ZONASULTRA.COM, KENDARI – Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Nur Alam menyatakan tidak ingin menciptakan rezim dinasti politik untuk kepemimpinan pemerintah di Sultra. Kekuasaan yang hanya diturunkan untuk lingkaran keluarga merupakan praktik politik yang tak sesuai lagi di masa kini.
Nur Alam mengatakan, dirinya telah menjadi Gubernur Sultra selama 2 periode dengan segala kelebihan dan kekurangan selama memerintah. Jika harus mendorong istri atau anak melanjutkan estafet kekuasaanya, maka hanya akan merusak citranya selama menjadi gubernur.
“Lewat pertemuan ini saya sekaligus mendeklarasikan bahwa saya tidak akan menciptakan rezim dinasti politik. Anak dan istri saya clearkan (pastikan) memang dari tempat ini tidak akan mengikuti kontestasi politik untuk menggantikan saya,” kata Nur Alam dalam sambutannya ketika menghadiri acara halal bihalal Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) di Hotel Clarion Kendari, Sabtu (16/7/2016) malam.
Nur Alam berharap agar istri dan anaknya tidak lagi dicurigai akan maju dalam pertarungan kepala daerah ataupun gubernur. Meskipun diakuinya ada satu dan dua orang yang menghendaki terjadinya politik dinasti di keluarganya.
Menurut mantan DPW PAN Sultra ini, seorang pemimpin yang pernah berkuasa sudah semestinya memberikan kesempatan kepada yang lain untuk melanjutkan pemerintahan, bukannya malah memonopoli kekuasaan dalam lingkaran keluarga.
“Sultra sudah maju, mari berdemokrasi dengan cara yang sehat dan mari kita berhimpun untuk kemaslahatan daerah Sulawesi Tenggara,” ujar Nur Alam.
Disinggung terkait pencalonan Adriatma Dwi Putra (ADP) yang akan maju menggantikan ayahnya sendiri Walikota Kendari Asrun, Nur Alam enggan berkomentar banyak. Menurut Nur Alam, calon walikota Kendari yang harus didukung adalah yang mempunyai kapasitas, aksesibilitas, dan integritas. (B)
Reporter: Muhamad Taslim Dalma
Editor: Jumriati
