Pembangunan Jembatan Penghubung di Konut Terindikasi Mark Up

60
Pembangunan Jembatan Penghubung di Konut Terindikasi Mark Up
Safrin

ZONASULTRA.COM, WANGGUDU – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Konawe Utara (Konut) Sulawesi Tenggara (Sultra) kecewa dengan sikap Dinas Pekerjaan Umum (PU) setempat, karena dinilai lambat dalam pembangunan jembatan penghubung tiga desa di Kecamatan Andowia. Ketiga desa tersebut adalah Desa, Laronanga, Puuwonua dan Puusuli.

Pembangunan Jembatan Penghubung di Konut Terindikasi Mark Up
Safrin

Jembatan beton poros Puuwonua dianggarkan tahun 2015 lalu dengan total anggaran Rp 1,6 Miliar. Ada dua sumber pendanaan untuk proyek itu yakni dari Dana Alokasi Umum (DAU) sebesar Rp 1.44 miliar dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp 160 juta.

Sekretaris Komisi B DPRD Konut, Safrin saat dikonfirmasi, Minggu (28/2/2016) mengatakan, secara kelembagaan dirinya akan melihat langsung proses pengerjaan jembatan itu pada Senin besok (29/2/2016).

“Kita akan lihat dulu pekerjaannya sudah sejauh mana dengan anggaran yang disiapkan. Inza Allah, Senin besok kita akan turun lihat itu pekerjaan,” katanya.

Politisi Golkar itu menuturkan, bila dalam kunjungan nanti ternyata proses pekerjaan jembatan tersebut dengan mata anggaran yang disiapkan sebesar Rp.1,6 Miliar tidak sesuai, maka pekerjaan tersebut harus diproses secara hukum.

“Kalau menyalahi prosedur itu harus diproses, tidak ada alasan,” ujarnya.

Begitu juga diungkapkan Ketua Komisi A, Rasmin Kamil. Sebagai wakil rakyat daerah pemilihan Kecamatan Andowia, dirinya sangat kecewa dengan lambannya pembangunan jembatan tersebut.

“Yang jelasnya tahun 2015 itu kita plot anggarannya Rp.1,6 Miliar. Tapi secara teknis yang laksanakan dinas PU, apakah hanya dinding beton (Obusmen) kiri kanan,” kata Rasmin Kamil.

Namun, jika mata anggaran sebesar itu menurut kasat mata diperuntukan hanya untuk dinding beton saja menurut Rasmin terlalu besar. Tetapi, apabila dalam pekerjaan tersebut ada indikasi penyelewengan anggaran atau mark up, maka itu masuk dalam ranah hukum.

“Tahun 2016 ini, Dinas PU mengajukan lagi anggaran sebesar Rp.1,5 Miliar untuk penyelesainnya. Total semua anggaran jembatan Puuwonua itu sudah Rp.3,1 Miliar,” ungkapnya.

“Saya mau menantang awak Zonasultra.Com untuk melakukan penelusuran lebih jauh lagi, kira-kira Rp.1,6 Miliar itu untuk apa saja. Apa hanya untuk obudman saja. Kalau hanya untuk itu, saya sangat kecewa,” lanjutnya dengan nada menantang media ini.

Seperti diberitakan sebelumnya, warga di tiga desa yakni Laronanga, Puuwonua dan Puusuli, mengeluhkan lambatnya pekerjaan jembatan tersebut.

Sementara, Kepala Dinas PU, AS Ruslan yang juga sebagai putra sulung Bupati Aswad Sulaiman belum dapat dikonfirmasi terkait .

 

Penulis : Murtaidin

Editor  : Kiki

1 KOMENTAR

  1. Hampir sama dengan jembatan penghubung lowu-Lowu – Pulau Makassar. Sejak akhir 2015 direncanakan selesai, sampai saat ini belum jg selesai. Ayo awak media kesana jg..

Tinggalkan Balasan ke Dadat Batal membalas

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini