Perawat Kamar Bedah di Sultra Kini Miliki Wadah untuk Kembangkan Kemampuan

293
Perawat Kamar Bedah di Sultra, Kini Miliki Wadah untuk Kembangkan Kemampuan
SEMINAR HIPKABI - Pengurus Pusat Himpunan Perawat Kamar Bedah Indonesia (HIPKABI) menggelar seminar dan pelantikan Pengurus Hipkabi Sultra periode 2016-2021 yang diselenggarakan di Aula Hotel Zahra Kota Kendari, Minggu (11/12/2016). (KASMAN/ZONASULTRA.COM).
Perawat Kamar Bedah di Sultra, Kini Miliki Wadah untuk Kembangkan Kemampuan
SEMINAR HIPKABI – Pengurus Pusat Himpunan Perawat Kamar Bedah Indonesia (HIPKABI) menggelar seminar dan pelantikan Pengurus Hipkabi Sultra periode 2016-2021 yang diselenggarakan di Aula Hotel Zahra Kota Kendari, Minggu (11/12/2016). (KASMAN/ZONASULTRA.COM).

 

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Pengurus Pusat Himpunan Perawat Kamar Bedah Indonesia (HIPKABI) menggelar seminar sekaligus melantik pengurus HIPKABI Sultra periode 2016-2021 di aula Hotel Zahra Kendari, Minggu (11/12/2016). Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Ketua Pengurus Pusat HIPKABI Anthoneta Paliama mengatakan, HIPKABI Sultra akan menjadi suatu wadah yang mempunyai kapasitas dalam pengembangan ilmu dan pengetahuan, khususnya di dalam keperawatan perioperatif.

Dia menambahkan, para perawat yang ada di wilayah Sultra mampu melayani dan memberikan pelayanan kepada pasien sesuai dengan kompetensi dan juga melakukannya secara profesional sehingga perawat di Sultra mempunyai standar yang sama dengan perawat-perawat lain di seluruh Indonesia.

Menurutnya, dengan adanya pelantikan ini, HIPKABI Sultra dapat mengumpulkan semua perawat-perawat bedah yang ada di Sultra, agar mampu mengembangkan potensi mereka baik dalam ilmu, skill, maupun juga attitude-nya.

“Saya berharap agar layanan keperawatan kamar bedah di wilayah Sultra akan lebih baik dari yang sebelumnya,” ujar Anthoneta.

Sementara itu, Ketua HIPKABI Sultra Herna Halim mengatakan, HIPKABI ini dibentuk sebagai wadah perkumpulan perawat kamar bedah untuk meningkatkan ESDM di dalam kamar bedah. “Kita harus meragamkan standarisasi karena perawat kamar bedah sebenarnya harus mempunyai aspek legalitas,” ujar Herna.

Menurut dia, perawat kamar bedah bukan perawat yang keluar dari sekolah keperawatan dan langsung bekerja di kamar operasi. Akan tetapi ada ketentuan-ketentuan khusus dan itu dilalui dengan kegiatan pelatihan selama empat hari dan mempunyai sertifikat.

Dengan terbentuknya HIPKABI Sultra pihaknya berharap agar perawat-perawat di kamar bedah mempunyai nilai lebih agar masyarakat tahu bahwa perawat kamar bedah itu beda dengan perawat-perawat lain.

“Karena perawat kamar bedah berstandarisasi dan standarisasi itu adalah harga mati,” ungkapnya. (B)

 

Reporter: Kasman
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini