Keluarga Korbaan Penculikan Abu Sayyaf Terus Berdoa

30
Ilustrasi
Ilustrasi

ZONASULTRA.COM,KENDARI– Keluarga korban nelayan asal asal Kabupaten Wakatobi La Hadi (45) dari desa Walacea, Kecamatan Wanci dan La Utu bin Ra’ali (51) dari desa Basaluna Selatan yang diculik kelompok Abu Sayyaf di perairan Sabah, Malayasia terus memanjatkan doa demi keselamatan keduanya.

Ilustrasi
Ilustrasi

La Utu berasal dari desa Basaluna, Kecamatan Kaledupa. Sementara La Hadi asli keluarga dari Burangan, Kabupaten Buton Utara (Butur). Mereka sudah lama merantau ke Malaysia dan diketahui sudah menikah dan memboyong keluarga di Sandaka, Sabah.

Adik La Hadi, La Ane saat dikonfirmasi oleh awak zonasultra.id beberapa waktu lalu mengungkapkan, saat ini pihak keluarga terus berdoa agar La hadi segera bebas dari sandraan Abu Sayyaf. Informasi penangkapan kakaknya itu dia peroleh dari isteri La Hadi.

“La Hadi sudah 30 tahun lebih merantau di Malaysia, dia memiliki seorang isteri dan enam orang anak, dan Sabtu pekan lalu La Yati isteri kakak saya yang mengabarkan kalau la Hadi disandera. Kami disini hanya bisa mendoakan supaya segera bebas dan pulang dengan selamat,” terang La Ane.

Terakhir keluarga bertemu dengan Hadi dua tahun lalu saat datang berlebaran di Wanci.

Sementara, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sultra telah melakukan langkah-langkah yang bisa menjamin keamanan kedua WNI tersebut.

Sekretaris Daerah (Sekda) Sultra, Lukman Abunawas mengatakan, jika pihak Imigrasi Kelas II A Kendari telah melaporkan kejadian itu kepada pemerintah provinsi. Kemudian mengirimkan surat laporan ke Direktorat Jenderal (Dirjen) Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkum HAM) agar hak-hak kedua warga tersebut tetap dijaga serta diberikan perlindungan demi keselamatan mereka.

“Mereka tidak salah, tapi karena pihak-pihak merugikan nelayan, kami sudah melapor ke pusat dan warga kita yang ditahan segera di lepas,” tukas mantan Bupati Konawe dua periode itu saat ditemui usai Upacara Hari Pahlawan, Kamis (10/11/2016).

Sebelumnya, diberitakan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu RI) Retno Marsudi melakukan pertemuan dengan Menteri Besar Sabah Dato Musa Aman di Kota Kinabalu, Selasa (8/11/2016).

Dalam pertemuan tersebut Menlu menyampaikan, keprihatinannya terhadap terulangnya kembali penculikan atas 2 WNI yang bekerja di kapal penangkap ikan Malaysia pada 5 November 2016 lalu.

Dua WNI tersebut merupakan warga Buton, Sulawesi Tenggara (Sultra) dengan nomor kapal SSK 00520 F (Kapten WNI asal Buton) dan kapal kedua: SN 1154/ 4F (Kapten WNI juga asal Buton). Keduanya merupakan WNI yang bekerja secara legal di kapal penangkap ikan Malaysia. (B)

 

Reporter : Ilham Surahmin
Editor : Kiki

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini