Pemda Konsel Canangkan Pengembangan Produksi Kakao

65
Pemda Konsel Canangkan Pengembangan Produksi Kakao

Pemda Konsel Canangkan Pengembangan Produksi KakaoRAPAT KOORDINASI – Tampak Sjarif sajang saat memimpin rapat bersama dinas Perkebunan Provinsi, maupun kabupaten dan Dinas Perindustrian dan perdagangan kabupaten Konsel (Perindag) maupun dari pihak perbankan pada jumat lalu di aula rapat kantor bupati konsel. Hal ini membahas tentang produksi kakao dalam mengembangkan ekonomi masyarakat. Sabtu (6/7/2017) (Erik Ari Prabowo/ZONASULTRA.COM)

 

ZONASULTRA.COM, ANDOOLO – Pemerintah Daerah (Pemda) Konawe Selatan (Konsel), Sulawesi Tenggara (Sultra) mencanangkan lokasi produksi pengembangan kakao di beberapa kecamatan yang memiliki potensi di daerah itu.

Sekretaris Daerah (Sekda) Pemda Konsel, Sjarif Sajang mengatakan, untuk menggenjot program itu, pihaknya menggandeng Bank Indonesia (BI) dalam rapat koordinasi pengembangan potensi kakao di ruang rapat Kantor Bupati Konsel Jumat (4/7/2017) lalu.

Sekretaris Daerah (Sekda) Pemda Konsel, Sjarif Sajang
Sjarif Sajang

Sjarif Sajang menjelaskan, dalam pertemuan itu, pihaknya membehas beberapa hal terkait rencana pengembangan produksi kakao di Konsel dengan melibatkan dinas Perkebunan Provinsi Sultra maupun dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) kabupaten Konsel.

“Dalam rapat itu, kami membahas mengenai peningkatan perekonomian di wilayah Konsel. Kita berharap produksi kakao yang ada di Konsel bisa membangun kerja sama dengan industri. Supaya hasil produksi kakao ini bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi desa,” ujar Sjarif Sajang di Kendari, Minggu (6/7/2017).

Mantan Kepala dinas (Kadis) perhubungan Kota Kendari ini mengungkapkan, sebelumnya produki kakao di Konsel juga sudah pernah dilakukan kerjasama dengan industri Kalla Kakao Indonesia yang ada di kecamatan Ranomeeto.

Namun dia menilai, kerjasama dengan perusahaan itu hanyalah salah satu wujud dari sekian banyak tugas pemerintah dalam memfasilitasi masyarakat dan pengusaha di sektor pengembangan kako ini.

Kata dia, tantangan terberat saat ini adalah menjaga ketersediaan pasokan agar harga komoditas itu tetap stabil, walau mengalami tekanan inflasi atau krisis keuangan lainnya.

“Misalnya kadar airnya. Kenapa harus turun dan kakaonya dibeli murah, Nah inilah yang kita ingin tau,” imbuhnya.

Selain itu, kata Sjarif, masalah yang kini dihadapi masyarakat adalah terkait ketersediaan jalan usaha tani serta jaringan yang memadai untuk megembangkan produksi kakao.

Meski begitu, pihaknya telah mengkoordinasikan hal itu dengan BAPPEDA setempat untuk mencari jalan keluarnya. (C)

 

Reporter : Erik Prabowo
Editor : Abdul Saban

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini