemilik lahan yang ingin membuka lahan dengan cara dibakar karena dianggap lebih gampang tanpa menyadari dampaknya terhadap lingkungan,” katanya.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini