Jembatan Pelabuhan Kapal Cepat di Kabaena Patah

373
Jembatan Pelabuhan Kapal Cepat di Kabaena Patah
PELABUHAN DARURAT - Pj. Bupati Bombana Sitti Saleha bersama suaminya, Sam Syahrir sesaat setelah turun dari kapal cepat di Pelabuhan Darurat Desa Batuawu pada kunjungan kerja di Pulau Kabaena beberapa waktu lalu. (Jumrad Raunde/ZONASULTRA.COM)
Jembatan Pelabuhan Kapal Cepat di Kabaena Patah
PELABUHAN DARURAT – Pj. Bupati Bombana Sitti Saleha bersama suaminya, Sam Syahrir sesaat setelah turun dari kapal cepat di Pelabuhan Darurat Desa Batuawu pada kunjungan kerja di Pulau Kabaena beberapa waktu lalu. (Jumrad Raunde/ZONASULTRA.COM)

 

ZONASULTRA.COM, RUMBIA – Jembatan pelabuhan kapal cepat di Desa Batuawu, Kecamatan Kabaena Selatan, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra) patah akibat diterjang ombak setinggi tiga hingga lima meter.

“Pelabuhan ini kan darurat, makanya tidak bertahan saat diterjang ombak,” kata Sekretaris Desa Batuawu, Suri Khairil Anwar yang dihubungi melalui jaringan telepon selulernya, Kamis (22/12/2016).

Akibat kejadian itu, lanjut Suri, kapal cepat yang datang dari dan ke Baubau-Talaga-Kabaena Selatan dan Kasipute, tidak lagi menurunkan penumpangnya di Batuawu,

“Selasa kemarin mestinya kapal cepat itu sandar di Pelabuhan Batuawu, tetapi jembatannya patah dan tingginya ombak, terpaksa mereka turunkan penumpang di pelabuhan Sikeli, Kabaena Barat,” urainya.

Oleh karena itu, aparat pemerintah desa bersama warga lanjut Suri memperbaiki jembatan tersebut untuk dapat digunakan lagi. “Rabu kemarin kami sudah kerja bakti desa untuk memperbaiki jembatan ini. Sekarang sudah bisa lagi digunakan untuk tempat sandar kapal cepat,” terangnya.

Dibangun Swadaya

Lebih jauh Suri mememaparkan bahwa pelabuhan Batuawu dibangun atas inisiatif dari aparatur pemerintah desa bersama warganya.

“Kami bangun pelabuhan itu secara swadaya, tidak saja untuk tempat transitnya kapal cepat, tetapi secara umum adalah sarana layanan publik,” urainya.

Setelah dapat difungsikan, maka pihak desa memberlakukan bea tarif masuk pelabuhan untuk dijadikan sumber pendapatan. Namun penerimaan pendapatan dari sektor itu masih rendah, sehingga saat ada kerusakan biaya perbaikannya juga hampir seimbang dengan pendapatan.

Suri mengaku telah beberapa kali berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk meningkatkan kualitas pelabuhan tersebut, namun tidak pernah ada alokasi anggaran untuk itu.

“Kami berharap ke depannya sarana layanan publik seperti ini dapat lebih diperhatikan dalam rangka peningkatan kualitas sarana publik,” harapnya. (B)

 

Reporter: Jumrad Raunde
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini