MUI Sultra: “Tidak Boleh Ada Ceramah Menyindir Agama Lain”

186
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) Mursyidin
Mursyidin

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) Mursyidin menegaskan saat ini sudah tidak diperbolehkan bagi tokoh agama untuk melakukan ceramah dengan mengeluarkan materi yang dapat menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) Mursyidin
Mursyidin

Hal ini merupakan salah satu kajian dari Kementerian Agama (Kemenag) setelah menyampaikan untuk melakukan penyusunan pedoman bersama ceramah di rumah ibadah. Dimana Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyampaikan ada sembilan seruan untuk diperhatikan dalam menyampaikan ceramah.

Dua diantaranya yaitu disampaikan oleh penceramah yang memiliki pemahaman dan komitmen pada tujuan utama diturunkannya agama, yakni melindungi harkat dan martabat kemanusiaan, serta menjaga kelangsungan hidup dan peradamaian umat manusia.

BACA JUGA :  Mengenal Quick Count, Benarkah Akurat?

“Disampaikan dalam kalimat yang baik dan santun dalam ukuran kepatutan dan kepantasan, terbebas dari umpatan, makian, maupun ujaran kebencian yang dilarang oleh agama mana pun” ujar mantan Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat (Karo Kesra) Setda Provinsi Sultra usai upaca apel pagi bersama Gubernur Sultra, Rabu (17/5/2017).

Untuk itu, pihaknya sudah melakukan pertemuan dengan seluruh mubaliq di Pesantren Ummushabri Kendari guna menyampaikan hal-hal pokok yang diserukan Kemenag agar ditaati setiap pendakwah dalam menyampaikan ceramah di rumah ibadah beberapa waktu lalu.

BACA JUGA :  Daftar Figur yang Berpotensi Maju Pilgub Sultra 2024

Diakui Mursyidin seluruh pihak yang hadir saat itu menerima dengan respon yang baik atas instruksi tersebut. Oleh karena itu ia memastikan seluruh pendakwah di Sultra akan mengkitu seruan tersebut, guna menjaga stabilisasi untuk terwujudnya kedamaian dan kerukunan umat beragama. Yang salah satu syarat untuk keberlangsungan kehidupan bersama dan keberlangsungan pembangunan menuju Indonesia yang sejahtera dan bermartabat.

“Ya, contoh salah satu untuk menghindari menyindir agama lain, saya pikir semua itu sudah tidak akan ditemui lagi dengan mencoba mebawakan materi sesuai kebutuhan agama masing-masing,” tandasnya. (B)

 

Reporter: Ilham Surahmin
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini