Haerul Saleh: Peringatan Hari Anti Korupsi Momen untuk Introspeksi Diri

169
anggota DPR RI Haerul Saleh j
Haerul Saleh

ZONASULTRA.COM, JAKARTA – Peringatan Hari Anti Korupsi Internasional (HAKI) yang jatuh setiap 9 Desember mempunyai makna tersendiri bagi masyarakat di dunia. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Haerul Saleh menilai peringatan HAKI harus dijadikan momentum untuk introspeksi diri, khususnya bagi para pemangku kekuasaan.

anggota DPR RI Haerul Saleh j
Haerul Saleh

“Peringatan hari anti korupsi ini harus dijadikan momentum untuk introspeksi serta evaluasi diri masing-masing oleh seluruh komponen bangsa baik itu pejabat maupun siapa saja yang mendapat tanggung jawab melaksanakan tugas apapun,” kata Haerul saat dihubungi awak Zonasultra, Jumat (9/12/2016).

Menurut Haerul, evaluasi dimulai dari diri sendiri dan bercermin apakah diri sendiri sudah benar-benar bersih dari perilaku koruptif atau belum. “Sebab disadari atau tidak, korupsi itu merupakan dampak dari kebiasaan perilaku koruptif, yang paling kecil itu adalah berbohong atau ingkar janji,” lanjut anggota Komisi XI DPR asal Sulawesi Tenggara ini.

Ketika masyarakat belum bersih dari perilaku koruptif maka mustahil menjadikan bangsa dan negara ini bebas dari korupsi. Dikatakan Haerul bahwa perilaku korupsi itu merupakan perbuatan yang menghalangi terwujudnya ksejahteraan yang merupakan tujuan bernegara.

“Bagi saya kejahatan terbesar itu adalah korupsi, sebab korupsi itu merugikan bukan satu dua orang tapi merugikan seluruh orang yang tidak diuntungkan secara langsung oleh tindakan korupsi itu,” pungkas Haerul.

Seperti diketahui bahwa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menjadikan tersangka dua pejabat dari Sulawesi Tenggara (Sultra) yakni Gubernur Sultra Nur Alam dan Bupati Buton Umar Samiun. Nur Alam tersandung dugaan korupsi terkait izin pertambangan sementara Umar Samiun menjadi tersangka dugaan suap kepada mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) dalam pengurusan sengketa Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Buton tahun 2011/2012.

Terkait dua pejabat Sultra yang menjadi tersangka KPK, Haerul berpendapat sebagai masyarakat Sultra harus tetap mengedepankan asas praduga tak bersalah. “Kita doakan semoga beliau mendapat kekuatan dalam menjalani proses hukum, apapun hasilnya nanti kita petik pelajaran untuk bagaimana kita bermasyarakat dan bagaimana kita melaksanakan sekecil-kecilnya amanah yang telah diberikan,” tutupnya. (B)

 

Reporter: Rizki Arifiani
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini