Kolaborasi Tari Pesona Indonesia dan Lumanse Semarakkan Festival Budaya di Tangkeno

417
Kolaborasi Tari Pesona Indonesia dan Lumanse Semarakkan Festival Budaya di Tangkeno
FESTIVAL BUDAYA TANGKENO - Pertunjukan Tari Pesona Indonesia beriringan Tari Suku Moronene (Tari Lumense) di pelataran Plaza dalam acara pembukaan Festival Budaya di Desa Tangkeno Kecamatan Kabaena Kabupaten Bombana, Selasa (10/10/2017). (MUHAMMAD JAMIL/ZONASULTRA.COM)

Kolaborasi Tari Pesona Indonesia dan Lumanse Semarakkan Festival Budaya di Tangkeno FESTIVAL BUDAYA TANGKENO – Pertunjukan Tari Pesona Indonesia beriringan Tari Suku Moronene (Tari Lumense) di pelataran Plaza dalam acara pembukaan Festival Budaya di Desa Tangkeno Kecamatan Kabaena Kabupaten Bombana, Selasa (10/10/2017). (MUHAMMAD JAMIL/ZONASULTRA.COM)

 

ZONASULTRA.COM, KABAENA – Pertunjukan Tari Panorama Pesona Indonesia menjadi pembuka Festival Budaya ke-5 yang digelar di Desa Tangkeno, Kecamatan Kabaena Tengah, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra), Selasa (10/10/2017). Tari ini sukses memukau masyarakat yang menyaksikan pembukaan festival ini.

“Itulah Indonesia dengan ragam budaya disajikan dan tampil menggoda dalam moment Festival Budaya ke- 5 di Tangkeno kali ini. Tari ini sengaja kami perlihatkan ke masyarakat agar mereka tahu bahwa dari ribuan budaya yang ada di Indonesia, budaya kita bisa diperhitungkan hingga terekspos ke mancanegara,” jelas Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Bombana, Janariah usai pertunjukan tari tersebut.

Pertunjukan Tari Pesona Indonesia itu pun terlihat cukup unik setelah dikombinasikan dengan satu jenis tari di wilayah Kabupaten Bombana. Namanya Tari Lumense. Kehadiran Tari Lumense ini membuat pembukaan Festival Budaya kali ini berbeda dengan tahun sebelumnya.

Kolaborasi Tari Pesona Indonesia dan Lumanse Semarakkan Festival Budaya di TangkenoJanariah menuturkan, Tari Lumense berasal dari Pulau Kabaena (Suku Moronene). Di masa lalu Tari Lumense dilakukan dalam ritual Pe-olia, yaitu ritual penyembahan kepada roh halus yang disebut Kowonuano (penguasa/pemilik negeri) dengan menyajikan aneka jenis makanan. Ritual ini dimaksudkan agar Kowonuano berkenan mengusir segala macam bencana yang ditutup dengan penebasan pohon pisang dan kerap disebut sebagai “penyembuh”.

Bupati Bombana Tafdil pun memberikan apresiasi atas kreatifitas dinas pariwisata dalam memperkenalkan ragam budaya di Kabupaten Bombana. Dikatakan, promosi budaya kali ini bukan hanya dinikmati sendiri, tetapi merupakan sarana untuk mempromosikan kekayaan budaya dan keunikan destinasi yang kita miliki, baik di tingkat regional maupun internasional.

“Bukan pariwisata namanya kalau tidak menghibur, saya harus akui sektor pariwisata kita sangat kreatif dalam upaya mempromosikan budaya kita hingga kemanca negara,” kata Tafdil.

Tafdil juga mengakui bahwa seunik, seelok, dan semegah apapun budaya dan kerifan lokal yang dimiliki tanpa dipromosikan dan tidak diketahui orang lain, maka itu tidak berarti apa-apa.

“Kalau bukan sekarang kapan lagi kita wujudkan semua ini, sehingga saya berharap kepada semua masyarakat Kabena agar bisa menjaga tempat ini dengan baik, terutama pemerintah dan masyarakat Desa Tangkeno,” kata Tafdil.

Tafdil menambahkan, Festival Budaya ke-6 tahun depam akan digelar lebih meriah dari tahun ini. Dirinya berjanji, penambahan sarana dan prasarana dan penambahan agenda kegiatan akan lebih ditingkatkan lagi. (B)

 

Reporter: Muhammad Jamil
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini