Pascatsunami Palu, Nelayan di Laskep Konut Takut Melaut

122
ilustrasi nelayan
Ilustrasi

ZONASULTRA.COM, WANGGUDU – Gempa dan tsunami yang menghantam Donggala dan Kota Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (28/9/2018) malam menyisakan rasa takut bagi nelayan di Kecamatan Lasolo Kepulauan, Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara (Sultra). Nelayan di desa ini kini takut melaut.

Kepala Desa Waturambaha, Dewantoro mengatakan bahwa ketakutan warganya itu bukan tanpa alasan. Pasalnya, Waturambaha berbatasan dengan wilayah Sulteng.

“Mereka takut kasian turun melaut. Warga saya paling turun lihat saja kondisi air laut. Soalnya Waturambaha berbatasan dengan Sulteng, takutnya jangan sampai mereka sudah di laut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” kata Dewantoro, Rabu (3/10/2018).

BACA JUGA :  Petugas SPBU Wanggudu Raya Kedapatan Isi Pertalite ke Jeriken dalam Mobil

(Baca Juga : Gempa Bumi 3,8 SR Guncang Wilayah Konut Subuh Tadi)

Lanjutnya, dampak musibah di Sulteng itu ternyata tidak hanya menimbulkan ketakutan di kalangan warganya. Namun, para pekerja di perusahaan tambang di desa itu pun mengalami ketakutan. Sehingga puluhan pekerja memilih pulang kampung daripada bertahan di lokasi kerja.

“Informasinya lebih 60 orang pekerja asal Konawe dan Kota Kendari pulang. Mereka saja takut, apalagi warga saya yang tiap malam melaut,” ujarnya.

Di tempat terpisah, salah satu warga Lasolo Diman menguraikan, jika saat ini warga di sekitar pantai diselimuti ketakutan dan terus meningkatkan kewaspadaan.

BACA JUGA :  Petugas SPBU Wanggudu Raya Kedapatan Isi Pertalite ke Jeriken dalam Mobil

“Kita di sini selalu waspada, soalnya kan tempat tinggal kita ini tidak jauh dari pinggir laut,” terangnya.

Sementara pada Rabu (3/10/2018) dini hari tadi wilayah Konawe Utara diguncang gempa 3,8 SR. Hasil analisa Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika menunjukkan bahwa gempa bumi terjadi pada koordinat 3.44 LS – 122.86 BT sekitar 63.6 km Timur Laut Kendari atau 81 km Timur Laut Wanggudu), Sultra pada kedalaman 11 km. (B)

 


Reporter: Murtaidin
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini