Oknum Guru SMAN 1 Pakue Diduga Lakukan Praktek Jual Beli Nilai

985
Oknum Guru SMAN 1 Pakue Diduga Lakukan Praktek Jual Beli Nilai
Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Pakue Kabupaten Kolaka Utara (Kolut) Sulawesi Tenggara (Sultra)

Oknum Guru SMAN 1 Pakue Diduga Lakukan Praktek Jual Beli Nilai SMAN 1 PAKUESekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Pakue Kabupaten Kolaka Utara (Kolut) Sulawesi Tenggara (Sultra) (Rusman/ZONASULTRA.COM)

 

ZONASULTRA.COM, LASUSUA – Salah satu oknum guru di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Pakue Kabupaten Kolaka Utara (Kolut) Sulawesi Tenggara (Sultra) diduga melakukan pungutan liar (Pungli) senilai Rp 100.000 kepada siswa untuk perbaikan nilai mata pelajaran Matematika yang akan dituliskan pada ijazah. Hal itu terjadi saat siswa tidak menuntaskan mata pelajaran tersebut.

Oknum Guru SMAN 1 Pakue Diduga Lakukan Praktek Jual Beli NilaiInformasi yang dihimpun Zonasultra.com, praktek jual beli nilai mata pelajaran itu terungkap dari pengakuan beberapa alumni. Modusnya, saat ada siswa yang nilainya tidak tuntas, oknum guru tersebut bukannya memberi kesempatan untuk memperbaiki nilai dengan tugas yang berhubungan dengan pelajaran tapi justru
menyuruh siswanya membayar untuk mendapat nilai bagus yang akan dituliskan di ijazahnya.

Ilham (18) alumni 2016 lalu, menuturkan, dirinya dan beberapa temannya dipanggil terkait nilai mata pelajaran bermasalah, namun bukannya dibantu untuk melakukan perbaikan tapi disuruh membayar untuk mendapatkan nilai baik.

“Kalau mau nilai bagus,bayar Rp.100 Ribu terserah kamu mau nilai berapa di ijazahmu,” ujar ilham menirukan perkataan oknum guru tersebut, Senin (15/5/2017).

Lanjutnya, perlakuan dikhususkan kepada beberapa temannya yang nilainya bermasalah dan pembayaran dilakukan di sekolah, parahnya lagi dirinya dilarang menceritakan kepada siapapun terkait pembayaran tersebut.

”Saya bayar saja dari pada nilaiku tidak tuntas, saya disampaikan berapa nilai yang saya mau,apalagi setiap tahun sudah begitu,” bebernya.

Salah satu orang tua alumni 2017, Intan (50) juga membenarkan anaknya pernah dimintai biaya perbaikan nilai yang dimaksud. Ia menilai oknum guru itu terkesan terlalu memaksan dengan biaya yang ditetapkan.

“Saya tidak benarkan ada dibayar-bayar begitu,” tegasnya.

Diceritakannya, waktu itu permintaan anaknya tidak disanggupi karena besarnya nilai yang dibebankan oleh guru tersebut. Apalagi situasi ekonomi seperti sekarang ini, pembayaran uang sekolah dinilai amat besar untuk mendapatkan nilai.

“Saya tidak setuju waktu itu siswa untuk perbaikan nilai harus diminta bayar,” ungkapnya.

Dirinya juga mengaku heran, oknum guru matematika itu mengatakan kepada para siswa yang yang sudah membayar dijamin mendapatkan angka terbaik. Namun, bagi siswa yang tidak membayar akan mendapatkan nilai sesuai dengan hasil yang diperoleh.

Menanggapi hal itu, Kepala SMN 1 Pakue, Anton yang coba dikonfirmasi via telepon seluler tidak memberikan jawaban. Bahkan awak zonasultra menunggu selama dua jam di sekolah untuk mendapatkan tanggapan, namun sang kepala sekolah tak berkantor. (B)

 

Reporter : Rusman
Editor : Kiki

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini