Ketua Komisi I DPRD Sultra Sesalkan Oknum Polisi Muna yang Tembak Warga Hingga Tewas

75
Oknum Polisi di Muna Tembak Seorang Warga Hingga Tewas
KORBAN PENEMBAKAN - La Ode Sihu (43) saat sudah terbaring tak bernyawa di UGD RSUD Muna didampingi oleh kakak korban La Ode Malefu, Jumat (16/6/2017). (Rustam/ZONASULTRA.COM)

Oknum Polisi di Muna Tembak Seorang Warga Hingga Tewas KORBAN PENEMBAKAN – La Ode Sihu (43) saat sudah terbaring tak bernyawa di UGD RSUD Muna didampingi oleh kakak korban La Ode Malefu, Jumat (16/6/2017). (Kasman/ZONASULTRA.COM)

 

ZONASULTRA.COM, RAHA – Ketua Komisi I DPRD Sultra LM. Taufan Bessi menyesalkan insiden penembakan yang dilakukan oleh oknum polisi berinisial AWL sehingga menewaskan La Ode Sihu, warga kecamatan Napalano, kabupaten Muna, pada Jum’at (16/6/2017) dini hari tadi.

Dia menilai, insiden seperti itu bukan hanya baru terjadi kali ini saja. Kata dia, Seorang polisi seharusnya bertindak mengedepankan logika dan perhitungan matang.

“Banyak kita lihat polisi-polisi ini yang sebenarnya secara kejiwaan masih labil tapi sudah dilengkapi dengan senjata api,” kata Taufan kepada ZONASULTRA.COM saat ditemui di kediamannya Jalan Dahlia Kelurahan Raha III Kabupaten Muna, Jumat (16/6/2017) siang tadi.

Apa lagi kasus ini, lanjutnya, dalam hitungan normalnya, korban tidak mungkin melakukan perlawanan. Sehingga tidak perlu terjadi insiden penembakan tersebut. Sebab, bisa dilakukan dengan pendekatan lain.

Menurutnya, apa yang dilakukan korban bukankah sebuah aksi kejahatan. Sehingga polisi seharusnya bertindak tanpa perlu menghilangkan seseorang lain.

Taufan meminta Kapolres Muna untuk memproses AWL dengan melakukan penggalian fakta secara menyeluruh tanpa ada yang ditutup-tutupi.

“Saya minta kepada Pak Kapolres Muna jangan ‘cuci tangan’ dalam kasus ini. Jangan sampai masyarakat meminta pertanggungjawabannya juga. Kapolres harus menegakkan aturan, jangan ada kesan mau lindungi anggotanya,” tegasnya.

Berita Terkait : Oknum Polisi di Muna Tembak Seorang Warga Hingga Tewas

Taufan juga mengapresiasi aparat polisi lain yang benar-benar menjalankan tugasnya dengan baik. Namun dia mencemaskan adanya beberapa polisi yang tidak memiliki kondisi kejiwaan yang baik.

Menurutnya, setiap petugas polisi yang memegang senjata api (pistol) seharusnya terlebih dahulu menjalani serangkaian tes, utamanya tes psikologi sehingga tidak segampang itu langsung menembak orang.

“Jadi harus ada tes psikologi dulu baru bisa pegang senjata,” katanya..

Taufan juga menghimbau agar keluarga korban bisa bersabar menghadapi cobaan ini. Jika pihak keluarga korban mendapat perlakuan yang tidak adil dalam proses penyelesaian kasus ini, maka Taufan berjanji akan mengawal kasus ini hingga mencapai titik terang perkaranya.

Sebelumnya, sorang oknum polisi yang bertugas di Polsek Tampo berinisial Brigadir AWL menembak seorang warga bernama La Ode Sihu (43) hingga tewas pada Jumat (16/5/2017) dini hari tadi sekitar pukul 03.00 Wita. Diduga, insiden itu terjadi karena di lokasi tersebut tengah terjadi transaksi ilegal bahan bakar minyak (BBM). (C)

 

Reporter : Kasman
Editor : Abdul Saban

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini