Harga Cabai Tinggi, Cuaca Jadi Faktor Penyebab

49
Kabid Perdagangan Dalam Negeri Muhammad Ali
Muhammad Ali

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Harga cabai rawit disejumlah pasar tradisional di Kota Kendari Sulawesi Tenggara (Sultra) saat ini sudah menembus angka Rp.90 ribu perkilogramnya. Kenaikan harga cabai rawit dikarenakan cuaca yang tidak menentu.

Kabid Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Sultra Muhammad Ali
Muhammad Ali

Kabid Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Sultra Muhammad Ali mengatakan cuaca yang tidak stabil tersebut, mengakibatkan petani mengalami gagal panen. Menurut Ali harga cabai rawit ditingkat pedagang dibrandol dengan harga Rp.80 hingga Rp.90 ribu sementara di tingkat petani harga cabai berkisar Rp.60 ribu.

Selain cuaca, kata Ali terjadi dinamisasi perkembangan harga antara satu provinsi dengan lainnya. Misalnya harga naik di daerah A, stok akan dikirim ke wilayah tersebut. Tetapi, jika harga di Sultra tinggi, persediaan bahan pangan didatangkan dari wilayah lain.

BACA JUGA :  7 Keunggulan MacBook Air yang Membuatnya Jadi Pilihan Utama

“Buktinya cabai rawit ada yang datang dari Makasar. Kan ada yang namannya stok awal dan stok akhir. Mungkin ketika stok akhir murah, begitu datang stok awal lagi kan jadi mahal,” kata dia saat di wawancarai di Kantor Disperindag Sultra, Selasa (7/3/2017).

Upaya pemerintah yang telah dilakukan untuk menstabilkan harga komoditi tersebut dengan program yang dilakukan Bulog melalui RPK dan Kementerian Pertanian melalui program tanam cabai yang selalu disosialisasikan baik kepada ibu rumah tangga maupun petani.

BACA JUGA :  Indosat membukukan pendapatan sebesar Rp51,2 triliun di tahun 2023

Selanjutnya, sebab cabai bukan kebutuhan utama, diharapkan masyarakat dapat memaksimalkan kesesuaian kebutuhan konsumsi sehari-hari.

“Syukur kalau masyarakat bisa menanam sendiri,” ujarnya.

Sedangkan, harga komoditi lain saat ini terpantau stabil di pasaran. Kebutuhan juga masih stabil, tidak dalam suasana hari raya yang memerlukan konsumsi yang lebih besar. (B)

 

Reporter : Sitti Nurmalasari
Editor : Tahir Ose

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini