Harapan Sagu Indonesia ada di Sultra

280
Festival Kuliner Sagu, FAO: Jangan Malu Makan Sinonggi
FESTIVAL SAGU - Foto bersama tim dari FAO, Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Sultra bersama panitia dan pengisi acara festival usai pelaksanaan pembukaan festival kuliner, Minggu (5/11/2017) di Swiss Belhotel Kendari. (ILHAM SURAHMIN/ZONASULTRA.COM)

Festival Kuliner Sagu, FAO: Jangan Malu Makan SinonggiFESTIVAL SAGU – Foto bersama tim dari FAO, Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Sultra bersama panitia dan pengisi acara festival usai pelaksanaan pembukaan festival kuliner, Minggu (5/11/2017) di Swiss Belhotel Kendari. (ILHAM SURAHMIN/ZONASULTRA.COM)

 

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Food and Agriculture Organization (FAO) yang berada di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memilih Sulawesi Tenggara (Sultra) untuk program pengembangan sagu. Sultra dipilih karena jadi daerah penghasil sagu yang besar.

Assistant Programe FAO Ageng Herianto mengatakan, berbagai program FAO telah dijalankan di Sultra. Program itu berupa pembangunan dua pabrik sagu di Konawe, festival sagu di Kendari, dan bentuk program lainnya.

BACA JUGA :  HBI ke-74, Kantor Imigrasi Kelas I TPI Kendari Salurkan Sembako di 3 Lokasi

Penghasil sagu seperti di Papua sudah lebih banyak dieksploitasi oleh pihak asing untuk produk makananan yang di bawa ke luar negeri. Semakin ke barat Indonesia jumlah sagu semakin kecil. Kini, harapan penghasil sagu ada di Kendari.

“Di tengah-tengah ini Kendari (dan sekitarnya) memiliki jumlah sagu yang besar yang harus dimanfaatkan untuk masyarakat Sultra. Kami sangat prihatin sagu ini sekarang dijual gelondongan yang petani dan penduduk Sultra tidak begitu menikmatinya,” kata Ageng Minggu malam (5/11/2017) saat menghadiri festival sagu di Kendari.

Baca Juga : FAO Ajak Generasi Muda Sultra Jangan Malu Makan Olahan dari Sagu

Data terakhir ketersediaan sagu di Sultra sekitar 5.000 hektar tetapi itu dulu. Kata Ageng, pihaknya belum tahu pasti saat ini berapa ketersediaan sagu di Sultra sebab dikhawatirkan ada pengaruh konversi lahan sagu ke jenis tanaman lain.

BACA JUGA :  UMW Kendari Gelar Halal Bihalal untuk Mengukuhkan Silahturahmi Antar Sesama

Lanjut Ageng, berdasarkan penelitian akademisi Universitas Halu Oleo (UHO) jika sagu di Sultra dikelola dengan baik dapat menghasilkan Rp 2 triliun per tahun. Hal ini tentu dapat memberikan keuntungan bagi masyarakat terutama petani.

Diharapkan lahan sagu di Sultra tidak diganti dengan jenis tanaman lain tetapi harus dipertahankan. Teknologi pengolahan sagu juga mesti diperbaiki sehingga dapat memberikan hasil yang maksimal terhadap produk sagu. (B)

 

Reporter : Muhamad Taslim Dalma
Editor : Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini