Penderita Diare di Mataoleo Bartambah, P2P Bombana Lakukan Investigasi

131
Penderita Diare di Mataoleo Bartambah, P2P Bombana Lakukan Investigasi
P2P - Survey tim penanggulangan dan pencegahan penyakit (P2P) di wilayah Kecamatan Mataoleo, Bombana dalam menuntaskan kasus penyakit diare. (MUHAMMAD JAMIL/ZONASULTRA.COM)

ZONASULTRA.COM, RUMBIA – Jumlah penderita penyakit diare di Kecamatan Mataoleo, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra) mengalami peningkatan. Jika sebelumnya jumlah penderita mencapai 27 orang dan satu di antaranya meninggal dunia, kini terus bertambah menjadi 32 orang .

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Bombana, Andi Ira Angraeni mengklaim, tingginya jumlah penderita muntaber di desa Lora, Mataoleo tersebut lantaran minimnya perilaku hidup bersih dan sehat.

” Jumlah penderita diare bertambah, sehingga kami dari tim Penanggulangan dan pencegahan penyakit (P2P) langsung meninjau lapangan. Kami melihat banyak sumber yang menimbulkan wabah penyakit, khususnya diare di wilayah itu,” cetus Ira di Rumbia, Kamis (8/11/2018).

Solusinya, lanjut ibu muda ini, pihaknya telah melakukan pengobatan terhadap warga yang terserang penyakit diare, dan semua berhasil disembuhkan. Hanya saja, penderita lain pun menyusul dan juga telah ditanggulangi.

Ira membeberkan bahwa kebanyakan masyarakat di Mataoleo hanya menampung air tanpa dimasak, dan dimasukkan ke galon atau jerigen. Belum lagi pipa yang berlumut dan jalanan berdebu mempengaruhi kebersihan air yang di konsumsi warga.

Selain itu, di kolong rumah warga ditemukan banyak sampah berserakan dan genangan air akbat dari air laut yang pasang.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Bombana, dr. Sunandar menambahkan, pihaknya telah melakukan upaya pencegahan penyakit diare di wilayah Mataoleo. Lanjut dia, Pemda telah menginstruksikan kepada seluruh tim P2P, jajaran kepala desa dan pemerintah kecamatan melibatkan Bhabinkamtibmas guna menuntaskan kasus penyakit tersebut.

Hasilnya, sejak awal pekan ini, tidak ada lagi penderita baru yang ditemukan di lingkungan Kecamatan Mataoleo.

” Awalnya hanya 27 orang saja yang terserang diare, dua orang mengalami kritis dan seorang bayi meninggal. Tapi, setelah dilakukan survey sekaligus pencegahan penyakit, kita perhatikan sudah beberapa hari ini tidak ada lagi warga yang mengeluh,” kata Sunandar.

Ia berharap ke seluruh pemerintah desa di kecamatan Mataoleo lebih inten memperhatikan kondisi lingkungan warganya. Sebab, jika masih diabaikan , maka penderita penyakit diare akan kembali bermunculan. (B)

 


Kontributor : Muhammad Jamil
Editor : Kiki

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini