Habiskan Dana Belasan Miliar, Pelayanan Air 24 Jam Hanya Janji

756
pdam macet
Kantor PDAM kota Kendari
pdam macet
KANTOR PDAM KENDARI– Kantor PDAM kota Kendari yang terletak Punggolaka, Kecamatan Mandonga, kota Kendari. PDAM hingga kini belum mampu merealisasikan janjinya untuk mengalirkan air bersih 24 jam kepada pelanggangnya. Foto Dok/ZONASULTRA.COM

 

ZONASULTRA.COM, KENDARI-  “Aku masih seperti yang dulu, Menunggunmu sampai akhir hidupku, Kesetiaanku tak luntur, Hati pun rela berkorban,” itulah potongan bait lagu yang berjudul Aku Tak Ingin Sendiri yang dipopulerkan artis lawas Dian Piesesha.

Lirik lagu ini mungkin tepat kalau mengambarkan kondisi pelayanan air bersih yang dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Anoa Kendari. Betapa tidak,  meski PDAM sudah berganti pejabat, namun pelayanan air bersih di kota peraih adipura ini tak kunjung membaik. Masih seperti yang dulu dan warga tetap berharap menanti pelayanan prima yang pernah dijanjikan.

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang dikuasakan untuk mengurus air bersih masyarakat kota Kendari, seperti tak mampu berbuat banyak. Alih-alih mewujudkan janji mengalirkan air bersih 24 jam, justru air PDAM saat ini hanya mengalir setiap 4 hari sekali dalam seminggu. Itu pun tak menentu. Kadang 4 hari bahkan hingga seminggu baru mengalir. Tak ada kepastian jadwal yang tepat untuk mengalirkan air kepada pelanggang.

Hal ini tentu saja sangat dikeluhkan pelanggang. Banyak pelanggang yang kecewa hingga harus memutuskan aliran PDAM. Belum lagi kualitas air yang tak layak komsumsi membuat masyarakat terpksa harus membuat sumur gali, sumur bor atau pun membeli air tower yang banyak dijual di kota ini.

Dawiyati, warga Kecamatan Poasia mengatakan, pelayanan PDAM Kota Kendari sejauh ini belum maksimal diterimanya. Sebab terkadang pihaknya harus menunggu hingga empat hari untuk mendapatkan pelayanan air PDAM Kota Kendari.

Hal senada juga diungkapkan, Kamalia, warga Kecamatan Kadia yang mengaku, pelayanan PDAM di wilayahnya sangatlah tidak maksimal. Jangankan pelayanan 24 jam pihaknya terkadang harus menunggu tiga hari untuk mendapatkan air.

“Selain menunggu cukup lama, terkadang air yang kami terima tidak langsung jernih tetapi kabur dan harus kami diamkan terlebih dahulu selama 5 sampai dengan 10 menit untuk mendapatkan air yang jernih,” ujar Kamalia yang ditemui di rumhanya, beberapa waktu lalu.

Khusus untuk pelayanan PDAM di Kecamatan Kendari, hingga saat ini juga belum maksimal. Terbukti warga di Kelurahan Kandai, cenderung menggunakan air sumur bor ketimbang menggunakan jasa air PDAM Kota Kendari. Anwar contohnya, dia mengaku sama sekali tidak pernah menggunakan air PDAM Kota Kendari dan lebih memilih menggunakan air sumur bor.

Di Kecamatan Abeli, seorang warga bernama Jufri, mengakui masih menggunakan air PDAM untuk kebutuhannya. Tetapi untuk kebutuhan mandi dan mencuci ia menggunakan air gunung. Ini dilakukannya, karena hingga sekarang air PDAM disekitar wilayahnya mengalir dua hari sekali.

Terkait persoalan warga ini, Ketua Komisi II DPRD Kota Kendari, Subhan mengatakan, PDAM Kota Kendari sebaiknya berupaya memperbaiki kinerjanya. Khusus untuk daerah-daerah yang belum mendapatkan pelayanan air seperti Kecamatan Kendari harus bisa segera disikapi.

BACA JUGA :  Seorang Wanita di Kendari Jadi Korban Salah Tembak Polisi
pdam macet
Subhan

Khusus untuk penganggaran bagi PDAM Kota Kendari, politisi partai keadilan sejahtera ini menuturkan, PDAM Kota Kendari sudah tidak lagi mendapatkan tambahan anggaran sejak 2013. Sebab pasca keluarnya rekomendasi Pansus PDAM dua tahun lagi, PDAM tidak lagi mendapatkan subsidi anggaran tetapi dipersilahkan menaikan tarif.

Subhan mengungkapkan, selama kepemimpinan walikota Asrun, PDAM Kota Kendari telah menerima subsidi anggaran sampai Rp.11 milliar. Jumlah ini katanya, sebenarnya sudah cukup besar. Untuk itu PDAM Kota Kendari. Sehingga diharapkannya dapat lebih maksimal lagi memberikan pelayanan ke masyarakat.

“Terkait keluhan warga ini kami tetap akan melakukan sidak di lokasi-lokasi yang belum menerima pelayanan PDAM. Termasuk satu yang akan kami cek adalah boster PDAM di Kelurahan Anggoeya Kecamatan Poasia,” kata Subhan.

pdam macet
Damin

Dirut PDAM Kota Kendari, Damin menjelaskan ada beberapa permasalahan yang dihadapi untuk merealisasikan target 24 jam tersebut. Mulai dari infrastruktur yang belum maksimal hingga beberapa persoalan lainnya.

Terkait persoalan di beberapa kecamatan yang belum mendapatkan pelayanan maksimal, Damin mengaku pihaknya akan segera melakukan pembenahan. Kalaupun ada air yang keruh, itu disebabkan adanya pengerjaan jalan yang berakibat rusaknya pipa dan membuat tanah masuk ke jaringan perpipaan.

“Kesulitan lainnya, jaringan perpipaan PDAM Kota Kendari ini banyak yang melintas di jalan raya. Akibatnya, kondisi inilah yang menghambat kami melakukan pembenahan infrastruktur. Tetapi kondisi ini tidak serta merta menghambat kami memperbaiki pelayanan,” katanya.

Khusus untuk Kecamatan Kendari dan Kendari Barat, Damin mengungkapkan, di 2015 lalu sudah ada pemasangan jaringan perpipaan. Ia menargetkan untuk 2016 ini pelayanan untuk wilayah tersebut akan lebih baik lagi.

Bisnis Air Bersih Menjamur

Bisnis air bersih di kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) sangat menjanjikan di tengah macetnya distribusi perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).

Sampai saat ini, perusahaan milik daerah belum mampu melayani kebutuhan air masyarakat kota Kendari selama 24 jam.

Salah satu tempat pengisian air bersih, Sultra Air di Jalan Supu Yusuf, Kelurahan Lahundape, Kecamatan Kemaraya yang telah berdiri sejak tahun 2010.

Habiskan Dana Belasan Miliar, Pelayanan Air 24 Jam Hanya Janji
BISNIS AIR TOWER: Sejumlah mobil pick up sedang antri melakukan pengisian air di jalan Supu Yusuf Kendari. Bisnis air tower kini sangat menjanjikan seiring pelayanan PDAM yang tak maksimal. FOTO ILHAM SURAHMIN/ZONASULTRA.COM

Andi Rustam, adik dari pemilik usaha tersebut, mengungkapkan, dalam sehari bisa terjual hingga 150 tower. Sedangkan pada musim penghujan seperti saat ini hanya bisa terjual 80 tower. Adapun daerah yang menjadi pelanggan terbanyak yakni di Kelurahan Mandonga, Wua-wua dan Puuwatu. Umumnya hampir seluruh warga kota Kendari telah menjadi langgananya.

Sistem bisnis penjualan air bersih ini, adalah pemilik usaha Sultra Air menjual air kepada sopir pengangkut tower sebesar Rp.10.00,- karena kualitas air dari tempat ini digunakan untuk kebutuhan memasak oleh pelanggan. Kemudian sopir pengangkut tower menjual air tersebut mulai dari harga Rp.40.000,- sampai Rp.80.000,- tergantung jarak tempuh ke rumah pelanggan air.

BACA JUGA :  Seorang Wanita di Kendari Jadi Korban Salah Tembak Polisi

Saat ini, ada sekitar 20 mobil yang beroperasi di tempat ini.

Bombom, salah satu supir pengangkut di Sultra air mengatakan, ia sudah bekerja sebagai sopir pengangkut air sekitar 3 tahun lalu. Banyak kejadian-kejadian unik yang dialami salah satunya ketika ia dihubungi oleh pelanggan di Jalan Bunga Seroja Kemaraya.

Kejadian itu terjadi tahun lalu, saat itu pelanggan yang tinggal di Jalan Bunga Seroja, Kemaraya meminta dirinya untuk membawakan air sesegara mungkin karena kebutuhan darurat.

“Mau tahu, untuk apa mas? untuk mandikan mayat,” kata Bombom sambil tersenyum kepada wartawan zonasultra.id, Rabu (3/2/2016) pekan lalu saat ditemui di tempat kerjanya.

Disamping itu, usaha air Tunas Baru milik Pattarani yang juga berada di lokasi yang sama. Dia mengungkapkan bahwa dirinya membangun usaha ini sejak tahun 2014 dan masih terbilang baru, apalagi disamping kiri-kanan rumahnya adalah pengusaha air bersih juga.

“Saya jualkan air saya 8.000,- untuk sekali pengisian,” kata Pattarani.

Soal kualitas air dirinya mengungkapkan bahwa banyak pelanggan yang merasa air tempat usahanya tersebut memiliki kualitas yang baik.

Salah satu pelanggan air bersih Itha di BTN 2 Kendari Kelurahan Bonggoeya, Kecamatan Wua-wua menjelaskan bahwa dalam sebulan ia dan keluarga membeli air bersih tiga kali dalam sebulan yang dipakai untuk kebutuhan memasak.

“Kalau untuk mencuci dan mandi kami pakai sumur bor,” kata Itha.

Ditanya soal kualitas, ia mengaku kualitasnya bagus. Dan sesuailah dengan biaya yang ia keluarkan sebesar Rp.50.00,- sekali membeli.

Dulunya, ia dan keluarganya memasang air PAM tapi karena sering macet dan jadwal mengalir yang terlalu lama akhirnya mereka memutuskan untuk berlangganan air PAM.

Disamping itu salah satu warga lainnya yang berada di kelurahan Mandonga Andi (35 tahun) mengungkapkan bahwa dirinya merasa terbantu dengan adanya bisnis air bersih karena air merupakan kebutahan penting dalam hidup kita.

“Mending tidak ada makanan daripada air bersih habis,” kata Andi sambil tertawa.

Lanjutnya, untuk makan ia masih bisa membeli makanan di luar bila air bersih sulit diperoleh jika tidak ada bisnis air bersih seperti ini.

Berdasarkan data yang dihimpun wartawan zonasultra.id, penjualan air bersih sudah ada di sejumlah wilayah Kota Kendari.

Di Kelurahan Lahundape kurang lebih ada 5 tempat, kemudian di daerah Andounohu kurang lebih 2 setelah itu di daerah wayong ada 1 dan di Kecamatan Baruga Kendari.

 

Penulis : M Rasman Saputra/Ilham Surahmin

Editor  : Rustam/Kiki

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini