Kisah Sukses Pengusaha Tenun Khas Sultra, dari Sepeda Ontel Hingga Pameran Mancanegara

1905
Kisah Sukses Pengusaha Tenun Khas Sultra, dari Sepeda Ontel Hingga Pameran Mancanegara
Nasrullah saat mengikuti pameran "Adi wastra nusantara" yang diadakan di Jakarta Convention Center (JCC).
Kisah Sukses Pengusaha Tenun Khas Sultra, dari Sepeda Ontel Hingga Pameran Mancanegara
PENGUSAHA TENUN SULTRA : Nasrullah saat mengikuti pameran “Adi wastra nusantara” yang diadakan di Jakarta Convention Center (JCC). (Rizki Arifiani/ZONASULTRA.COM)

 

ZONASULTRA.COM, JAKARTA – Dibalik capaian sukses seorang pengusaha menjalankan bisnisnya, tersimpan usaha keras dan perjuangan dalam mewujudkannya. Salah satunya adalah Nasrullah, salah seorang pengusaha sukses yang mengangkat tenun khas Sulawesi Tenggara (Sultra).

Kisah Sukses Pengusaha Tenun Khas Sultra, dari Sepeda Ontel Hingga Pameran Mancanegara
Kain tenun adat Sulawesi Tenggara

Nasrullah, pria asal Kabupaten Konawe, Sultra ini telah melanglang buana memperkenalkan tenun khas daerahnya ke seluruh wilayah nusantara, bahkan hingga pameran ke mancanegara. Buah usaha tersebut tidak direguknya dengan mudah. Jatuh bangun Nasrullah merintis bisnis tenun khas Sultra yang pada saat itu warisan kebudayaan tenunan masih belum berkembang.

Ia mengawali usaha tenun Sultra pada 1992, ketika membina rumah tangga dengan seorang wanita yang juga pengrajin tenun Sultra. Nasrullah pun memutuskan untuk berpindah profesi dari petani terjun ke kerajinan tenun karena melihat potensi tenun dapat dikembangkan.

“Kerajinan tenun ini sebenarnya bukan dari saya, tapi dari istri. Kemudian saya lihat sepertinya kerajinan tenun ini memiliki potensi bisnis yang besar,” ujar Nasrullah saat ditemui di pameran Adi Wastra Nusantara yang diadakan di Jakarta Convention Center (JCC), Sabtu (7/4/2017).

Salah satu pengalaman yang tidak bisa dilupakan ayah dari lima orang anak ini adalah ketika menjajakan kain tenun bersama istrinya menggunakan sepeda ontel. Dengan mengayuh sepeda ontelnya, Nasrullah menawarkan tenun dari desa ke desa di wilayah Sultra.

Keuletannya menjadi pedagang tenun keliling perlahan membuahkan hasil. Nasrullah mulai membeli sepeda motor untuk memperlancar aktivitasnya hingga ia berhasil membeli sebuah mobil kijang tua. Dengan mobilnya, ia mulai memasuki kantor-kantor dinas untuk mempromosikan tenun khas Konawe ini.

BACA JUGA :  Hakim Perempuan di PN Andoolo Ungkap Keresahan, dari Minim Fasilitas hingga Rentan Intervensi
Kain tenun adat Sulawesi Tenggara
Kain tenun adat Sulawesi Tenggara

“Dulu pas pertama punya mobil, jualan ke kantor-kantor misalnya instansi atau kedinasan. Kalau buka jok belakang mobil itu isinya sarung semua,” tuturnya.

Dengan menjajakan tenun ke kantor-kantor, Nasrullah mulai menjalin relasi dengan pegawai-pegawai dan kedinasan, hingga akhirnya mulai mencari akses pendanaan dan memperluas jaringan.

Sosok Tina Nur Alam dalam Kisah Sukses Nasrullah

Salah satu sosok yang turut berperan dalam perjalanan karir Nasrullah adalah istri Gubernur Sultra, Tina Nur Alam. Tina yang juga sebagai Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) mampu membawa perubahan bagi perkembangan usaha kecil menengah (UKM).

“Semenjak Bu Tina menjadi ketua Dekranasda itu mulai berkembang. Tadinya kita punya khas daerah tidak dikenal, tapi pas Bu Tina budaya khas daerah mulai diangkat dan diperkenal,” cerita Nasrullah.

Menurutnya, Tina Nur Alam kerap membawa desainer dari Jakarta untuk memberikan ilmu dan pelatihan. Dengan itu, Nasrullah mendapat masukan-masukan perpaduan warna tenun yang diminati masyarakat di luar Sulawesi.

Nasrullah pun mulai mengenal program-program mitra binaan seperti dari perusahaan Antam maupun Pertamina. Perusahaan tersebut dapat membantu pendanaan maupun pemberian alat guna mengembangkan usaha tenunnya.

Kisah Sukses Pengusaha Tenun Khas Sultra, dari Sepeda Ontel Hingga Pameran Mancanegara

Selain itu juga, Nasrullah kerap mendapat bantuan fasilitas stand dalam bazar maupun pameran di berbagai daerah. Hampir sebagian besar provinsi di Indonesia sudah disambanginya untuk mengikuti pameran seperti Makasar, Manado, Gorontalo, Bali, Surabaya, Semarang dan paling sering pameran di Jakarta.

BACA JUGA :  Disabilitas Netra dan Pemilu: Antara Keinginan dan Keraguan Memilih

Bahkan Nasrullah pernah mempromosikan tenun khas daerahnya hingga ke mancanegara tepatnya dalam pameran yang diadakan Irak. Dalam waktu dekat, Ia juga akan mengikuti pameran di Jepang yang difasilitasi oleh pemerintah.

Harga yang ditawarkan untuk satu helai bervariatif dari Rp. 80 ribu hingga Rp. 1 juta tergantung kualitas bahan dan benang serta motif tenunnya. Tidak hanya memprodukasi kain tenun khas Konawe, Nasrullah juga mendesain tenun motif daerah-daerah lainnya seperti Buton, Bombana, Konawe Kepulauan, Kolaka dan sebagainya. Kain tenun miliknya ini sudah cukup dikenal dan banyak diminati oleh masyarakat luas.

Dari usaha kerasnya, Nasrullah dapat memberdayakan kurang lebih 50 orang karyawan di desanya. Ia kerap mendapat pesanan dari berbagai instansi maupun pegawai-pegawai kantoran lainnya. Sebagai wirausaha yang menginspirasi banyak orang, Ia aktif dalam kegiatan Dekranasda arahan Tina Nur Alam.

“Saya sering mengikuti kegiatan Dekranasda, biasanya mengisi pelatihan-pelatihan. Pokoknya peran Bu Tina tidak akan saya lupakan,” pungkasnya.

Kini usaha tenun Sultra Nasrullah berjalan lancar dan sukses. Untuk memenuhi permintaan lokal, ia mengaku kewalahan. Namun di sisi lain banyak kesempatan promosi ke mancanegara yang ditawarkan oleh berbagai instansi.

Dengan usahanya, Nasrullah dapat meraih hidup yang lebih baik secara finansial maupun secara moral ia dikenal sebagai sosok pengusaha sukses yang menginspirasi. Ia dikaruniai empat putra dan satu putri yang masih menempuh pendidikan. Bahkan ia mampu mengantar putra sulungnya menjadi perwira kepolisian. (A)

 

Reporter : Rizki Arifiani
Editor : Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini