Hamsinah Bolu Apresiasi Taman Bambu di Festival Pulau Tomia

474
DPD RI Sudah Plenokan Usulan DOB Kepulauan Buton
Wa Ode Hamsinah Bolu

ZONASULTRA.COM, WANGI-WANGI – Ada yang khas dalam pelaksanaan Festival Pulau Tomia di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra) tahun ini. Untuk kali pertama dalam festival ini disajikan wisata taman bambu di Desa Khaianga, Kecamatan Tomia.

Wisata taman bambu itu merupakan inovasi baru di daerah yang terkenal akan potensi bawah laut dan kearifan lokal itu. Di sini sejumlah souvenir yang terbuat dari bambu menjadi produk utama yang dipamerkan. Seperti gantungan kunci, kursi, meja, lampu hias, tikar, sarung bantal, dan berbagai merchandise lainnya.

Taman bambu ini merupakan proses akhir dari program Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) RI yang diberi nama Inovasi, Kreatif, dan Kolaborasi Nusantara (IKKON).

Hal ini mendapat sambutan positif dari Anggota DPD RI Waode Hamsinah Bolu. Ia sangat mengapresiasi kolaborasi antara Pemda Wakatobi, masyarakat setempat, dan juga Bekraf dalam pelaksanaan Festival Pulau Tomia yang digelar 6 – 8 Oktober 2018 ini.

BACA JUGA :  PLN Terus Upayakan Pemulihan Kondisi Kelistrikan di Wangiwangi

“Saya kira di sini pemda dan Bekraf berhasil mentransformasi Festival Pulau Tomia ke level yang lain. Kalau sebelumnya kita mayoritas berbicara mengenai potensi alam, kali ini saya melihat bahwa dalam festival ini kita mampu menghadirkan hasil-hasil karya yang diangkat dan diberi pengetahuan keterampilan baru yang dibawa oleh teman-teman dari Bekraf,” kata Hamsinah ditemui di Desa Khaianga, Kecamatan Tomia Timur, Minggu (7/10/2018).

Sehingga masyarakat bisa menghasilkan produk-produk yang berasal dari alam seperti bambu menjadi suatu produk, baik untuk keperluan rumah tangga maupun aksesoris yang berkelas.

BACA JUGA :  PLN Terus Upayakan Pemulihan Kondisi Kelistrikan di Wangiwangi

Berita Terkait : Ada Taman Bambu di Festival Tomia Wakatobi

“Jadi saya mengucapkan selamat kepada Pemda Wakatobi dan Bekraf bahwa ini suatu terobosan yang sukses,” ujarnya.

Hamsinah berharap agar program-program ini tidak cepat ditinggal pergi oleh Bekraf. Sehingga masyarakat Wakatobi bisa menghasilkan karya-karya lainnya lagi. Bahkan mampu mentransfer ilmu tersebut kepada generasi berikutnya.

“Bahkan mereka sudah mampu mengembangkan sendiri serta mengimprovisasi. Untuk mencapai tahap itu kami membutuhkan Bekraf untuk tinggal lebih lama guna mentransfer ilmu yang sifatnya teknis bersama dengan ide-ide inovatif,” pungkasnya. (B)

 


Reporter : Nova Ely Surya
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini