Korban Bom UHO Tinggalkan Istri yang Hamil 6 Bulan

92
Korban Bom UHO Tinggalkan Istri yang Hamil 6 Bulan
Korban Bom UHO : Kepala Direktorat Bimnas Polda Sultra, Kombes Pol Erfan Prasetia saat menyambangi rumah duka salah satu korban ledakan bom yang terjadi di Universitas Halu Oleo (UHO), Jufriadin Bin Mugas (31) warga desa Ranoeya, Kecamatan Wawotobi, Kabupaten Konawe. Kedatangannya merupakan ungkapan bela sungkawa dari pihak kepolisian daerah (Polda) Sultra terhadap para korban. RESTU/ZONALSULTRA.COM
Korban Bom UHO Tinggalkan Istri yang Hamil 6 Bulan
Korban Bom UHO : Kepala Direktorat Bimnas Polda Sultra, Kombes Pol Erfan Prasetia saat menyambangi rumah duka salah satu korban ledakan bom yang terjadi di Universitas Halu Oleo (UHO), Jufriadin Bin Mugas (31) warga desa Ranoeya, Kecamatan Wawotobi, Kabupaten Konawe. Kedatangannya merupakan ungkapan bela sungkawa dari pihak kepolisian daerah (Polda) Sultra terhadap para korban. RESTU/ZONALSULTRA.COM

 

ZONASULTRA.COM, UNAAHA – Jufriadin, korban meninggal ledakan bom jenis granat di Universitas Halu Oleo (UHO), Kendari pada Selasa (29/3/2016) sore meninggalkan seorang istri bernama Nurhasni (25) yang tengah mengandung anak pertama mereka. Usia kandungan Nurhasni kini telah menginjak 6 bulan.

Sehari sebelum meninggal dunia, Nurhasni sempat menghubungi suaminya untuk menanyakan kabarnya. Dalam pembicaraan itu, dirinya sempat meminta maaf kepada sang suami.

“Sehari sebelum kejadian itu, istrinya yang saat itu sedang sakit menelpon suaminya dan meminta maaf, katanya saya minta maaf memang kalau selama kita menikah saya ada salah-salah,” kata Jasran (35), kakak korban menirukan ucapan Nurhasni, Rabu (30/3/2016).

Jasran bercerita, semasa hidupnya Jufriadin yang merupakan anak ke-8 dari 13 bersaudara dikenal sebagai pribadi yang santun. Bahkan ia kerap terlibat langsung dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan pemerintah setempat di lingkungan tempat tinggalnya.

BACA JUGA :  Seorang Wanita di Kendari Jadi Korban Salah Tembak Polisi

Karena kepribadiannya yang baik itu pula, warga Desa Ranoeya, Kecamatan Wawotobi, Kabupaten Konawe ini sempat didaulat sebagai imam Desa Ranoeya merangkap sebagai pembantu panitia pelaksana nikah (PPN) desa setempat.

“Sebelum kejadian kemarin, beberapa saudara saya dan juga istri saya sempat mendapatkan tanda-tanda, bahkan kakak saya sempat menghubungi almarhum menanyakan kapan dirinya akan pulang. Lalu korban menjawab jika dirinya belum berencana pulang karena masih banyak pekerjaan. Kakak saya lalu menyuruhnya untuk pulang sejenak, dengan alasan keluarga disini semua merindukan dia,” kenang Jasran.

Meski keluarga korban sudah mengiklaskan kepergian Jufriadin, namun mereka tetap meminta pihak UHO untuk bertanggungjawab.

BACA JUGA :  Seorang Wanita di Kendari Jadi Korban Salah Tembak Polisi

“Kami tidak meminta apa-apa, kami hanya mengharapkan agar pihak UHO bisa membantu dalam hal jaminan hidup bagi istri dan anak korban, apalagi dia (istri korban) masih sementara hamil 6 bulan, jadi mungkin ini bisa jadi pertimbangan,” kata dia.

Jazad Jufriadin tiba di rumah duka pada Selasa (29/3/2016) malam sekitar pukul 23.00 Wita. Jenazah dimakamkan usai shalat Dzuhur di pemakaman keluarga di belakang rumah orang tuanya di Desa Ranoeya,  Kecamatan Wawotobi,  Kabupaten Konawe, Rabu (30/3/2016).

Dalam pemakaman tersebut turut hadir Kepala Direktorat Bimnas, Kombes Pol Erfan Prasetia, Kapolres Konawe AKBP Jemy Junaedi, Wakapolres Konawe Kompol Lery Tutu, Kapolsek Wawotobi Iptu Sriyanto, perwakilan UHO Prof. Sahta Ginting serta teman-teman seprofesinya.

 

Penulis : Restu
Editor   : Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini