Jadi Kota Layak Anak, Kota Kendari Optimis Naik Kelas

67

Kepala Sub Bidang (Kasubid) Perlindungan Anak BPAPKB Kota Kendari Fitrian Pananggala mengatakan, indikator penilaian KLA untuk kategori Nindya di antaranya memiliki puskesmas ramah anak, kecamatan la

Kepala Sub Bidang (Kasubid) Perlindungan Anak BPAPKB Kota Kendari Fitrian Pananggala mengatakan, indikator penilaian KLA untuk kategori Nindya di antaranya memiliki puskesmas ramah anak, kecamatan layak anak, dan sekolah ramah anak. 
“Selain empat indikator yang saya sebutkan tadi kami juga telah membentuk forum anak mulai dari tingkat kabupaten hingga tingkat kelurahan,“ jelas Fitrian di ruang kerjanya, Rabu (25/3/2015).
BPAPKB Kendari kini membenahi indikator-indikator yang dinilai masih kurang. Waktu yang tersedia hingga akhir Maret, karena pada bulan April mendatang, penilaian akan segera dilakukan. Pada bulan Juni, hasil penilaian akan diumumkan. 
KLA merupakan predikat yang disematkan kepada sebuah kabupaten/kota, dimana daerah itu layak ditinggali anak-anak secara fisik maupun nonfisik.  Ada lima kategori untuk disebut sebagai KLA, yaitu Pratama, Madya, Nindya, Utama, dan Kota Layak Anak. Sejak tahun 2014 lalu, Kota Kendari telah meraih predikat Madya.
Saat ini, belum ada satu pun kabupaten/kota di Indonesia yang mencapai dua kategori teratas yaitu Utama dan Kota Layak Anak. Untuk menyandang gelar Pratama, suatu kota harus mencapai nilai 500-600. Untuk Madya nilainya 600-700, Nindya nilainya 700-800, dan Utama 800-900. KLA sebagai gelar tertinggi didapatkan dengan nilai 900-1.000.
Ada 31 indikator yang harus dimiliki oleh suatu kabupaten/kota untuk menjadi KLA. Indikator terpenting adalah kepemilikan akta kelahiran yang merupakan hak dasar anak karena merupakan instrumen utama untuk dapat mengakses hak-hak seorang anak. Data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebutkan, saat ini lebih dari 50 persen anak Indonesia tidak memiliki akta kelahiran.(*/Rasman)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini