Karya Anak Lokal, Film Lautku Rumahku Bercerita Kenavigasian

418
Film Lautku Rumahku
Film Lautku Rumahku

Film Lautku Rumahku Film Lautku Rumahku

 

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Film Lautku Rumahku adalah karya anak lokal Sulawesi Tenggara (Sultra) yang baru diputar beberapa hari lalu.

Ahmad Nizar yang dikenal dengan sapaan akrab Ino, menjadi Sutradara sekaligus penulis cerita film yang bercerita tentang kenavigasian di perairan laut Wakatobi

Ino mengungkapkan film tersebut, awalnya bukan untuk menjadi film layar lebar. Namun, diproduksi untuk mengikuti lomba film pendek di Kementerian Perhubungan dengan tema Kenavigasian. Kata dia, film yang mengambil lokasi syuting di Desa Bajo di Kabupaten Wakatobi menceritakan tiga tema utama yaitu kemaritiman, pariwisata, dan edukasi.

Ia menjelaskan, dalam film menceritakan tentang seorang anak asli Bajo yaitu Onang yang diperankan oleh Aditya Dwi Laksono yang bercita-cita menjadi seorang navigator (orang yang mengamati cuaca untuk mengatur dan memandu kapal). Sementara pemeran utama wanita diperankan oleh Sintia Putri Anawula sebagai Aisyah.

Dalam film dia menjadi seorang pemerhati lingkungan khususnya kawasan perairan laut. Mendapat tugas untuk mengedukasi anak-anak di sana, agar tidak membuang sampah di laut dan pantai.

“Ada unsur komedinya juga yang diperankan Duma (Musdianto Benggele), Arus serta pemain lainnya, tapi dibawakan tetap dengan memperhatikan budaya masyarakat asli Bajo,” ujarnya saat diwawancarai di Hollywood, Sabtu (16/9/2017).

Ia menyebutkan, film layar lebar Lautku Rumahku diperankan oleh pemain lokal terdiri dari lima orang pemain asal Kendari dan enam orang pemain asli Bajo Mola Wakatobi. Ungkap Ino, film ini dibuat dalam dua versi yaitu film pendek dan layar lebar.

Film ini diberi Judul film Lautku Rumahku karena memang untuk dikutsertakan dalam lomba. Tema utama film adalah wilayah tol laut, sehingga pilihan lokasi di Wakatobi. Sebab, Wakatobi adalah bagian dari Sultra menjadi salah satu pintu tol laut, selain Baubau. Selain itu, alasan dia memilih Wakatobi, karena destinasi wisata ini sedang booming di masyarakat lokal maupun wisatawan. Sehingga, ada nilai tambah saat penjurian.

“Karena film ini memang diperuntukkan dalam lomba,” tambahnya.

Sementara, PT Garuda Indonesia Airlines (GA) Branch Kendari Propinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) untuk mengapreasi film karya anak lokal ini dengan menggelar nonton bareng bersama mitra kerja, mitra usaha corporate, karyawan, dan agen-agen channel distribusi.

General Manager PT Garuda Indonesia Branch Kendari Karyadi mengatakan, kegiatan nobar ini adalah bentuk support GA kepada enterpreneur muda yang berkarya lewat film. Apalagi lokasi film mengangkat salah satu destinasi wisata yang notabene termasuk salah satu dari 10 destinasi wisata yaitu Wakatobi. Seperti diketahui, pemerintah sedang menggalakan Wakatobi, agar dapat menjadi wisata yang lebih berkembang seperti Bali.

“Kita konsen kepada pengembangan destinasi wisata, semoga nanti gaungnya bisa membantu promosi Wakatobi sendiri secara khusus dan Sultra secara umum. Kalau banyak yang nonton kan, masyarakat jadi pengen ke sana, itu bisa meningkatkan jumlah isian kursi pesawat Garuda,” pungkasnya. (B)

 

Reporter : Sitti Nurmalasari
Editor : Kiki

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini