ZONASULTRA.COM, JAKARTA – Untuk meningkatkan penetrasi digital pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), Kementerian Koperasi dan UKM bekerjasama dengan PT Telkom Tbk mencanangkan program pendampingan KUMKM melalui Program Kampung UKM Digital.
Kementerian Koperasi dan UKM, hingga saat ini telah membangun sebanyak 49 unit Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) KUMKM di 24 Provinsi dan 25 di Kabupaten/Kota, termasuk PLUT di Wakatobi.
Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha, Yuana Sutyowati mengatakan, saat ini pihaknya tengah melakukan proses sinergi program Kampung UKM Digital di lokasi PLUT Wakatobi.
“Karena kan ada 10 destinasi pariwisata tahun 2019 targetnya Pak Jokowi, maka kami akan bersinergi dengan pariwisata dan PLUT yang ada akan kami buat streamingnya,” ungkapnya kepada awak media di Gedung Kementerian Koperasi dan UKM, Jumat (12/8/2016).
Tujuan lain dari kerjasama pendampingan digitalisasi tersebut adalah untuk meningkatkan produktifitas dan daya saing koperasi dan UMKM melalui sinergitas peran PLUT-KUMKM dengan Kampung Digital UKM Telkom. PLUT Wakatobi masih dalam proses penggunaan MangoStar untuk akses dikarenakan lokasi tidak terjangkau akses FO/Cooper.
“Wakatobi rencananya kita akan menggunakan MangoStar, kebetulan kabel tidak bisa ditarik ke sana, sementara kita menggunakan satelit,” ujar Executive Vice Presiden Telkom, Tri Gunadi yang turut hadir bersama Vice President Telkom Bagyo Nugroho.
PLUT – KUMKM adalah lembaga yang menyediakan jasa-jasa non finansial untuk meningkatkan daya saing, produktifitas, nilai tambah dan kualitas kinerja KUMKM. Sedangkan Kampung UKM Digital PT Telkom merupakan katalisator terciptanya ekosistem bisnis melalui pemanfaatan Information Communication and Technologi (ICT) untuk mendukung KUMKM.
Yuana menambahkan pihaknya akan berkolaborasi dengan Kementerian Pariwisata dalam pekan depan.
“Kami punya lima konsultan yang punya dedikasi, kami ingin memperkuat UKM untuk jasa layanannya. Jadi nanti ada pelatihan, untuk kampung UKM Digitalnya pasti,” tegas wanita yang pernah menjadi Dirut SMESCO ini.
Termasuk pendampingan untuk produk oleh-oleh Wakatobi yang sampai saat ini produknya belum terlalu signifikan.
“Kita bangun kreatifitas produk misal kerajinan dari kerang atau makanan dari laut, dulu saya akrab denga Pak Hugua bupatinya dan kearifan lokal itulah yang menjadi daya tarik luar biasa bagi turis internasional,” pungkas Yuana. (B)
Repoter : Rizki Arifiani
Editor : Kiki
