Pembangunan Jembatan Terhenti, Warga 3 Desa Ini Gunakan Jembatan Darurat yang Nyaris Roboh

92
Pembangunan Jembatan Terhenti, Warga 3 Desa Ini Gunakan Jembatan Darurat yang Nyaris Roboh
Pembangunan Jembatan - Jembatan penghubung yang dibangun Dinas Pekerjaan Umum (PU) Konut tak kunjung selesai. Akibatnya warga menggunakan jembatan alternatif yang hampir roboh. (Jefri/ZONASULTRA.COM)
Pembangunan Jembatan Terhenti, Warga 3 Desa Ini Gunakan Jembatan Darurat yang Nyaris Roboh
Pembangunan Jembatan – Jembatan penghubung yang dibangun Dinas Pekerjaan Umum (PU) Konut tak kunjung selesai. Akibatnya warga menggunakan jembatan alternatif yang hampir roboh. (Jefri/ZONASULTRA.COM)

 

ZONASULTRA.COM, WANGGUDU – Lambannya pembangunan jembatan penghubung yang dikerjakan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara di Kecamatan Andowia, membuat para pengendara yang melintas khawatir karena jembatan darurat yang dibangun warga disamping jembatan tersebut sudah nyaris roboh.

Jembatan sepanjang 37 meter itu dibangun untuk menghubungkan tiga desa di Kecamatan Andowia, yaitu Desa Laronanga, Puuwonua dan Puusuli. Sebelum jembatan tersebut dikerjakan, 4 tahun lalu masyarakat setempat telah membangun jembatan alternatif dengan menggunakan kayu dan papan.

Kini jembatan tersebut sudah mulai rapuh dan sangat membahayakan para pengguna jalan. Namun masyarakat di tiga desa tersebut tetap melintasinya karena tak ada akses jalan lain.

Jefri, salah seorang pengguna jembatan tersebut menuturkan, saat melintasi jembatan itu dirinya hampir jatuh karena kondisi jembatan yang sudah tidak layak pakai.

“Jembatannnya sudah rusak, rapuh dan berlobang lantainya. Jembatannya juga goyang-goyang,” kata Jefri, Sabtu (13/2/2016).

Salah seorang warga Desa Laronanga, Imran mengungkapkan, pembangunan jembatan dengan lebar 10 meter itu seharusnya sudah dinikmati warga, namun proyek yang dikelola dinas PU itu tak kunujung kelar tanpa alasan yang jelas.

“Kita sesalkan juga ini pekerjaan jembatan, soalnya ini jalan satu-satunya untuk menghubungkan 3 desa. Tapi tidak di perhatikan, baru tidak ada kelanjutannya dibiarkan saja begitu pekerjaannya,” terang Imran.

Sementara itu, Kepala Desa Laronanga Kadir T, yang ditemui Zonasultra.com mengatakan, bangunan jembatan yang dikerjakan dinas PU tersebut dimulai sejak awal tahun 2015 lalu, dan seharusnya sudah bisa digunakan di akhir Desember 2015.

Namun, kata Kadir, pekerjaan tersebut tidak diselesaikan. Para pekerja jembatan juga sudak tak terlihat beraktivitas lagi. Sementara dananya senilai Rp 1,5 miliar diduga sudah dicairkan 100 persen.

“Tidak tahu itu jembatan kenapa belum diselesaikan oleh dinas PU, padahal setahu saya dananya sudah cair semua. Harusnya ini jembatan sudah selesai di akhir Desember lalu,” ucap Kadir.

 

Penulis: Jefri
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini