Kaleidoskop 2016: Kilas Balik Kisruh Pilrek UHO

317
Kaleidoskop 2016
Kaleidoskop 2016
Kaleidoskop 2016
Kaleidoskop 2016 Berita zonasultra.id

 

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) merupakan salah satu perguruan tinggi di Indonesia yang seharusnya menggelar pemilihan rektor (Pilrek) pada 2016. Namun, hingga jabatan Rektor UHO Usman Rianse berakhir pada 23 November lalu, kampus hijau ini belum juga memiliki rektor definitif. Akibatnya Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi menurunkan Supriadi Rustad sebagai karateker untuk memimpin UHO hingga rektor definitif terpilih.

Tahapan Pilrek UHO mulai digelar pada Mei 2016 lalu. Saat itu semua tahapan berjalan dengan lancar. Dari 175 dosen yang memiliki hak untuk maju sebagai orang nomor satu di kampus terbesar di Sultra itu, sebanyak 32 bakal calon mengembalikan formulir dan 11 diantaranya menyatakan bersedia menjadi bakal calon rektor UHO.

Kesebelasnya adalah Anas Nikoyan (Dosen Agribisnis Fakultas Pertanian UHO), Andi Bahrun (Dosen Agroteknologi Fakultas Pertanian UHO), Buyung Sarita (Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis UHO), La Niampe (Dosen Tradisi Lisan Fakultas Ilmu Budaya UHO), Laode Muhammad Aslan (mantan Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UHO).

(Baca : Pilrek UHO Tahap Pertama Berjalan Lancar)

Selanjutnya La Rianda (Wakil Rektor 1 Bidang Akademik UHO), La Sara (Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan), Muhammad Zamrun (Dekan Fakultas MIPA UHO), Mukhtar (Mantan Ketua Senat UHO), Nurlansi (Guru Besar Prodi Kimia FKIP UHO) dan Yani Taufik (Dosen Fakultas Pertanian UHO).

pilrek uho
Ilustrasi

Panitia Pilrek memberikan waktu 16 hari hingga 7 Juni 2016 kepada 11 kandidat calon rektor yang telah memenuhi syarat untuk mendaftar. Namun, setelah pengetukan palu melalui rapat senat tertutup pada 7 Juni, hanya 10 bakal calon rektor yang maju ke tahap pemaparan visi dan misi, setelah salah satu kandidat, Anas Nikoyan mengundurkan diri.

Pada Senin, 13 Juni 2016 rapat senat tertutup UHO kembali digelar, dengan agenda pemilihan rektor UHO tahap pertama. Dari pemilihan tahap pertama ini, ada tiga nama yang keluar sebagai calon rektor UHO yaitu Muhammad Zamrun yang memperoleh suara tertinggi dengan 63 suara, disusul Buyung Sarita dengan 32 suara dan La Rianda dengan 12 suara.

(Baca : Pilrek UHO Diundur Lagi)

Tahapan selanjutnya akan dilaksanakan pada 9 September 2016 dimana ketiga calon rektor akan kembali berebut suara. Disini Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi akan memberikan 35 persen suaranya untuk menentukan siapa rektor UHO selanjutnya.

Pilrek Diundur

Beberapa hari sebelum Pilrek UHO digelar pada 9 September 2016, pihak panitia mengumumkan bahwa jadwal pilrek diundur karena Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI, Muhammad Nasir yang akan memberikan hak suaranya sebesar 35 persen berhalangan hadir.

Dengan tidak hadirnya Menristek, maka senat universitas memutuskan untuk mengundur jadwal pilrek. Sayangnya pihak senat belum juga menentukan jadwal pemilihan yang baru. “Intinya kami masih menunggu keputusan Kemenristekdikti,” kata Hilaluddin saat itu.

Pada 19 September 2016, Kemenristekdikti akhirnya menjadwalkan ulang Pilrek UHO tahap kedua, yaitu pada 22 September 2016. Namun, sehari sebelum pilrek, pihak panitia kembali mengumumkan bahwa Pilrek 22 September kembali diundur.

(Baca : Pilrek UHO Diulang, 20 Anggota Senat Dicoret Karena Alasan Ini)

Ketua Panitia Pilrek UHO Hilaludin Hanafi mengatakan, surat pengunduran jadwal pilrek dari Kemenristekdikti itu diterima pihaknya pada Rabu 21 September pukul 12.31 Wita. Dalam surat tersebut tidak disebutkan alasan pasti pengunduran jadwal pilrek yang sebelumnya telah ditetapkan pada 22 September.

“Dalam suratnya no reason (tanpa alasan). Dan dijadwalkan ulang tanggal 26 September. Di sana (surat pengunduran) sudah disebutkan bahwa yang akan datang adalah utusan menteri, tapi kita belum tahu siapa yang akan datang,” kata Hilaludin.

Namun, lagi-lagi proses Pilrek UHO memperoleh ketidakpastian setelah Kemenristekdikti kembali mengundur jadwal pilrek yang sebelumnya telah dijadwalkan akan digelar pada 26 September 2016.

Kepastian pengunduran tersebut dibacakan langsung oleh Rektor UHO Usman Rianse disela-sela pengukuhan dua guru besar di Auditorium Mokodompit UHO pada Jumat, 23 September 2016. Dalam surat dari Kemenristekdikti tersebut disebutkan bahwa pilrek UHO diundur sampai batas waktu yang tidak ditentukan.

(Baca : Menristekdikti Bantah Pilrek UHO Tidak Netral)

Barulah pada 31 Oktober 2016, Kemenristekdikti bersurat kepada Ketua Senat UHO untuk segera melaksanakan tahapan pilrek pada 14 November 2016. Namun lagi-lagi pilrek ini diundur.

Pilrek Cacat Hukum

Penundaan pilrek UHO hingga tiga kali bukan tanpa alasan. Sekolompok masyarakat mengadu ke Ombudsman RI terkait pilrek UHO yang dinilai cacat hukum sehingga Kemenristekdikti memutuskan untuk menunda pilrek tersebut. Salah satu yang mengadu adalah kandidat rektor UHO La Rianda.

Poin yang dilaporkan adalah legalitas belasan anggota senat yang disebut-sebut tak berhak menyalurkan hak suaranya alias ilegal dalam pilrek UHO tahap pertama.

Namun hal ini dibantah oleh Kepala Biro Umum dan Kepegawaian UHO La Ode Rafiuddin. Menurut Rafiuddin, kompetensi 117  anggota senat untuk menyalurkan hak suaranya di pilrek sudah sesuai dengan aturan yang berlaku.

(Baca : Hak Suara 14 Anggota Senat UHO pada Pilrek Dituding Ilegal, Ini Penjelasan Pihak Kampus)

Dia mengakui, saat ini ada belasan anggota senat yang melanjutkan pendidikan doktor di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dan mendapatkan izin belajar. Saat sedang menjalani pendidikan, banyak diantara mereka terpilih sebagai anggota senat pada jurusan masing-masing. Dan mereka tetap berkompeten untuk menyalurkan hak suaranya.

Hillaluddin Hanafi
Hillaluddin Hanafi

Dia melanjutkan, sampai tahap pemungutan suara penjaringan calon rektor pada 13 Juni 2016 lalu tidak ada yang mempersoalkan hal tersebut. Bahkan dalam rapat senat juga tidak disorot karena memang telah dilakukan sesuai dengan prosedur dan tidak ada yang melanggar aturan. Selain itu, tahapan pilrek juga sudah diaudit oleh Inspektorat Jenderal Kemenristekdikti.

Bahkan kata dia, ORI juga tidak mempersoalkan izin belajar anggota senat UHO. Dan itu, telah diklarifikasi langsung oleh ketua senat UHO kepada ORI di Jakarta.

Ketua Pilrek UHO Hilaludin Hanafi juga menegaskan bahwa tahapan pilrek UHO mulai dari pembukaan pendaftaran, verifikasi berkas, penyaringan hingga pemilihan rektor sudah sesuai dengan prosedur.

“Andai ada tahapan pelaksanaan pilrek UHO yang tidak sesuai prosedur, maka sayalah orang pertama yang akan melaporkan hal itu. Tetapi sejauh ini semua tahapan pilrek UHO berjalan sesuai dengan prosedur,” kata Hilaludin, Jumat, 16 September lalu.

Meski pihak kampus menilai tidak ada masalah dalam keanggotaan senat namun Kemenristekdikti mengungkapkan telah ditemukan kecacatan dalam proses pemilihan rektor UHO.

(Baca : Wajah Lama Dominasi Bakal Calon Rektor UHO)

“Kami cek ternyata betul ada cacat di dalam keanggotaan senat ini, maka Pak Menteri minta anggota senat dibenahi dulu, jangan sampai pemilihan dilanjutkan,” kata Inspektorat Jenderal Kemenristekdikti, Jamal Wiwoho di Jakarta.

Akhirnya dalam surat Kemenristekdikti ter tanggal 31 Oktober 2016, ada tiga poin yang diinstruksikan Kemenristekdikti kepada senat UHO, salah satunya menata ulang keanggotaan senat yang tidak sesuai ketentuan sebagaimana diatur dalam Statuta dan OTK UHO dengan mengeluarkan 20 orang dari keanggotaan senat, terdiri dari 7 anggota senat yang berasal dari UPT non akademik dan 13 anggota senat yang berasal dari unit organisasi yang tidak tercantum dalam OTK.

Dengan keluarnya 20 anggota senat ini, kini tersisa 97 anggota senat UHO yang memiliki hak suara untuk memilih dari 117 anggota senat sebelumnya.

Tahapan Pilrek Diulang

Pilrek UHO dipastikan diulang dari awal. Hal ini menyusul adanya surat dari Kemenristekdikti ter tanggal 31 Oktober 2016 kepada Ketua Senat UHO untuk segera melaksanakan tahapan pilrek. Dengan dilakukannya pilrek ulang ini, maka hasil pilrek lalu yang menempatkan Muhammad Zamrun sebagai peraih suara terbanyak tidak berlaku lagi.

Ketua Panitia Pilrek UHO Hilaludin Hanafi mengatakan, ada tiga poin yang diinstruksikan kemristekdikti kepada senat UHO, yaitu menata ulang keanggotaan senat, kedua melakukan proses pemilihan ulang calon rektor dan terakhir menetapkan jadwal pilrek UHO.

(Baca : Ini Curhatan Usman Rianse Tentang Pilrek UHO)

Dan hingga pendaftaran ditutup Kamis, 3 November 2016 pukul 16.30 Wita, ada 19 orang yang mengembalikan formulir dan hanya ada tujuh orang menyatakan kesediaan menjadi bakal calon rektor.

Usman Rianse
Usman Rianse

Ketujuhnya adalah Muhammad Zamrun, Buyung Sarita, Nurlansi, Lasara, La Rianda, La Ode Santiaji Bande dan Aidin. Dua nama terakhir merupakan wajah baru dalam bursa pilrek UHO kali ini. La Ode Santiaji Bande merupakan dosen di Fakultas Pertanian dan Aidin dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB). “Namun dari tujuh nama tersebut, satu orang dinyatakan gugur yakni Aidin,” ungkap Hillaludin.

Namun belum juga pemilihan untuk mendapatkan tiga nama dengan suara terbanyak digelar, Pilrek UHO kembali diundur. “Hari ini tidak jadi pemilihan, kita kembali dalam posisi menunggu, insya Allah tidak ada kendala hari ini pula Inspektorat Kementerian akan datang ke Kendari,” ungkap Hilaluddin Hanafi, Senin 7 November 2016.

Menurut Wakil Rektor II UHO ini, kunjungan tersebut untuk melakukan verifikasi data. Kunjungan ini, kata dia, merupakan hal yang positif agar informasi di Jakarta dapat seimbang dengan informasi yang ada di sini. Hasil verifikasi data ini akan melahirkan informasi terbaru terkait pilrek UHO, termasuk kepastian pilrek pada 14 November mendatang.

Namun hingga jabatan rektor UHO berakhir pada 23 November lalu dan kini UHO dipimpin oleh Supriadi Rustad, kepastian kapan pilrek UHO akan dilaksanakan belum juga ada. (*)

 

Penulis : Jumriati

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini